kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Andalkan online, Kim Pangestu raih sukses dengan Nomz Kitchen


Jumat, 09 Februari 2018 / 11:30 WIB
Andalkan online, Kim Pangestu raih sukses dengan Nomz Kitchen


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Harus kembali ke tanah air karena urusan keluarga, Kim Pangestu pun menantang dirinya membuka usaha rintisan dibidang kuliner. Ia memilih bidang ini karena sesuai dengan keahliannya membuat pastry.

Keputusan ini sengaja Kim ambil karena dia merasa tak punya banyak teman. Maklum, Kim banyak menghabiskan waktunya di Australia. Di sana, dia bermukim selama 15 tahun.

Tak langsung membuka gerai, awalnya mengandalkan penjualan lewat online. Gayung bersambut, belum genap setahun, dia berhasil membuka gerai Nomz Kitchen di Grand Indonesia.

Asal tahu saja, usaha ini dia rintis bersama sejumlah rekannya. Salah satunya, Chef Arnold Purnomo.

Sesuai dengan kemampuannya, Kim mengurus seluruh produk dessert. "Dalam sebulan total produksinya berbeda-beda setiap jenisnya, tapi total lebih dari 1000 pieces," katanya.

Ada sekitar 60 orang yang membantunya produksi. Mengutamakan bahan baku berkualitas plus teknik pembuatan tersendiri, Kim mematok kuenya mulai Rp 5.000 per potong. Harga kue juga disesuaikan pesanan konsumen.  

Menyajikan makanan bergaya barat dengan adaptasi rasa lokal, Kim tak harus menggunakan bahan baku impor untuk membuat kuenya. Perempuan berusia 27 tahun ini mengatakan sekitar 70%–80%  bahan baku yang dia pakai adalah bahan lokal. Dia mengakui, kualitas bahan lokal itu tidak kalah dengan barang luar negeri. "Saya kurang suka menggunakan barang impor takutnya nanti kena lampu merah," jelasnya.   

Selain menyasar konsumen ritel, dia juga membidik konsumen korporasi. Kim menuturkan banyak mendapat pesanan untuk menyediakan kudapan dan makanan untuk acara yang digelar oleh suatu perusahaan.

Tak seperti usaha pada umumnya, saat merintis Nomz Kitchen, Kim mengaku tak sempat mendesain promosi khusus. Semuanya mengalir begitu saja hingga dikenal konsumen. Setelah pasar terbentuk, dia menggunakan Instagram, Blogger, Majalah, dan Televisi untuk membangun brand image usahanya.     

Otak-atik resep agar sesuai cita rasa Indonesia

Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang kemudian. Pepatah ini pas untuk menggambarkan perjuangan Kim Pangestu membesut Nomz Kitchen.  

Di awal usahanya, Kim harus berhitung dengan waktu. Sebab, dia harus mengerjakan semuanya sendiri, mulai dari belanja bahan, baking hingga pengantaran ke konsumen.

Tak hanya itu, bekal keahlian dan pengalaman sebagai chef pastry di  Australia rupanya belum  cukup untuk membawa laju bisnis Kim bergerak cepat. Kue-kue buatannya memang nampak cantik, namun rasanya kurang pas dengan lidah orang Indonesia.

Tak putus asa, Kim terus berkreasi mengotak-atik resep. Ia ingin sajiannya benar-benar pas dengan citarasa orang Indonesia. Dia pun dengan senang hati menampung komplain konsumen, karena keluh-kesah konsumen bisa menjadi bahan untuk menyesuaikan resep.

Tidak hanya itu, anak ketiga dari tiga bersaudara ini juga menambah varian kuenya. Tak hanya pastry dan eclair, Kim juga meracik bolu. Alasannya, orang Indonesia sangat suka dengan kue bolu sehingga mau tidak mau dia harus menghadirkan produk tersebut agar dapat menarik perhatian konsumen.

Asal tahu saja, Kim merintis usahanya saat diminta kembali ke tanah air oleh keluarganya. "Saat itu mama sedang sakit jadi saya diminta untuk pulang," ceritanya.

Belum genap setahun membuka usaha kuliner online, dia bersama lima orang rekan sesama ahli masak bersepakat untuk membuka usaha bersama dengan nama Nomz Kitchen. Modalnya pun didapat dari kocek pribadi "Modal patungan dan jumlahnya cukup besar," jelasnya.

Seluruh dana tersebut digunakan untuk menyiapkan dapur pusat yang berada di wilayah Kuningan, Jakarta Selatan, juga peralatan, bahan baku, dan biaya sewa gerai untuk restoran.

Sampai kini, Kim masih  rutin memulai aktivitasnya dari pukul 05.00 WIB untuk produksi dan pukul 10.00 WIB dia pergi ke toko untuk melakukan cek and ricek tata letak kue-kue. Namun, pelan-pelan, dia juga mendelegasikan beberapa pekerjaannya kepada karyawan seiring dengan makin padatnya kegiatan bisnis.                    

Perkuat sistem manajemen agar bisnis langgeng

Bagi seorang pengusaha, selain pemasaran dan produksi, sumber daya manusia (SDM) juga kerap menjadi masalah utama. Kim Pangestu juga menghadapi masalah ini. Tak heran, saat awal-awal berdiri, dia juga ikut terjun ke dapur dan toko untuk memastikan semua lini bisnis berjalan baik.  

Lim mengaku sangat sulit menemukan karyawan yang konsisten dan berkualitas. Namun, dengan berjalannya waktu, persoalan SDM dapat dikendalikan. Saat usahanya semakin besar, dia pun lantas fokus pada kualitas dan menciptakan sistem manajemen yang baik dan kuat. "Ini menjadi kunci Nomz mau dibawa kemana," katanya.

Hal inilah yang membuatnya tidak dapat berlama-lama terjun ke dapur untuk membuat aneka kudapan. Maklum, usaha kuliner grade A cukup meriah. Artinya banyak pemainnya sehingga persaingan menjadi ketat.  

Namun, Kim tak risau. Banyaknya pemain justru menandakan bisnis di seputar pastry dan cake ini bergairah. "Kompetitor tidak selamanya hanya menjadi pesaing. Mereka dapat membuat kami untuk terus berkembang," jelas perempuan 29 tahun ini.  

Anak bungsu dari tiga bersaudara ini pun tak berhenti melakukan inovasi produk. Biasanya, untuk menciptakan varian baru, dia membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk menjalani proses trial and error. Dia pun tergolong rajin menyajikan kue baru saat peringatan momen spesial seperti perayaan Natal, Tahun Baru Imlek,dan Idul Fitri.

Untuik menciptakan makanan dengan citarasa unik dan berbeda, Kim biasa mencari inspirasi dari orang-orang sekitar. Selain itu, dia juga rajin mencicipi kudapan  saat menyambangi kota atau negara lain.  

Sebagai ahli pastry dan pengusaha Kim memang dituntut cermat dalam menyajikan makanan. Bersama tim, dia pun selalu melakukan review berkala terhadap jenis kue yang kurang diminati konsumen. Kue-kue tersebut nantinya bakal digantikan dengan kue jenis baru.

Kedepan, Kim bakal terus mengembangkan usahanya dengan tetap menggandeng partner. Dengan partner baru, dia akan membuka gerai donat. Bila tak ada kendala, awal tahun ini, brand baru donatnya siap meramaikan pasar bakery and cake Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×