kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berburu Jukung di Pulau Sewangi (1)


Selasa, 31 Maret 2015 / 10:27 WIB
Berburu Jukung di Pulau Sewangi (1)
ILUSTRASI. Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) masih menghadapi aksi jual investor.


Reporter: Rani Nossar | Editor: Hendra Gunawan

SEWANGI. Sebagai daerah yang banyak dikelilingi sungai dan rawa, aktivitas masyarakat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan tidak bisa dipisahkan dari sampan atau perahu. Sampan yang biasa disebut jukung oleh masyarakat setempat ini menjadi alat transportasi yang biasa dipakai sehari-hari. 

Tak heran, bila permintaan jukung di daerah ini tidak pernah sepi. Lantaran permintaan tinggi, di daerah ini banyak bermunculan tukang buat jukung.

Bahkan, ada satu daerah yang menjadi sentra pembuatan jukung, Yakni, di Pulau Sewangi yang lokasinya tak jauh dari Banjarmasin. Letak pulau hanya dipisahkan oleh Sungai Alalak.

Untuk menjangkau pulau ini, tentunya harus menggunakan perahu. Di dermaga Pasar Apung Muara Kuin, banyak perahu yang disewakan sehingga mudah untuk menjangkau Pulau Sewangi.

Jadi sambil Anda berwisata ke Pasar Apung, bisa juga mampir ke Pulau Sewangi. Pulau Sewangi masuk wilayah Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.

Di pulau ini hanya terdapat satu desa saja yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai pembuat jukung.Meski luas pulaunya hanya 5 kilometer (km) persegi dan dihuni 200 kepala keluarga, pulau ini sudah terkenal se-Kalimantan sebagai tempat produksi jukung.

Jukung buatan daerah ini dikenal bagus. Selain sudah berpengalaman, jukung juga terbuat dari kayu-kayu berkualitas tinggi.

Ahmad Harsyad (60), perajin jukung di Pulau Sewangi mengaku, sudah membuat jukung sejak 1975. 

Harsyad mengaku tidak tahu persis kapan mulainya sentra pembuatan Jukung ini berdiri. "Yang jelas sebelum zaman kemerdekaan sudah ada," katanya.

Hal ini erat kaitannya dengan sejarah orang Banjar yang sudah menggunakan jukung lebih dari 1.000 tahun. Harsyad sendiri sudah belajar membuat jukung sejak remaja karena sering membantu orangtua.

Dalam sebulan, ia bisa membuat lima jukung. Menurutnya, membuat satu jukung tidak selesai dalam sehari atau seminggu. "Paling cepat dua minggu," katanya.

Harsyad sendiri dibantu tiga orang karyawan, sehingga bisa menyelesaikan lima jukung dalam sebulan.Satu jukung dihargai Rp 4 juta–Rp 20 juta. Adapun omzetnya dalam sebulan mencapai Rp 20 juta,

Paling mahal memiliki ukuran besar. Proses pembuatannya bisa sebulan. Sementara paling diminati jukung ukuran kecil seharga Rp 4 juta–Rp 7 juta. Jukung ini biasa digunakan untuk transportasi sehari-hari. Sedangkan yang besar biasa dijadikan perahu sewa untuk mengantar rombongan turis.

Tidak jauh dari bengkel Harsyad, ada juga Nari Baharudin, pria yang sudah membuat jukung sejak 1981. Nari hanya membuat jukung ukuran kecil. Bila ada pesanan, baru ia membuat jukung besar. Dalam sebulan, ia bisa membuat tiga jukung dengan omzet Rp 13 juta. (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×