kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berburu gurihnya kacang mete khas Wonogiri


Senin, 02 Juli 2018 / 13:00 WIB
Berburu gurihnya kacang mete khas Wonogiri


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Kembali ke kampung halaman belum lengkap tanpa membawa buah tangan khas daerah. Tiap daerah pasti punya oleh-oleh khas yang mungkin tidak bakal ditemukan di daerah lain. Salah satu daerah yang banyak didatangi oleh para kaum perantau adalah Wonogiri, Jawa Tengah.

Selama libur Lebaran, banyak perantau kembali ke Wonogiri untuk berkumpul bersama keluarga. Wonogiri yang selama ini dikenal sebagai daerah tandus dan minim pasokan air ternyata punya oleh-oleh unggulan, yaitu kacang mete. Sejak dulu, kacang mete Wonogiri dikenal memiliki kualitas unggul dan citrasa yang khas.

Kacang mete merupakan oleh-oleh favorit yang kerap jadi buruan para pemudik. Tak heran jika penjualan kacang mete selama libur Lebaran selalu meningkat. Suratmi, pedagang mete asal Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah mengatakan, selama bulan Ramadhan sampai Lebaran, penjualan kacang mete di tokonya meningkat sampai dua kali lipat.

"Dibilang naik, ya, ada peningkatan penjualan, Alhamdulilah. Tiap tahun kalau pas Lebaran begini, penjualan pasti naik. Karena banyak pesanan dari yang mudik-mudik itu, buat oleh-oleh," ungkapnya.

Hal yang sama juga dilontarkan oleh Tatik, pedagang mete asal Kecamatan Ngadirojo. Selama bulan Ramadhan sampai Lebaran, ia kerap melayani pembelian kacang mete dalam jumlah puluhan kilogram untuk satu orang. Bahkan, selama libur Lebaran, gerai sederhana milik Tatik bisa menjual sampai 20-an ton kacang mete.

"Yang beli ya macam-macam, ada yang untuk dikonsumsi sendiri sebagai suguhan. Ada juga yang beli buat oleh-oleh saudaranya. Kalau yang buat oleh-oleh saudaranya, biasanya sekali beli bisa sampai 10 kilo," ujar Tatik.

Baik Tatik maupun Suratmi sama-sama mengatakan jika mendekati Lebaran, harga kacang mete Wonogiri sering melambung tinggi. Satu kilogram (kg) kacang mete super yang telah masak dibanderol mulai Rp 185.000 - Rp 190.000. Sedangkan untuk kacang mete mentah dengan kualitas super dibanderol Rp 170.000 per kg. Dan untuk mete kualitas biasa yang sudah masak dihargai Rp 175.000, sedangkan yang mentah Rp 165.000 per kg.

Suratmi mengungkapkan, meski harga kacang mete Wonogiri dibanderol cukup tinggi, hampir Rp 200.000 per kg, permintaannya masih banyak. Ia bilang, setiap tahun harga kacang mete pasti mengalami kenaikan, apalagi menjelang Lebaran. Namun uniknya, para pemudik masih banyak yang memburu kacang yang berasal dari pohon jambu monyet ini.

"Mungkin orang-orang itu sudah tidak peduli harga, yang penting bisa mengobati kangen sama mete Wonogiri. Saya juga heran, padahal harganya cukup mahal, tapi yang cari ya tetap banyak. Malah tiap tahun pasti ada peningkatan," katanya.        

Pasokan bahan baku seret, harga mete melambung saat Lebaran

Menjelang libur Lebaran, biasanya harga kacang mete khas Wonogiri mulai merangkak naik. Sinyal kenaikan harganya terjadi sekitar sebulan menjelang Lebaran. Suratmi, pedagang mete asal Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah mengatakan, kenaikan harga kacang mete tiap tahunnya bisa mencapai 20%.

"Harga mete ini pasti naik tiap tahun. Kenaikan harganya, ya, pas bulan Ramadan itu, mendekati Lebaran. Rata-rata naiknya 10%, maksimal 20% tiap tahun," jelas  Suratmi. Apalagi, jika dibarengi kegagalan panen, kenaikan kian menukik.

Ia mengatakan harga mete terus naik lantaran tanaman tersebut masih jadi komoditas primadona di Wonogiri. Kacang mete punya nilai ekonomi yang tinggi bagi. Meski harga terus merangkak naik, permintaan masih terus berdatangan.

Lain halnya dengan penuturan Tatik, pedagang mete asal Kecamatan Ngadirojo. Menurutnya, harga mete di tahun ini melambung cukup tinggi karena ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan bahan baku. Ia mengaku kesulitan mendapatkan pasokan kacang mete.

"Harga mete tahun ini malah sudah mulai naik sebelum bulan puasa. Menurut saya, kenaikan harganya paling tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya," ujar Tatik. Ia menduga, produksi kacang mete di Wonogiri menurun, sehingga berimbas pada pedagang mete seperti dirinya.

Tatik menjelaskan, menurunnya produksi kacang mete ia duga lantaran  faktor anomali cuaca dua tahun terakhir. Tanaman jambu mete yang seharusnya bisa berbuah, mendadak rusak karena bunganya terlalu banyak terkena air hujan. Ia bilang, sebagian besar petani mete di Ngadirojo mengalami gagal panen.

Tingginya permintaan kacang mete Wonogiri membuat para pedagang harus berusaha mencari pasokan untuk memenuhi permintaan. Tatik dan Suratmi sama-sama mengatakan jika mereka mengambil bahan baku dari petani dan pengepul.

"Barangnya lagi susah, jadi saya juga ambil dari pengepul. Kalau mengandalkan petani saja, pasti tidak bisa mencukupi permintaan. Ambil dari petani pun harganya sudah tinggi," kata Suratmi.

Menurut penjelasan Tatik, mete yang diambil dari pengepul adalah mete hasil panen sebelumnya. Maka, pasokan tersebut merupakan mete simpanan dari dalam gudang. Meski demikian, ia mengatakan bahwa kualitas tidak perlu diragukan. "Kualitas pasti unggulan, karena kalau kualitasnya jelek, mete bakal cepat rusak dan tidak tahan lama disimpan," tuturnya.

Sentra kacang mete di Kabupaten Wonogiri sendiri berada di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Jatisrono, Jatiroto, Ngadirojo dan Kismantoro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×