kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berburu oleh-oleh di pesisir Lombok (1)


Sabtu, 05 Mei 2018 / 17:10 WIB
Berburu oleh-oleh di pesisir Lombok (1)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Mengunjungi kawasan wisata Mandalika kurang lengkap rasanya jika tidak singgah ke Tanjung Aan. Hamparan laut biru kehijauan yang jernih dan angin semilir khas pesisir adalah dua hal yang disuguhkan Tanjung Aan. Berlokasi di Kuta, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Anda dapat melihat keindahan pantai dari ketinggian.

Untuk sampai ke Tanjung Aan, Anda butuh waktu sekitar 45 menit atau jarak sejauh 25 kilometer (km) dari Bandara Internasional Lombok di Praya. Sedangkan jika berangkat dari Mataram, jarak tempuhnya sekitar 57 km atau selama 1,5 jam perjalanan.

Pantai yang dikelilingi perbukitan ini tak hanya cocok sebagai tujuan wisata, para pengunjung juga bisa berburu oleh-oleh khas Lombok. Banyak pedagang  menawarkan berbagai produk kerajinan khas Lombok seperti kaos, gelang, kain tenun serta dompet. Harganya relatif lebih murah dibanding pusat oleh-oleh lainnya.  

“Saya sudah hampir 10 tahun berdagang di sini. Hasilnya lumayan untuk hidup,” ujar Munaris, salah satu pedagang kaos di Tanjung Aan. Ia menjual aneka kaos dengan desain tulisan dan gambar Lombok seharga Rp 20.000 per helai.

Munaris mengungkapkan, dia setiap hari berjalan kaki dari rumahnya di daerah Sengkol ke sekitar Tanjung Aan dengan menggendong kaos dagangannya. Ia bilang, para pedagang di sekitar Tanjung Aan memang tidak memiliki kios, mereka langsung menjajakan dagangannya pada para pengunjung dengan pendekatan personal.      

“Saya dan pedagang-pedagang lain memang tidak punya kios di sini. Jadi mau tidak mau kami dekati pengunjung satu per satu, siapa tau ada yang tertarik untuk membeli dagangan kami ini untuk makan sehari-hari,” tuturnya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Jumailah, salah satu pedagang kain tenun khas Lombok. Sama seperti Munaris, dirinya berjualan dengan berjalan kaki menyusuri Tanjung Aan dan Pantai Kuta sambil menggendong kain tenun dagangannya. Mendekati satu per satu pengunjung juga dilakukan oleh Jumailah.

“Ditolak pengunjung sudah sering dan biasa, kadang malah ada juga pengunjung yang membentak, padahal saya hanya menawarkan dagangan saya. Siapa tau ada yang berminat membeli,” ungkapnya.

Kain tenun khas Lombok di Tanjung Aan dijual dengan harga yang beragam, mulai Rp 70.000 sampai Rp 350.000 per lembar. Banderol ini tergantung panjang, lebar kain serta motifnya. Satu hal yang perlu dicatat, pengunjung boleh menawar harga kain jika sekiranya kemahalan.

“Kalau beli lebih dari satu kain, biasanya saya beri harga khusus, ada diskonnya. Tapi kadang saya belum beri diskon, kebanyakan pembeli sudah nawar harga duluan,” kata Jumailah.

Baik Jumailah maupun Munaris sama-sama mengaku, jika sedang sepi peminat, bahkan belum tentu mereka bisa menjual satu buah barang dagangan mereka dalam satu hari. “Kemungkinan terburuknya, ya barang dagangan saya satu buah pun tidak ada yang laku. Jadi dalam sehari saya tidak jual apa-apa,” ujar Jumailah.   

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×