kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banyak pesaing mengaku masih keluarga Mbok Sri (3)


Selasa, 30 September 2014 / 14:22 WIB
Banyak pesaing mengaku masih keluarga Mbok Sri (3)
ILUSTRASI. Indonesia Financial Group (IFG)


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Havid Vebri

Sukses yang diraih Mbok Sri dalam menekuni usaha bawang goreng ternyata menginspirasi banyak orang untuk mengikuti jejaknya. Hal ini terlihat dari banyak pemain baru yang bermunculan. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang mengaku masih kerabat atau cucu dari Mbok Sri untuk menarik perhatian konsumen.

Suwarno, cucu Mbok Sri yang kini meneruskan usaha tersebut mengaku, tidak resah dengan bermunculannya pemain baru tersebut. Menurutnya, Mbok Sri merupakan pionir dalam usaha bawang goreng di Kota Palu yang tidak mungkin tergantikan oleh siapa pun. "Tidak ada masalah dengan persaingan, toh permintaan terus meningkat," katanya.

Salah satu cara Suwarno mempertahankan konsumennya adalah dengan menjaga kualitas produk. Makanya, sampai saat ini, ia masih konsisten menggunakan bawang batu dan memproduksinya secara tradisional.

Namun demikian, pasokan bawang batu ini kadang memang menjadi persoalan. Acapkali pasokan kurang dari jumlah yang ia butuhkan. Maklumlah, hasil panen bawang merah batu ini memang terbatas.

Bawang jenis ini hanya tumbuh di daerah-daerah lembah Palu. "Ini jumlahnya terbatas, jadi kalau gagal panen jumlah produksi kami juga turun," katanya. Sebelumnya, Suwarno pernah mencoba menggunakan bawang merah jenis lain. Sayangnya, hasil yang didapatkan tidak sama dengan menggunakan bawang batu.

Terbatasnya bahan baku ini membuat Suwarno belum bisa memenuhi kebutuhan konsumen, khususnya di Kota Palu. Asal tahu saja, permintaan bawang goreng Mbok Sri meningkat tajam.

Menurut Suwarno, permintaan melonjak sekitar 50% setelah Mbok Sri berhasil menyabet penghargaan Adi Bakti Mina Bahari pada 2012. Selain persoalan bahan baku, kendala lainnya adalah sulitnya mencari pegawai yang sesuai dengan kriteria.

Karena keterbatasan pegawai itu, Suwarno dan istri terpaksa masih ikut dalam proses produksi. "Sampai sekarang, kami belum menemukan orang yang bisa menggantikan peran kami," jelasnya.

Kendati masih ada beberapa hambatan tidak menyurutkan minatnya untuk mengembangkan usaha. Ia mengaku, masih akan memaksimalkan pemasaran. Ia tidak khawatir tidak bisa memenuhi kebutuhan saat permintaan terus meningkat.

Salah satu cara yang dilakukannya adalah dengan membuka satu gerai penjualan yang lokasinya tidak jauh dari Bandara Udara Mutiara, Palu, Sulawesi Tengah. Kehadiran gerai baru itu diharapkan bisa memudahkan konsumen yang ingin membeli Bawang Goreng Mbok Sri. Gerai baru ini ditargetkan rampung dibangun awal tahun 2015.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×