kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sabran melempar batu alam hingga seberang lautan


Selasa, 02 November 2010 / 09:40 WIB
Sabran melempar batu alam hingga seberang lautan
ILUSTRASI. Tiga Pilar Sejahtera


Reporter: Rizki Caturini | Editor: Tri Adi

Batu fosil merupakan batu yang dibentuk sendiri oleh alam. Usianya mencapai ribuan bahkan jutaan tahun. Bagi komunitas pecinta batu, batu alam dan batu fosil layaknya sebuah harta karun. Sabran yang puluhan tahun menjadi pebisnis batu ini, salah satunya. Ia bisa meraup duit miliaran rupiah dari usaha berjualan batu.

Profesi sebagai penjual batu alam dan batu fosil tak mudah dijalani. Butuh pengetahuan dan ilmu mendalam tentang batu-batuan agar bisa menentukan kualitas batu, sebelum bisa menjalani profesi ini.

Sabran salah seorang penjual batu fosil ini. Melalui usahanya, Borneo Batu Alam, pria yang kerap dipanggil Bran ini menjalani profesi warisan para leluhur. "Saya asli dari Kalimantan Selatan, sumberdaya alam berupa batuan berharga sangat melimpah di sana," ujarnya.

Tak heran, pengetahuannya mengenai kualitas batu alam dan batu fosil sudah begitu terasah sejak kecil. Menurut dia, pengetahuan itu banyak didapat dari pengalaman. Semakin lama seseorang mengamati batu-batuan, maka intuisinya menilai batu alam berkualitas baik kian teruji. Maklum, batu alam di dunia memiliki ribuan jenis.

Batu dengan bentuk sama belum tentu setara kualitasnya. Pembandingnya adalah tingkat kekerasan batu, warna, dan faktor lain. Di Indonesia, jenis batu alam yang kerap dijadikan komoditas usaha adalah jenis kecubung dan akik.

Menurut Bran, permintaan dua jenis batu alam ini termasuk tinggi karena kaum lelaki di Indonesia suka memakainya sebagai hiasan cincin maupun kalung. Pria berusia 45 tahun ini juga menjual berbagai batu fosil. Proses alam yang membentuk kayu menjadi batu fosil membutuhkan waktu hingga ratusan, ribuan bahkan jutaan tahun.

Karenanya, harga jual batu-batuan fosil mencapai jutaan hingga ratusan juta rupiah. Bahkan, Bran mengaku, pernah menjual batu alam seharga Rp 1 miliar. "Semua itu tergantung dari kualitas batu dan ukuran," katanya.

Dia mencari batu akik dan kecubung di Kalimantan. Adapun batu fosil dia dapat dari Sukabumi dan Tasikmalaya serta beberapa daerah Jawa Tengah.

Meski pedagang batu alam sangat banyak, Bran mengklaim kualitas batunya lebih unggul. "Terkadang ada batu berkualitas bagus, namun tidak tahu akan dibuat apa. Nilai seni batu itu jadi tak kentara," katanya.

Selain menjual langsung, Bran sering mengikuti pameran untuk memasarkan batunya. Maklum, batu alam dan fosil adalah produk koleksi sehingga peminatnya terbatas. Beberapa negara yang kerap memesan batu alam darinya adalah dari China dan Inggris. Dalam sebulan, dia menerima dua kali order.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×