kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aroma gerai menu durian memudar


Minggu, 05 Agustus 2018 / 13:05 WIB
Aroma gerai menu durian memudar


Reporter: Elisabeth Adventa, Jane Aprilyani, Puspita Saraswati, Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Durian termasuk salah satu buah favorit. Selain menikmati daging durian yang lezat, tak jarang buah ini menjadi salah satu bahan olahan makanan dan minuman. Tak jarang kita bakal menemui jajanan seperti es durian, sop durian, hingga pancake durian dan adonan makanan dan minuman lainnya.

Tak heran bila ada sebagian kalangan yang mencoba menangkap peluang usaha tersebut dengan membuka ragam makanan dan minuman olahan berbasis durian. Tak jarang pula mereka langsung menawarkan kemitraan bisnis dengan tujuan mempercepat ekspansi bisnis.

KONTAN pernah mengulas sejumlah tawaran kemitraan usaha menu olahan durian lebih dari satu tahun yang lalu. Nah, tidak ada salahnya harian ini kembali mereview usaha tersebut untuk melihat perkembangan bisnis kemitraan menu durian.

Hasilnya adalah ada kemitraan yang bisa menambah mitra bisnis, namun ada juga kesulitan mengembangkannya. Untuk lebih lengkapnya simak ulasan berikut ini.

Sop Duran Duren
Usaha besutan Wageningtyas tersebut nampaknya jalan ditempat. Pasalnya, dari bulan Januari sampai dengan Juni 2018 ini hanya ada 10 mitra baru yang bergabung. Lokasinya pun tersebar di Cibubur, Cibitung, Bengkulu, Palu, dan beberapa kota lainnya.

Dari data pribadinya, total mitra yang bergabung sejak empat tahun lalu sampai sekarang berjumlah sekitar 140 mitra. Namun jumlah mitra yang aktif ternyata hanya sekitar 30%-nya saja, atau sekitar 42 mitra saja.

Bila dibandingkan dengan ulasan KONTAN sebelumnya pada tahun 2017 lalu, total gerai mitra yang dibuka masih sekitar 70 unit. "Memang ada yang masuk dan ada yang tutup gerai dengan alasan beragam. Seperti sulitnya mencari lokasi berjualan khususnya diwilayah perkotaan yang mempunyai banyak peraturan," katanya kepada KONTAN, Kamis (26/7).

Meski begitu, dia optimistis  bisnis durian tidak akan pernah mati. Lantaran buah ini sudah mempunyai penggemar dan pasar sendiri.

Untuk mengundang minat konsumen baru dan membuat pelanggan lama tetap setia, Wageningtyas rajin membuat inovasi produk berbasis durian. Seperti membuat kebab durian, nugget durian, dan yang lainnya.

Kini total menu yang dijual oleh gerai Sup Duran Duren ada 12 macam dengan tiga pilihan ukuran yaitu pas, mantap, dan puas. Sebelumnya, dia hanya menjual menu sop durian saja.

Menyasar konsumen kelas menengah, harga produknya masih dipatok sama seperti tahun lalu yaitu mulai dari
Rp 12.000 sampai Rp 23.000 per porsi.

Meski bisa mengembangkan menu, toh, Wageningtyas masih menemui kendala dalam bisnis ini. Yakni soal kesulitan mengawasi kualitas bahan baku yang ada di setiap gerai milik mitra. Pasalnya, banyak mitra yang sudah tidak lagi mengambil durian dari pusat. "Kesulitan lainnya adalah bisa memastikan mitra menjalankan usaha sesuai dengan SOP (standar operating procedure)  yang sudah kami buat," tambahnya.

Namun, apabila ada calon mitra yang berminat, dia tetap membuka kerjasama kemitraan dengan nilai investasi yang masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Yakni mulai dari Rp 6,9 juta sampai dengan Rp 12,9 juta.

The Durenholic

Pelaku usaha lainnya adalah Dian Sosiowati asal Bogor,  bersama sang suami merintis The Durenhoic. Berdiri sejak tahun 2013, The Durenholic menawarkan kemitraan sejak Januari 2016. Saat diulas KONTAN, Maret 2016, The Durenholic sudah memiliki tujuh gerai. Lima gerai adalah milik mitra dan dua gerai milik pusat.

Dian mengatakan sudah setahun belakangan The Durenholic tidak lagi menawarkan kemitraan. Alasannya karena banyak kesibukan yang harus dijalankan, baik dari pihak mitra maupun dari pihak pusat. "Sejak tahun 2017, sudah tidak lagi menawarkan kemitraan usaha. Namun mitra lama tetap jalan. Ada beberapa mitra juga yang sudah berhenti," ujarnya.

Kini, The Durenholic bertahan dengan empat gerai saja di sekitar Bogor, Jakarta dan Tangerang. Satu gerai merupakan milik pusat dan tiga gerai adalah milik mitra lama. Menurut Dian tren durian sudah tidak secerah dulu.

Kini, kuliner olahan durian mulai ditinggalkan dan tergantikan dengan kuliner lain.  "Saya rasa trennya sudah redup, tidak seperti dulu lagi. Jadi itu juga alasan lain kemitraan The Durenholic saya stop. Peminat olahan durian tidak seramai dulu," ungkap Dian.

