Bakmi jawa di Jakarta suasananya Yogyakarta

Sabtu, 31 Oktober 2015 | 11:30 WIB   Reporter: Surtan PH Siahaan
Bakmi jawa di Jakarta suasananya Yogyakarta


Bakmi jawa terbilang populer di Jakarta. Di ibu kota, jajanan yang satu ini dijajakan mulai kelas gerobak kaki lima di pinggir trotoar hingga restoran mewah di hotel berbintang. Namun, tidak banyak tempat makan bakmi jawa yang menghadirkan suasana makan yang betul betul khas jawa. Padahal, suasana makan merupakan faktor yang sangat menunjang ritual santap, lho.

Nah, kalau Anda merupakan tipe orang yang sangat mementingkan faktor suasana di samping rasa makanannya, tempat satu ini sepertinya layak masuk pertimbangan. Namanya Rumah Makan Bakmi Jawa di Jalan Penjernihan I nomor 25, Jakarta Pusat.

Kalau Anda ingin mengudap bakmi jawa ala Jogja, tempat ini relatif gampang disambangi. Jika Anda datang dari arah Slipi, lokasi kedai persis berada di sisi kiri jalan. Sementara jika Anda datang dari arah Karet Bivak, Anda harus putar arah di perempatan, tak jauh dari rumah susun Bendungan Hilir.

Kalau mau berkunjung ke sini, siang hari sepertinya pilihan yang lebih tepat. Meski kedai punya jam operasi dari pukul sembilan pagi hingga sembilan malam, kedai ini cukup sibuk selama jam makan siang. Namun kondisi lalulintas di lokasinya masih cukup lancar. Maklum, kemacetan di Karet-Pejompongan sudah sampai ke tahap menjengkelkan.

Di pintu masuk kedai ini, terdapat wayang dengan tulisan Bakmi Jawa cukup besar di bawahnya. Rumah makan ini berbentuk unik dan khas hingga mudah dibedakan dari bangunan lain di sekitarnya. Dari luar, suasananya terlihat biasa-biasa saja. Namun, begitu kaki melangkah masuk, telinga pengunjung langsung disambut lagu-lagu jawa yang keluar dari pelantang di sudut ruangan.

Interior rumah makan yang punya kapasitas 70 pengunjung ini dibikin mirip dengan rumah jawa kuno. Di dalam rumah terdapat pilar pilar kayu berukuran raksasa yang menyangga atap. Di tengah ruangan tersusun kursi dan meja kayu antik dengan alas marmer. Langit-langit dihiasi dengan aneka lampu kuno. Dinding resto tak luput dari ornamen, berupa foto foto prajurit Yogyakarta dan penari- penari jawa.

Gramofon antik di sudut ruangan dan rak kaca berisi berbagai keramik antik semakin membuat pengunjung kembali ke zaman dulu.

Yang sedikit membuat kontras dalam interior resto adalah motor gede Harley Davidson yang menghadap ke arah pintu masuk.

Selain unik, restoran ini juga bersih hingga selera makan Anda bakal tetap terjaga. Jika Anda sudah duduk manis di salah satu kursi resto, langsung saja pesan menu andalannya yakni bakmi jawa.


Harga bersahabat
Pengunjung bisa pilih bakmi yang digodok atau digoreng kering. Tapi jangan khawatir salah pilih, keduanya merupakan menu andalan di tempat ini. Sebenarnya terdapat banyak menu lain yang khas Yogyakarta seperti nasi goreng magelangan, gudeg Jogja dan ayam panggang. Kedai ini juga menyajikan aneka jajanan pasar sebagai camilan menunggu sajian utama tiba.

Hanya perlu waktu sekitar 10 menit hingga bakmi pesanan kita mendarat di atas meja. Tampangnya seperti kebanyakan bakmi jawa. Untuk mi goreng, warnanya kecokelatan dengan potongan kol, tomat, suwiran ayam dan telur serta bakwan. Di atas bakmi terdapat taburan bawang goreng yang membuat tampilan mi makin menggoda.

Jangan mencari sambal ulek atau semacamnya di sini, karena tidak tersedia. Lazimnya, untuk mengimbuhkan rasa pedas saat menyantap bakmi godog, kita harus menggigit cabe rawit. Mumpung bakmi yang dipesan masih hangat mari kita cari tahu seperti apa rasanya.

Hanya cukup satu sendok mi untuk mengetahui kalau bakmi goreng satu ini punya tingkat kekeringan yang pas. Bakmi goreng masih menyisakan nuansa basah. Begitu disantap, rasa gurih bumbunya sangat terasa. Seli, pengelola rumah makan ini menjamin bakmi yang disajikan tidak dimasak menggunakan MSG.

Bagi yang tidak terlalu gemar masakan Jawa lantaran identik dengan rasa manis, bakmi satu ini cocok untuk Anda nikmati. Alasannya, rasa bakmi justru dominan gurih dibandingkan rasa manis. Tekstur bakmi juga cukup lembut dan kenyal. Sepertinya, rumah makan ini membuat sendiri bakmi yang disajikannya.

Kedai ini juga royal memberikan suwiran ayam. Rasa ayamnya juga tidak alot hingga semakin pas disantap dengan bakmi. Kalau porsi ayamnya masih kurang nampol, pengujung sebenarnya bisa memesan tambahan seperti ampela, uritan, brutu, sayap, paha atau kepala ayam.

Sensasi makan paling enak justru saat menaburkan potongan rawit di atas bakmi. Soalnya, standar rasa bakmi yang disajikan sama sekali tidak pedas. Begitu rawit meletus di mulut, rasa gurih manis pun teraduk dengan rasa pedas.

Meski mulut kepedasan, jangan khawatir banjir keringat lantaran ruangan rumah makan ini dipenuhi pendingin udara. Jadi, sikat terus bakmi di piring Anda hingga tandas.

Hengki, seorang pelanggan rumah makan ini mengaku ketagihan bakmi jawa goreng. Rumah makan ini juga jadi pengobat rindu lelaki yang bekerja di kawasan Gatot Subroto ini terhadap Yogyakarta. Bahkan, Hengki mengaku selalu datang ke tempat ini kalau badan meriang menjelang flu.

Dengan menyantap bakmi godog yang kuahnya kental dan panas, ia merasa tubuhnya kembali segar. “Kalau keringatan, biasanya badan langsung segar dan tidur langsung enak,” sambung dia.

Meski rasa makanannya enak dan tempatnya nyaman, harga makanan di sini tidak bakal membuat kantong Anda jebol.  Harga makanan di tempat ini justru relatif murah. Untuk menikmati bakmi jawa, contohnya, pengunjung hanya perlu membayar Rp 25.000 per porsi. Kalau ingin menyantap bakmi dengan berbagai tambahan seperti rempela, uritan, brutu, sayap, paha atau kepala ayam, Anda tinggal menyiapkan uang Rp 9.000.

Bagaimana? Siap mengobati rindu Jogja?    


Bakmi Jawa
Jalan Penjernihan I Nomor 25, Jakarta Pusat
Koordinat GPS: -6.201208, 106.809967  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi

Terbaru