kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

2018 jadi gelombang kedua bisnis rintisan


Jumat, 22 Desember 2017 / 16:04 WIB
2018 jadi gelombang kedua bisnis rintisan


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis rintisan (startup) di Indonesia kian berkembang, terutama dari sejumlah sektor seperti dari bisnis marketplace, transportasi, dan travel.

Shinta Witoyo Dhanuwardoyo, pendiri dan Chief Executive Officer (CEO)  PT Bubu Kreasi Perdana yang juga sebagai angel investor mengatakan, perkembangan yang ada saat ini merupakan gelombang pertama bisnis rintisan. Startup marketplace, transportasi, dan travel tersebut telah mencuat ke permukaan dan sangat dominan.

Setelah perkembangan gelombang pertama ini, Shinta memperkirakan akan banyak hal menarik yang akan terjadi ke depan. "Akan ada gelombang kedua yang siap datang," katanya pada Kontan.co.id, Jumat (22/12).

Tahun 2018 ada kemungkinan startup dengan predikat unicorn akan jarang muncul. Pasalnya, saat ini ada gap yang cukup besar antara startup besar tersebut dengan para startup menengah di Indonesia.

Untuk mempercepat pertumbuhan, sebuah startup membutuhkan pendanaan dari investor, baik yang berupa angel investor maupun venture capital. Menurut Shinta, secara umum ada tiga hal yang akan diperhatikan oleh para venture capital sebelum berinvestasi pada sebuah startup yaitu harus memiliki tim yang kuat, memiliki bisnis dengan pasar yang cukup besar, dan produk yang dihasilkan bisa berfungsi dengan baik.

Namun sayangnya, Shinta melihat tiga hal tersebut sering kali sulit dinilai apabila startup tersebut masih dalam tahap awal pengembangan. Oleh karena itu, venture capital ataupun angel investor lebih memperhatikan kepribadian dari founder startup saat ingin melakukan memberikan investasi pada tahap awal.

Dia mengatakan, bisnis rintisan memiliki potensi yang cukup besar karena Indonesia adalah negara dengan banyak sekali masalah dan aktivitas yang kurang efisien yang menanti untuk diselesaikan.

Shinta sudah lama berperan sebagai angel investor di banyak startup. Ada banyak perusahaan rintisan yang sudah dia danai, namun sebagian besar
tidak bisa bertahan. Startup yang dia danai yang masih eksis saat ini ada lima startup. 

Pada akhir 2015 Shinta membentuk klub angel investor yang dinamakan Angel-eQ Network. Awalnya, jaringan angel investor tersebut terdiri dari 15 pengusaha pendiri, antara lain Adi Sariaatmadja (SCTV Group), Budi Sadikin (mantan Dirut Bank Mandiri), Emil Abeng, Erick Thohir (pemilik Mahaka Group), Erik Meijer, Harry Nugraha, dan Tony Fernandes (CEO Air Asia).

Namun, Shinta mengungkapkan, format Angel-eQ Network saat ini sudah mengalami perubahan. Lantaran perubahan tersebut, dirinya belum bersedia menjelaskan perkembangan startup yang mereka danai dan rencana ke depannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×