kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BCA dan BRI raih top brand WPP & Millward Brown


Rabu, 10 Agustus 2016 / 16:46 WIB
BCA dan BRI raih top brand WPP & Millward Brown


Reporter: Shuliya Indriya Ratanavara | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Dua bank dalam negeri berhasil memuncaki peringkat BrandZ TM Top 50 Most Valuable Indonesian Brands yang diumumkan oleh WPP dan Millward Brown. Kedua bank tersebut adalah Bank Central Asia di peringkat pertama dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) di peringkat kedua.

Secara total, merek-merek Indonesia pada ranking Top 50 meningkat 2% nilainya ke angka US$ 66,17 miliar atau setara Rp 867,5 triliun. Namun angka itu masih berada di bawah peningkatan nilai merek BrandZ Global Top 100 yaitu sebesar 3%.

BCA memiliki nilai merek mencapai US$ 9.345 miliar atau setara Rp 122,5 triliun. Sementara itu BRI berhasil mencatat nilai merek sebesar US$ 7.846 miliar atau setara Rp 102,9 triliun.

Kedua bank tersebut dinilai BrandZ mampu meminimalisasi dampak dari tantangan sektor keuangan dengan berusaha menjadi mitra konsumen dalam kehidupan sehari-hari. BCA misalnya yang bekerja sama dengan para retailer dan menawarkan berbagai potongan harga. Tidak hanya itu, BCA juga turut mengembangkan inovasi perbankannya dengan perbankan tanpa cabang dan aplikasi dompet elektronik Sakuku.

Setali tiga uang, BRI pun terus mengembangkan teknologi untuk meluaskan cakupan pelayanannya. Salah satunya adalah dengan membuat layanan perbankan "mengambang" untuk penduduk di pulau-pulau terpencil.

Secara umum, industri perbankan mendominasi urutan lima teratas BrandZ. Selain kedua bank tersebut, ada pula Bank Mandiri yang menduduki peringkat kelima BrandZ Top 10 Most Valuable Brands 2016 dengan nilai merek US$ 4,94 miliar atau setara (Rp 64,8 triliun). Posisi ini turun satu peringkat dari tahun sebelumnya di mana Mandiri menduduki posisi keempat pada 2015.

Meski telah menjadi nomor pertama dalam Most Valuable Indonesian Brands, Direktur Utama BCA, Jahja Setiaatmadja mengaku, sampai tiga atau lima tahun mendatang tetap memperkuat branding dan bisnis di dalam negeri masih menjadi fokus utama mereka. Ia menyatakan ketika perkembangan digital sudah semakin maju baru BCA akan menjajal diri memasuki pasar regional ASEAN.

“Kalau sekarang masuk ke regional itu investasinya mahal,” kata Jahja setelah acara CEO Roundtable BrandZtm di Hotel Dharmawangsa, Rabu (10/8). Ia menjelaskan investasi yang mahal itu berupa pembangunan gedung dan perekrutan pegawai.

Selain itu, kendalanya untuk masuk ke pasar regional juga BCA harus mengenal dengan baik budaya negara incarannya. “Kita tidak bisa masuk Thailand hanya mengandalkan bahasa Inggris, kita harus pakai bahasa Inggris. Begitu pula di negara-negara lainnya,” tambah Jahja.

Ia berpendapat penetrasi ke pasar regional baru akan dilakukan ketika perangkat dan sistem digital sudah semakin maju karena investasinya bisa lebih murah karena hanya membutuhkan beberapa kantor representatif. Kalau sudah begitu, nantinya BCA tinggal menjual brand yang sudah dipupuk sejak dini untuk kemudian membuka jaringan pembayaran antarnegara di kawasan ASEAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×