kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Belanja oleh-oleh haji di Thamrin City (1)


Senin, 22 September 2014 / 15:51 WIB
Belanja oleh-oleh haji di Thamrin City (1)
ILUSTRASI. Prajurit Pasukan Bela Diri Darat Jepang (JGSDF) pada upacara pengaktifan brigade di Kamp Ainoura JGSDF di Sasebo, di barat daya pulau Kyushu, Jepang April 7, 2018. REUTERS / Issei Kato


Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Havid Vebri

Bagi masyarakat Indonesia, membawa oleh-oleh sepulang berhaji dari Tanah Suci sudah menjadi tradisi. Biasanya buah tangan yang populer dibawa pulang ke Tanah Air di antaranya ialah sajadah, buah kurma, kacang arab, air zam-zam dan banyak lagi.

Tapi terkadang, tidak semua jemaah haji bersedia repot-repot membeli satu per satu oleh-oleh yang sebagian besar merupakan pesanan kerabat maupun sanak famili. Belum lagi kuota barang di bagasi pesawat terbang yang terbatas membuat para jemaah harus membatasi barang bawaannya.

Cuma, hal itu tidak lagi menjadi soal, sebab buah tangan dari Mekkah banyak bisa didapatkan di sini. Dulu, ada pasar di dekat Pintu Timur Pasar Blok A, Tanah Abang, Jakarta Pusat, menjadi pusat belanja oleh-oleh naik haji yang sangat populer.

Nama pasar ini adalah Pasar Seng. Nama tersebut mencomot nama Pasar Seng di Mekkah yang menjadi lokasi para pedagang kaki lima di dekat Masjidil Haram.

Nah, sejak terkena penertiban oleh Pemprov DKI Jakarta, para pedagang oleh-oleh haji tersebut mencari lokasi usaha baru. Sebagian dari mereka menempati kios-kios di pusat perbelanjaan Thamrin City, tepatnya di lantai 3A, sejak setahun lalu.

Dari pengamatan KONTAN, sedikitnya ada 14 pedagang eks pedagang kakilima (PKL) di pasar Tanah Abang yang berjualan di sini. Mereka menempati lapak-lapak kecil berukuran 2 meter (m) x 3 m dengan jarak yang saling berdekatan.

Produk yang mereka jual beragam, mulai dari kismis, kurma beragam jenis, kacang arab, air zam-zam, sajadah, peci, tasbih, hingga parfum dan perlengkapan kosmetik khas Arab. Harga kurma di sini berkisar Rp 50.000–Rp 70.000 per kilogram (kg). Sementara harga kacang-kacangan sekitar Rp 150.000–Rp 170.000 per kg.

Namun, pengunjung sentra oleh-oleh haji di lantai 3 ini tidak seramai di toko-toko pakaian yang terletak di lantai bawah. Menurut Azizah, pemilik Toko Oleh-Oleh Haji Azizah, penjualan oleh-oleh di Thamrin City tak seramai ketimbang saat berjualan di Pasar Tanah Abang.

Promosi untuk memperkenalkan sentra oleh-oleh haji ini kurang gencar, sehingga belum banyak orang yang tahu. Bahkan, para pedagang mengumpulkan dana sendiri untuk membuat spanduk di sekitar Thamrin City untuk bisa menggaet pengunjung.

"Namun, tetap saja penjualannya masih kurang kencang," kata dia. Pada kondisi sepi, Azizah mengaku omzetnya hanya sekitar Rp 1 juta−Rp 5 juta per hari.

Namun, pada momen tertentu seperti menjelang Lebaran Haji seperti sekarang atau musim umrah, para pedagang mampu meraup omzet berlipat. Azizah, misalnya, dapat mengantongi omzet hingga Rp 5 juta–Rp 10 juta per hari. "Keuntungan 50%–70% dari harga jual," kata dia.

Sementara, Ahmad Fauzi, pemilik toko Al Karomah, mengaku dapat mengantongi omzet hingga Rp 10 juta per hari jika sedang ramai. Sementara, jika sepi hanya sekitar Rp 1 juta per hari. "Meski tak begitu ramai, kondisi di sini lebih nyaman. Pembeli pun tak perlu sulit mencari tempat parkir," tuturnya.          

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×