kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ashitaba sudah bisa panen ketika pohon berumur satu tahun (2)


Jumat, 22 Juli 2011 / 15:27 WIB
Ashitaba sudah bisa panen ketika pohon berumur satu tahun (2)


Reporter: Dharmesta, Bambang Rakhmanto | Editor: Tri Adi

Perawatan pohon ashitaba tidak boleh menggunakan zat kimia. Untuk menanggulangi serangan hama, pembudi daya pun menggunakan cara manual, yakni dengan cara membuangnya. Satu hal yang menguntungkan, mereka bisa memanen ashitaba mulai umur satu tahun.

Ashitaba berarti daun hari esok. Tanaman yang memiliki nama latin Angelica keiskei ini tumbuh baik di ketinggian 200 kaki dari permukaan air laut. Seorang pembudi daya ashitaba di Lombok Timur, Ruslan Abdul Gani mengaku penanaman ashitaba tidak memerlukan perlakuan khusus.

Menurut pria yang akrab disapa Ulin ini, penanam ashitaba hanya cukup memberinya air dan pupuk supaya tanaman tumbuh besar. "Pupuk yang diberikan adalah pupuk organik, seperti pupuk kandang, sehingga sangat murah," terangnya.

Ia juga mengingatkan, dalam pemeliharaan selanjutnya, ashitaba juga tak membutuhkan pestisida. Maklum, negara yang menjadi tujuan ekspor tanaman ini adalah Jepang dan Korea Selatan. "Mereka menolak tanaman yang menggunakan pestisida," jelas Nizar, seorang pembudi daya ashitaba lainnya di Lombok Timur.

Pria yang kini menanam sekitar 1.000 pohon ashitaba di lahan seluas hampir satu hektare ini hanya mengandalkan pupuk organik berbahan tumbuhan, seperti jerami dan kayu. Berdasarkan pengalamannya, pupuk kompos kurang baik bagi tanaman ini karena terlalu panas.

Hama yang menyerang ashitaba biasanya adalah hama penggerek yang menyerang akar tanaman. Karena menghindari pestisida, Nizar pun mengupah orang untuk mencangkul tanah agar gembur dan membunuh penggerek.

Bila ada pohon yang terserang hama, tak ada pilihan lain, selain membuangnya. Lahan bekas tanaman itu dicangkul kembali dan didiamkan selama dua minggu.

Untunglah, selama ini serangan penggerek belum menjadi wabah. "Dalam satu hektare, yang terkena penggerek mungkin hanya 50 pohon," kata Nizar.

Daun-daun ashitaba mulai bisa dipetik ketika pohon berumur satu tahun. Saat itu, para petani bisa memanen, baik dari daun dan menyadap getahnya.

Nah, ketika pohon berumur lima tahun, lanjut Nizar, justru daunnya makin sedikit. Sebaliknya, getah yang dihasilkan akan bertambah banyak. Pada umur empat tahun, pohon ini sudah mencapai tinggi satu meter dan pada umur 15 tahun, tinggi pohon mencapai dua meter.

Meski begitu, Nizar tak memiliki pohon yang umurnya lebih dari lima tahun. Pasalnya, banyak pembeli yang menginginkan pohon dengan banyak daun. "Kalaupun ada yang ingin ashitaba lebih dari lima tahun, biasanya untuk tanaman bibit," ujarnya.

Prospek budi daya pohon ashitaba memang cerah. Ulin melihat, belum banyak orang yang menanam pohon yang punya banyak khasiat bagi kesehatan ini. "Penanaman baru di sekitar Lombok dan daerah di Nusa Tenggara Barat," ujarnya.

Ia mengingat, saat pertama kali menanam ashitaba tahun 1994 lalu, orang yang membudidayakan pohon ini masih bisa dihitung dengan jari. Namun, sekarang, hampir semua tetangganya menanam ashitaba. "Saya berharap, makin banyak orang menanam ashitaba di lahan-lahan atau pekarangannya," katanya.

Tapi, harapan ini agaknya sulit terwujud. Pasalnya, kata Nizar, pembudi daya yang menjual bibit ashitaba masih sangat jarang. "Mereka takut pasarnya terganggu," ujarnya.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×