kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Balada Sentra Meja dan Kursi di Kranji (2)


Rabu, 10 Mei 2017 / 10:20 WIB
Balada Sentra Meja dan Kursi di Kranji (2)


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Johana K.

Berkunjung ke sentra penjualan mebel di Kranji, Bekasi Barat, KONTAN disuguhkan dengan beragam perabot berbahan kayu. Lemari, meja, kursi, dan perabot lainnya berjejer rapat dibawah fly over Kranji. Tak sulit untuk menemukan lokasi sentra ini.  

Pasalnya, berbagai produk perabotan dipamerkan langsung di pinggir jalan. "Dulu rumah saya sampai jalan layang ini," ujar Imas, salah satu pedagang perabot di kawasan Kranji.

Saat pembangunan jembatan layang Kranji sekitar tahun 1993, Imas yang sudah berjualan perabot di kawasan tersebut sejak tahun 1978, harus merelakan sebagian tanahnya dibebaskan menjadi jalan layang.

Setelah pembangunan jalan layang selesai, Imas dan sebagian penjual perabot lainnya memanfaatkan lahan kosong di bawah jalan layang tersebut sebagai showroom perabot. "Dari pada kosong dan ujung-ujungnya dihuni gelandangan, jadi saya manfaatkan," ujar Imas.

Jadilah kini, area di bawah fly over Kranji ramai dengan pelaku usaha perabot. Imas bilang, kebanyakan penjual mebel di kawasan ini adalah masyarakat asli Bekasi. Kediaman mereka pun dekat dengan jalan layang Kranji. "Kalau karyawannya ada dari daerah lain," tutur Imas.

Buruh perabot yang bekerja di kawasan sentra perabot ini kebanyakan datang dari beberapa daerah di Jawa Barat seperti Cianjur dan Sukabumi. Sebagian lainnya juga berasal dari Madura.

Tak ayal, para pelaku usaha di sentra ini saling mengenal satu sama lain. "Ini disini tetangga semua, ada pak RT nya juga," ujar Imas. Bahkan, beberapa lapak di sentra tersebut juga dimiliki oleh para pedagang yang masih satu garis keturunan.

Imas contohnya, disekitar lapak perabot miliknya terdapat lapak milik keponakan dan anaknya. Imas pun mengakui bahwa dirinya memang sudah mengajarkan anak-anaknya berwirausaha sejak dini. Kini tiga dari tujuh anaknya sudah siap melanjutkan usaha perabot. Satu diantaranya membuka usaha lemari dari aluminium.

Sebagian besar produk mebel yang dijual oleh pedagang di kawasan Kranji ini berbahan dasar kayu. Ada banyak jenis kayu yang digunakan oleh para pelaku usaha di sentra ini. Beberapa diantaranya adalah kayu jati, jati belanda, dan mahoni.

Imas sendiri memilih kayu jati sebagai bahan utama perabot yang dipasarkannya. Sedangkan, Ipin Arifin yang juga menjual rabot di Kranji hanya menyediakan mebel berbahan kayu jati belanda. "Bahan ini ringan tapi tahan lama," ujar Ipin yang menjual perabotan untuk sekolah.

Baik Imas maupun Ipin sama-sama melakukan produksi sendiri. Mereka memasok kayu batangan dan mengolahnya menjadi beragam perabot di workshop milik masing-masing. Imas memiliki workshop di Babelan dan Pondok Kelapa, sedangkan Ipin memiliki workshop yang dekat dengan kediamannya di Kranji.

Menjadi bisnis musiman, tak semua pelaku usaha lakukan produksi rutin. Menjual perabot rumah tangga dengan pasar yang cenderung luas, Imas lakukan produksi setiap hari. Namun tak demikian dengan Ipin. Menyasar segmen khusus, Ipin lebih sering lakukan produksi di musim-musim ramai yakni pada musim tahun ajaran baru.           

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×