kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berburu batu mulia di Martapura (1)


Minggu, 01 Maret 2015 / 15:29 WIB
Berburu batu mulia di Martapura (1)
ILUSTRASI. Promo JSM Alfamidi Periode 15-17 September 2023.


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Havid Vebri

Tren batu akik kini sedang mewabah di mana-mana. Tak terkecuali di Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Terlebih daerah ini juga penghasil intan dan bebatuan indah, seperti merah delima, giok, dan lainnya.

Tak heran, bila kota yang mendapatkan julukan kota santri ini bagai surga bagi para pemburu batu. Di kota ini mereka bisa mendapatkan jenis batu yang beragam dengan harga yang relatif terjangkau.

Salah satu pusat penjualan batu di Martapura ada di Pasar Batu Cahaya Bumi Selamat (CBS). Pasar ini menjadi tempat berkumpulnya para penjual dan perajin batu.
Lokasi ini cukup mudah dijangkau. Dari Bandara Syamsudin Noor, Banjarbaru hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam perjalanan darat. Bila diakses dari kota Banjarmasin diperlukan waktu sekitar 1,5 jam perjalanan.

Cukup mudah menemukan lokasi ini karena ada penunjuk arah di setiap jalan. Selain itu, ada pula gerbang selamat datang sebagai penanda bila kita sudah sampai di tempat tujuan.

KONTAN sempat mengunjungi lokasi ini pada Februari 2015 lalu. Pasar ini cukup besar dengan deretan pertokoan. Aneka batu warna-warni menghiasi setiap etalase toko.
Sayangnya, saat KONTAN berkunjung tengah hujan deras, sehingga beberapa toko tutup dan jalanan cukup banyak genangan air.

Bagi Anda yang membawa kendaraan tidak perlu khawatir karena ada area parkir di dalam lokasi, meskipun tidak terlalu besar. Halil, salah satu penjual batu mengatakan, pasar batu CBS sudah ada sejak puluhan tahun.

Awalnya, hanya ada satu toko bernama Toko Batu Kalimantan yang selanjutnya diikuti oleh pemilik usaha lainnya. “Asalnya cuma satu itu saja karena ramai akhirnya yang lain pada ikut buka,” katanya kepada KONTAN.

Laki-laki yang baru mempunyai gerai pribadi ini bilang, ada seratus pedangang batu meramaikan pasar ini. Selain itu, ada juga belasan orang yang menawarkan jasa penggosokan dan pemasangan batu akik.

Halil sendiri tergolong pendatang baru di tempat ini.  Ia baru membuka toko tahun 2010 lalu. Sebelumnya, dia ikut berdagang dengan sang ayah. Maklum, kebanyakan para pedangang di sana mendapatkan usaha secara turun temurun.

Ada beragam jenis batu yang dijual mulai dari kecubung, merah borneo, safir, dan lainnya. Dia membanderol harga batunya bervariasi mulai dari Rp 35.000 sampai Rp 5 juta per buah. “Kami juga punya intan tapi tidak kami pajang,” katanya.

Dalam sebulan, Halil bisa mengantongi omzet bisa lebih dari Rp 20 juta. “Untuk keuntungannya lumayan kadang saya bisa mendapatkan keuntungan 100%,” katanya sambil tertawa.

Pedagang lainnya adalah Nurjannah. Sama dengan Halil, perempuan berhijab ini baru membuka tokonya empat bulan lalu. “ Saya sebelumnya hanya jualan di rumah saja,” katanya.

Agar berbeda dari toko lainnya, Nurjannah tidak hanya menjual batu akik, intan, dan bebatuan lainnya. Tetapi juga menjual produk kerajinan khas Kalimantan Selatan yaitu tas manik-manik.              

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×