Ia menjelaskan paket kemitraan terakhir yang ditawarkan ada empat, yakni paket Rp 4,5 juta, paket Rp 11 juta, paket Rp 30 juta dan paket Rp 45 juta.

Karena sudah tidak menawarkan kemitraan, selain hanya mengoperasikan gerainya sendiri, Dian mengaku kerap menerima pesanan dari berbagai macam acara. Selain itu, ia juga tetap menerima reseller. "Kalau reseller tetap jalan karena tidak terlalu berat ketentuannya. Masih bisa saya pegang. Kalau kemitraan kan tanggungjawabnya lebih besar," tuturnya.

Untuk bisa menjadi reseller The Durenholic, minimal pembelian yakni sebanyak empat lusin produk. The Durenholic menawarkan empat menu andalan, yakni sop durian, kebab durian, pancake durian dan ketan durian. Aneka menu tersebut dibanderol mulai dari Rp 9.000 - Rp 18.000 per satuan menu.

Nah, untuk saat ini, Dian bakal fokus menjalankan bisnis reseller olahan durian. Sejauh ini, belum ada pemikiran yang tercetus untuk kembali membuka program kemitraan, bila ada kemajuan dari bisnis reseller tersebut.

Ia pastikan untuk tahun ini belum akan membuka kembali program kemitraan olahan tersebut tersebut. "Yang jelas tidak tahun ini. Daripada saya paksakan buka kemitraan tapi tidak terurus. Beberapa gerai  mitra juga ada yang vakum karena banyak kesibukan," tukasnya.  

Durian Express

Sejatinya ada satu pebisnis kemitraan olahan durian lagi yang sempat KONTAN wawancarai. Yaitu Durian Express. Sayang, sang pemilik usaha ini, Suharjo tidak bersedia memberikan informasi terkini soal perkembangan kemitraan Durian Express. "Mohon maaf, untuk saat ini kami belum bisa," kata Suharjo kepada KONTAN.

Dalam catatan KONTAN, Suharjo mendirikan usaha ini tahun 2013 dan dua tahun kemudian langsung menawarkan kemitraan. Catatan terakhir, tepatnya pada 2016, total gerai Durian Express ada lima gerai dengan rincian tiga gerai milik pusat dan hanya dua gerai saja milik mitra.

Jumlah dua gerai  mitra itupun cuma bertambah satu gerai dari saat awal menawarkan kemitraan usaha tersebut. Padahal, Suharjo kala itu sudah menurunkan tawaran kemitraan usaha.

Sebelumnya, nilai paket investasi usaha ini adalah Rp 100 juta hingga Rp 150 juta. Lantas direvisi nilainya menjadi Rp 45 juta hingga Rp 75 juta. Langkah tersebut sejatinya untuk bisa mengurangi beban investasi dari para calon mitra. Salah satunya soal biaya sewa tempat yang semakin mahal.

Meski demikian, mitra yang ingin memilih paket investasi Rp 150 juta masih bisa. Dengan catatan si mitra secara ekonomi kuat dan punya lokasi yang strategis.

Adapun periode kerjasama adalah selama empat tahun.  Kemudian ada royalti 2,5% per tahun pada paket investasi Rp 150 juta. Untuk paket investasi Rp 45 juta-Rp 75 juta tak ada biaya royalti. Namun mitra wajib membeli bahan baku dari pusat.                      

Harus berani melakukan inovasi produk

Konsultan Waralaba dari Proverb Consulting, Erwin Halim menilai peluang bisnis dari kemitraan olahan durian saat ini memang tengah menurun dan tidak bergairah lagi dari sebelumnya. Salah satu penyebab, dan juga membuat usaha sejenis kalah bersaing adalah kemunculan produk makanan dan minuman kekinian.

Memang masih ada juga pebisnis yang menjalankan usaha tersebut, tapi tidak semarak sebelumnya. "Bisa jadi usaha tersebut bisa saja tergusur dengan usaha makanan olahan lainnya. Karena produk biasanya terbentuk oleh tren," katanya kepada KONTAN, Jumat (27/7).

Agar tidak tutup, Erwin menyarankan pelaku usaha tersebut memperhatikan kekuatan merek yang sudah dipasarkan ke para konsumen. Semisal semakin aktif memasarkan produk yang bersangkutan. Apalagi media promosi produk semakin gampang dijangkau lewat media sosial dan sejenisnya. Tujuannya jelas supaya konsumen bakal ingat terus dengan produk yang bersangkutan lantaran membentuk pasar adalah hal  yang teramat penting.

Bila hal ini dilakukan pebisnis, maka persoalan tambah gerai bakal mudah dijalankan. Sebab salah satu indikator keberhasilan dari bisnis kemitraan adalah dari jumlah gerai mitra yang didapat. "Inilah pentingnya membuat strategi penambahan gerai bagi mitra," tambahnya.  

Bila ada wilayah yang jenuh secara bisnis, jangan ragu untuk mencari pasar lain seperti di luar Jawa. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah berani berinovasi produk dan menciptakan menu yang baru. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×