kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pupuk dan air jadi kebutuhan utama nilam (2)


Senin, 08 Februari 2016 / 17:25 WIB
Pupuk dan air jadi kebutuhan utama nilam (2)


Reporter: Elisabeth Adventa, Jane Aprilyani | Editor: S.S. Kurniawan

Budidaya nilam tidak terlalu sulit. Tanaman  dengan nama latin Pogostemon cablin ini cocok dikembangkan di lahan dengan ketinggian antara 40 meter di atas permukaan laut (mdpl)–1.400 mdpl.

Tanaman nilam bisa dikembangkan dengan sistem stek yang diambil dari batang atau cabang yang sudah mengeras di bagian tengah.

Setelah dilakukan penyetekan, siapkan bedengan persemaian dengan ukuran lebar 1,5 meter (m), tinggi 30 sentimeter (cm), dan panjang tergantung kebutuhan. Ada pun parit dibuat selebar 30 cm40 cm dan dalamnya 50 cm.

Tanah bedengan diolah sampai gembur dicampur pasir dengan perbandingan 2:1. Selanjutnya diberi pupuk kandang matang yang telah dicampur Natural GLIO (1 sachet Natural GLIO + 25-50 kg pupuk kandang).

Buat naungan menghadap ke timur dengan ketinggian 180 cm timur dan 120 cm barat, letakkan daun kelapa atau alang-alang di atas para-para.

Stek ditanam posisi miring, bersudut 450 sedalam 10 cm dan jarak tanam 10 x 10 cm. Setiap lubang ditanami 2-3 setek, sebagai cadangan jika ada yang mati. Setelah umur tiga sampai empat minggu, bibit sudah siap dipindahkan ke lapangan. 

Butuh enam sampai tujuh bulan dari waktu awal menanam hingga panen. Di fase selanjutnya bisa panen setiap tiga bulan sekali. 

Budi Handoyo, seorang pebudidaya nilam asal Tangerang Selatan, Banten, mengatakan, pemberian pupuk dilakukan hanya dua kali. Yakni, saat awal menyemai bibit dan sesaat setelah panen untuk menjaga kesuburan tanah.

“Selain pupuk, yang penting diperhatikan itu masalah air. Tanaman nilam tak bisa dibiarkan kering begitu saja," jelas Budi. Menurutnya, bila kekeringan tanaman nilam bisa gagal panen.

Soal hama, musuh utama tanaman ini adalah ulat pengerek batang dan belalang. Ulat bisa membuat batang menjadi keriting dan belalang membuat daun nilam menjadi bolong-bolong. "Tapi, kan, kita menjual dalam kondisi kering, jadi tidak berdampak, mau bolong juga tidak apa-apa. Yang penting ada air, jangan sampai kekeringan,” ucapnya.

Saat panen, batang nilam dibabat sepertiganya, ditinggal untuk bibit baru. Budi Kusumo, pebudidaya lainnya, menambahkan, saat menyemai bibit dengan sistem stek, perlu dibuatkan jalur air dan gundukan untuk mencegah air menggenangi stek agar tidak busuk.

Jika stek batang sudah berumur satu minggu dan terlihat pertumbuhan tunas, penyiraman bibit harus dilakukan dua kali dalam sehari. Setelah umur tiga minggu sampai empat minggu, bibit sudah siap dipindahkan ke lapangan. "Penyiraman tetap harus rutin dilakukan karena nilam butuh air," katanya.        

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×