kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ayo, menjajal laba cireng aneka rasa


Kamis, 17 Maret 2011 / 14:28 WIB
Ayo, menjajal laba cireng aneka rasa
ILUSTRASI. Ilustrasi balapan formula 1


Reporter: Dharmesta | Editor: Tri Adi

Cireng adalah makanan khas Sunda yang terbuat dari tepung tapioka dengan isi oncom atau kacang yang sudah ditumbuk. Namun, seiring dengan perkembangan selera, banyak orang meniginggalkan makanan ini.

Prihatin atas menghilangnya cireng dari pasaran, pada tahun 2006, Nurhayati meluncurkan Cireng Keraton dengan bendera CV Cahaya Utama di Bandung.

Nurhayati menawarkan 10 isian makanan yang merupakan kependekan dari aci digoreng ini. Kesepuluh isian itu adalah sosis pedas, ayam pedas, oncom pedas, sapi pedas, baso pedas, pizza, ayam teriyaki, keju, barbeque, dan daging asap.

Setelah usahanya berjalan satu tahun, Nurhayati pun menawarkan kemitraan pada masyarakat. Sejak menawarkan kemitraan hingga kini, Nurhayati sudah memiliki 15 mitra. Para mitra ini berlokasi di Karawang, Bogor, Jakarta, dan Surabaya.

Sebenarnya banyak tawaran calon mitra yang datang dari luar pulau Jawa tetapi Nurhayati tidak menyetujuinya. Sebab, "Bahan bakunya harus dikirim melalui pesawat sehingga cukup mahal harganya," kata Nurhayati. Adonan cireng buatannya hanya mampu bertahan dua hari dalam lemari pendingin. Jadi akan sulit mengirimkan adonan dengan kapal laut.

Nurhayati menawarkan kemitraan dengan biaya Rp 30 juta untuk jangka waktu kerjasama dua tahun. Tapi harga kemitraan ini bisa negosiasi tergantung kelengkapan yang diminta calon mitra.

Harga kemitraan ini cukup mahal karena selain mendapatkan booth dan peralatan, calon mitra akan mendapatkan satu unit kulkas satu pintu ukuran sedang untuk tempat penyimpanan. "Selain rasa, kulkas inilah yang menjadi pembeda Cireng Keraton," ujar Nurhayati. Dengan adanya kulkas, maka kesegaran bahan baku Cireng Keraton tetap terjamin.

Setelah membayar investasi awal tiap bulannya mitra wajib membeli bahan baku berupa cireng setengah jadi yang tinggal digoreng. Harganya
Rp 2.300 per buah. Karena bahan baku sudah setengah jadi, keseragaman mutu Cireng Keraton pun terjamin.

Nurhayati mengatakan, rata-rata mitranya mampu menjual sekitar 150 buah cireng tiap hari dengan harga cireng Rp 4.000 per buah. Dengan angka penjualan itu, mitra bakal mencapai omzet Rp 18 juta per bulan.

Ia menambahkan, ada juga mitranya yang mampu menjual hingga 400 cireng pada hari biasa dan 750 cireng pada akhir pekan. Namun, ada juga mitra yang penjualan rata-ratanya 100 cireng per hari. Tentu saja lokasi berpengaruh pada penjualan.

Menurut Nurhayati, mitra harus mencari lokasi yang ramai dan banyak orang berlalu lalang. Gerai cireng ini bisa berlokasi di foodcourt pusat perbelanjaan atau lokasi mana saja asal ramai.

Sebelum sepakat untuk bermitra, tim survei Cireng Kraton akan menilai kelayakan lokasi. Kalau tempatnya oke, Nurhayati baru akan menyetujui kemitraan. Selama ini mitra Cireng Keraton bisa balik modal dalam waktu antara tiga bulan hingga satu tahun, tergantung pada besaran omzet.

Ketua Dewan Pengarah Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) Amir Karamoy mengatakan, produk Cireng Keraton ini cukup bagus dan inovatif. "Apalagi isinya seperti sosis yang digemari remaja," kata Amir.

Amir menyarankan Cireng Keraton ini mengembangkan diri. Tak cuma menjadi kemitraan, tapi mengubah bentuk menjadi waralaba. "Kalau bentuknya waralaba pasti lebih menarik," ujar Amir. Dengan mengubah sistem kemitraan menjadi waralaba, Cireng Keraton bisa mengutip biaya waralaba dan biaya royalti.

Cireng Keraton
Jl. Tulip II No. 5 Gempol Sari Indah Bandung 40215
Telepon: 022-6071335
081320366671

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×