kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,64   -18,87   -2.02%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kebun kiwi bukan lagi monopoli petani China (1)


Selasa, 24 November 2015 / 15:08 WIB
Kebun kiwi bukan lagi monopoli petani China (1)


Reporter: Jane Aprilyani, Rani Nossar | Editor: Tri Adi

Bagi sebagian masyarakat di Indonesia, buah kiwi sudah tidak asing lagi. Banyaknya manfaat kiwi bagi kesehatan tubuh, membuat buah asal China ini disukai berbagai kalangan. Wajar, banyak masyarakat yang membudidayakan buah kiwi. Pembudidaya bisa raup omzet Rp 50 juta per bulan.  

Kiwi. Nama buah yang satu ini memang mirip salah satu spesies burung endemik asal Selandia Baru. Tak salah, jika mendengar namanya, masih banyak orang  beranggapan bahwa kiwi adalah jenis burung, bukan buah-buahan.

Namun, bagi sebagian masyarakat di Indonesia, buah kiwi sudah tidak asing lagi di telinga. Banyaknya manfaat kiwi bagi kesehatan tubuh manusia, membuat buah asal China ini disukai oleh berbagai kalangan.

Kulit buah kiwi yang berambut mengandung antioksidan tinggi dan tiga kali lebih banyak daripada dagingnya. Manfaat kandungan antioksidan yang tinggi itu, antara lain, untuk obat antikanker, antiperadangan, alergi, dan melawan bakteri.

Selain kulitnya, daging buah kiwi juga berkhasiat untuk menurunkan hipertensi. Dus, jangan heran, jika buah yang memiliki nama latin Actinidia deliciosa ini, bernilai ekonomis.

Di pasaran dalam negeri, harga buah kiwi sudah mencapai Rp 44.000 hingga Rp 48.000 per kilo gram (kg). Wajar, jika banyak masyarakat di tanah air yang kepincut membudidayakan buah kiwi.   

Salah satunya adalah Yuni Kemal dari Tangerang, Banten. Yuni menjalankan bisnis penjualan aneka bibit tanaman dan buah dengan bendera usaha Pesona Agro Nursery sejak tahun 2010.

Menurut Yuni, dalam beberapa tahun terakhir, bibit tanaman kiwi banyak dicari pelanggan lantaran buahnya memiliki banyak khasiat bagi kesehatan. "Bibit tanaman kiwi banyak dibeli pedagang buah atau orang yang hobi budidaya," ujarnya.

Pada umumnya, ada dua jenis buah kiwi, yakni berwarna kuning dan hijau. Nah, Yuni menjual bibit tanaman kiwi yang daging buahnya berwarna kuning atau jenis golden kiwi.

Menurut Yuni, kiwi dengan daging buah berwarna kuning tidak memiliki serabut bulu di kulitnya. Ini berbeda dengan kiwi hijau yang punya rambut di kulit buahnya.

Yuni menjual bibit kiwi  dengan harga bervariasi. Untuk bibit kiwi dengan tinggi 30 sentimeter (cm) dipatok Rp 75.000 dan 50-60 cm Rp 100.000 per pohon.

Yuni mengklaim, dalam sehari, ia menjual hingga 500 bibit pohon kiwi. Dari penjualan itu, ia mengaku bisa meraup omzet lebih dari Rp 50 juta per bulan.

Pembudidaya buah kiwi lainnya adalah Suryani Syarifah asal Jawa Barat. Ia mulai membudidayakan kiwi sejak akhir 2013 di Desa Agasari, Cihideung. Menurut Syarifah, kiwi bukan tanaman yang sulit dibudidayakan. Buah kiwi bisa dipanen setiap dua bulan sekali.

Kiwi secara komersial memang baik untuk dibudidayakan, karena dapat menghasilkan beberapa ton per hektare. Karena itu, sekali panen, Syarifah bisa menghasilkan 1 ton buah kiwi. Dari hasil panen tersebut, ia bisa meraup omzet hingga Rp 40 juta.      

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×