kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Patung yang terimpit harga dan pasokan batu (5)


Kamis, 26 Agustus 2010 / 10:03 WIB
Patung yang terimpit harga dan pasokan batu (5)


Reporter: Anastasia Lilin Y (Magelang) | Editor: Tri Adi

Batu andesit menjadi satu-satunya bahan baku para pemahat patung di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Lantaran mengandalkan bahan yang ada di alam, lambat-laun ketersediaan batuan ini menipis. Apalagi sejak ada larangan penambangan batu memakai mesin, sehingga menghambat perkembangan usaha.

Salah satu keistimewaan patung-patung batu buatan para pemahat di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, terletak pada bahan bakunya. Mereka memakai bahan baku sangat khusus, yakni batuan vulkanik beku alias batu andesit.

Sabarudin, salah seorang pemahat di sentra ini, menyebut, pemilihan batu andesit lantaran teksturnya yang tidak terlalu keras tapi juga tak gampang pecah. Pemilik Sanggar Argo Selo di Jalan Raya Muntilan-Magelang ini mengaku pernah mencoba memakai bebatuan lain, seperti batu kali. Tapi hasilnya tak bagus karena batunya terlalu keras. "Batu andesit paling pas untuk dipahat," imbuhnya.

Masalahnya, pasokan bahan baku berupa batu andesit, terutama yang berukuran besar, mulai sulit. Sabarudin menduga, keputusan pemerintah yang melarang penambangan batu memakai mesin atau alat berat menjadi penyebabnya.

Dulu, penambang batuan andesit di sejumlah desa di Kecamatan Dukun adalah perusahaan penambang besar. Mereka menambang batu dan pasir di lereng Gunung Merapi menggunakan alat modern. Aktivitas ini dianggap merusak keseimbangan alam. "Sekarang hanya boleh menambang manual," kata Sabarudin.

Pemilik Gama Stone Art Shop, Elis Widayati, sependapat dengan dugaan Sabarudin. Perempuan berusia 50 tahun ini bilang, usahanya cukup terpengaruh sejak penerbitan larangan tersebut. "Sulit untuk mendapat batu berukuran besar," ujarnya.

Dengan peralatan modern, pengambilan batu yang tinggi dan besar bisa dilakukan dengan mudah. Tiap hari, penambang dapat mengangkut ribuan batu.

Kondisi ini bertolak belakang jika penambangan secara manual. Selain memakan waktu lebih lama, tentu tak mudah menambang batu andesit jumbo jika hanya memakai peralatan seadanya, seperti linggis.

Alhasil, sejak setahun lalu, menurut Elis, para pemahat batu mulai saling berebutan jika menemukan batu besar di kalangan penjual batu. Kesulitan mendapat batuan besar menyebabkan harga pembelian jadi turut terdongkrak naik.

Elis bercerita, dia mendapat pesanan 32 patung Dewi Kwan Im setinggi 2,5 meter dari salah seorang suhu di Palembang, Sumatera Selatan. Tapi, dia terpaksa menolak pesanan tersebut karena harga beli batu 2,5 meter melonjak sangat tinggi. "Dulu harganya Rp 1,5 juta, tapi sekarang Rp 5,5 juta," tukas dia.

Supriyatno, pria yang dipercaya menjaga Galeri Zenvin milik Zaenal ini, merasakan masalah serupa. "Setahun belakangan ini harga beli batu cenderung naik," katanya.

Namun, para pemahat hanya bisa pasrah dengan keadaan tersebut. Ketiganya mengakui pelarangan dari pemerintah itu ada kaitannya dengan masalah pengikisan tanah dan longsor yang sering terjadi di lereng Gunung Merapi.

Beberapa tahun ini, larangan aktivitas penambangan pasir di lereng Gunung Merapi menjadi isu yang hangat diperbincangkan. Hal ini berangkat dari usulan pemerintah yang ingin mendirikan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), sebagai langkah untuk menekan kerusakan lingkungan di sekitar area ini.

Gaung TNGM yang sudah mencuat sejak 2001 tersebut menuai protes dari berbagai pihak. Luas TNGM yang meliputi empat kabupaten yakni Magelang, Klaten, Boyolali dan Sleman mencapai 6.140 hektare (ha). Wilayah Kabupaten Magelang yang masuk kawasan TNGM adalah Desa Kemiren dan Desa Ngargosoko di Kecamatan Dukun, serta Desa Ngablak di Kecamatan Srumbung.

Kabarnya, surat keputusan penetapan TNGM telah terbit sejak tahun 2004 melalui beleid SK Menteri Kehutanan Nomor 134/Menhut-II/ 2004. Tapi, tampaknya perdebatan masih terus berlangsung hingga kini. Perdebatan tersebut melibatkan banyak pihak mulai dari masyarakat, para wakil rakyat, lembaga swadaya masyarakat (LSM), ilmuwan, serta pemerintah daerah.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×