kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sukses jadi perajin uang logam panca datu (1)


Jumat, 25 Juli 2014 / 13:53 WIB
Sukses jadi perajin uang logam panca datu (1)
ILUSTRASI. Promo KFC di HUT BCA 66 Tahun isi 6 ayam goreng KFC dengan harga spesial


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Rizki Caturini

Lahir dan tumbuh di Pulau Dewata Bali yang sangat kental dengan unsur budaya dan kerajinan tangan, membuat I Gede Surya Atmaja tidak asing lagi dengan dunia tersebut. Cukup banyak jenis kerajinan yang dihasilkan oleh para perajin hebat di Bali seperti patung, pahatan batu, anyaman logam dan lainnya.

Sementara, laki-laki asal Klungkung, Bali ini memilih untuk menekuni kerajinan logam sejak 2005. Dia beralasan, kala itu harga emas dan perak semakin meningkat sehingga menggeluti kerajinan logam dianggap cukup prospektif.  

Laki-laki yang lebih akrab disapa Gede ini memproduksi kerajinan logam berupa uang logam berjenis panca datu. Uang ini banyak digunakan untuk upacara keagamaan umat Hindu seperti upacara Ngaben, ruwatan desa, membangun pura dan lainnya.

Dia merogoh kocek dari tabungannya sendiri sekitar Rp 25 juta untuk memulai usaha. Dengan uang itu, dia mendapatkan empat mesin produksi. Pada masa awal produksi, dia dibantu dua orang karyawan. Dalam tiga hari, dia mampu memproduksi sekitar 10.000 keping uang logam panca datu.

Tidak berselang lama, usahanya semakin berkembang. Gede mendapatkan dana hibah dari dinas tenaga kerja setempat sebesar Rp 80 juta untuk pengembangan usaha. Dari situ, dia bisa menambah mesin hingga mempunyai 16 mesin untuk produksi. Kini, jumlah produksinya menjadi 30.000 keping per tiga hari.

Dalam sebulan, dia dapat memproduksi uang logam panca datu sebanyak 300.000 keping. Karena hanya digunakan untuk umat Hindu, konsumen paling besar berasal dari wilayah Bali. "Ada sedikit  kirim ke wilayah Jawa, tapi jarang hanya kalau ada upacara keagamaan," tambahnya.

Selain melayani konsumen ritel, Gede juga melayani permintaan agen. Hingga saat ini, dia sudah bekerjasama dengan lima agen yang berlokasi di Bali.
Ayah empat anak ini membanderol harga uang logamnya seharga Rp 800 per keping. Rata-rata, satu konsumen membeli dalam jumlah besar sekitar 1.500 keping hingga 2.500 keping, bahkan bisa lebih.

Untuk dapat memperluas pasar hingga mancanegara, Gede membuat produk aksesori dari logam seperti patung dari anyaman logam, hiasan pintu dan lainnya. Dia mulai mengembangkan aksesori logam pada tahun 2010. Dalam sebulan, dia hanya bisa menghasilkan tujuh hingga delapan produk, karena proses anyam logam dan pahatan aksesorinya cukup rumit. Produknya kini sudah melenggang di pasar seni Prancis, Swiss, dan Singapura. Dari penjualan uang logam dan kerajinan aksesori logam, Gede mampu meraup omzet ratusan juta rupiah per bulan.           n

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×