kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banyak pemain baru, persaingan kian seru (3)


Rabu, 27 Agustus 2014 / 15:18 WIB
Banyak pemain baru, persaingan kian seru (3)
Klaster Tanakayu Chava yang dikembangkan Sinar Mas Land di BSD City. Kinerja Ciamik, Bumi Serpong Damai (BSDE) Bukukan Laba Rp 2,4 Triliun pada 2022.


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Rizki Caturini

Sentra pembuatan sanggul di Desa Limbangan Wetan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah selalu ramai dikunjungi pembeli. Banyak pengusaha salon, agen hingga konsumen ritel berburu sanggul di tempat ini. Maklum saja, harga jual sanggul di Limbangan Wetan terbilang murah.

Namun, hal ini membuat persaingan bisnis di sentra ini kian ketat. Asal tahu, ada belasan pengusaha sanggul di desa ini. Setengahnya adalah pemain lama dan sisanya pemain baru.

Mayoritas pemain baru ini dulunya karyawan yang bekerja di tempat pembuatan sanggul yang sudah lebih dulu ada di desa ini. Setelah mereka mahir dan mempunyai cukup modal, mereka lalu membuka usaha sendiri.

Saat masih menjadi karyawan, mereka memang rutin diberikan pelatihan khusus membuat sanggul. Lantaran banyak yang keluar dan membuka usaha sendiri, pengusaha sanggul kini tak mau lagi memberikan training khusus.

Mereka juga hanya mempekerjakan kerabat sendiri yang sudah mahir membuat sanggul. “ Saya jadi males merekrut karyawan baru, capek mengajari, eh akhirnya diambil orang atau membuka usaha sendiri," kata Ranyan, salah seorang perajin sanggul di Limbangan Wetan.

Munculnya pemain baru ini menggerus omzet pemain lama. Apalagi pemain baru ini banyak memainkan harga. Sutriyah, pengusaha sanggul lainnya bilang, kebanyakan para pemain baru menjual harga sanggul di bawah harga pasar.

Akibatnya, banyak konsumen ritel lari ke tempat yang lebih murah. Agar konsumen tidak pergi, Sutriyah sering memberikan potongan harga untuk konsumen setianya.

Mayoritas pelanggannya ini kebanyakan pengusaha salon yang berasal dari luar Kota Brebes. “Kadang mereka mengambil dulu barang, sebulan kemudian baru bayar,” katanya.

Selain potongan harga, Sutriyah juga terus menciptakan model sanggul baru untuk menarik minat konsumen. Untuk membuat model baru ini ia banyak mencari ide dari acara televisi. Sutriyah juga menerima model sanggul custom dari konsumen. "Sanggul custom kebanyakan dipesan para perias," ujarnya.

Dari segi bahan baku, Sutriyah mengaku tidak ada masalah. Selama ini, ia banyak memakai rambut sintetis yang didapatnya dari pemasok di Jawa Tengah. "Saya tinggal telepon dan pesanan datang," katanya.

Ranyan juga menggunakan rambut sintetis. Sama dengan Sutriyah, ia juga rajin menciptakan model sanggul baru untuk menarik minat konsumen.
Selain rambut sintetis, ia juga memproduksi sanggul dengan menggunakan rambut asli. Kualitas rambut asli memang lebih bagus, tapi harganya lebih mahal dari rambut sintetis.

Menurutnya, setiap 50 sentimeter rambut asli dihargai Rp 3 juta. Pasokan rambut asli ini diperolehnya dari daerah Purbalingga, Jawa Tengah.        n

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×