kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berburu oleh-oleh simping di Purwakarta (1)


Selasa, 24 November 2015 / 15:20 WIB
Berburu oleh-oleh simping di Purwakarta (1)


Reporter: Merlina M. Barbara | Editor: Tri Adi

Setiap daerah di Indonesia memiliki kudapan khas yang jadi kebanggaan daerahnya. Contohnya kota Purwakarta, Jawa Barat. Kota ini memiliki camilan khas bernama simping. Salah satu sentra simping berada di Jalan Baing Marzuki, Kelurahan Cipaisan, Kecamatan Purwakarta. Perajin simping bisa raup omzet Rp 10 juta per bulan.

Kendati hanya sebuah kota kecil di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Purwakarta cukup familiar bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya di Pulau Jawa.

Maklum, Purwakarta kerap menjadi tempat persinggahan bagi para pengguna jalan tol Cikampek. Ini terutama bagi masyarakat yang ingin bepergian menuju atau dari Jawa Barat, Jawa Tengah atau Jawa Timur melalui jalur pantai utara Jawa (Pantura).  

Menjadi kota transit para pengemudi kendaraan, tak ayal, membuat geliat perekonomian Purwakarta terbilang pesat. Apalagi, Purwakarta memiliki lebih dari 6.000-an pelaku usaha skala industri kecil menengah (IKM).

Salah satu sektor usaha yang jadi andalan dan khas Purwakarta adalah simping. Simping merupakan makanan yang terbuat dari tepung beras dan diberi bumbu penyedap. Bentuknya berupa lembaran pipih, bundar tipis, dan biasanya berwarna putih.

Salah satu sentra produksi simping di Purwakarta ada di daerah Kaum. Tepatnya di Jalan Baing Marzuki, Kelurahan Cipaisan, Kecamatan Purwakarta. Di sentra ini ada sekitar 30 produsen simping.

Tidak sulit menemukan sentra simping ini. Jaraknya kurang dari 10 menit dari alun-alun Kota Purwakarta jika menggunakan kendaraan bermotor. Namun, jika Anda dari arah Jakarta, arahkan saja kendaraan menuju Jalan Dr. Kusumaatmaja. Tidak jauh dari situ, Anda sudah bisa memasuki daerah Kaum.

Setelah tiba di Jalan Baing Marzuki, Anda akan menemukan jejeran papan plang produksi simping yang sudah terpasang di masing-masing pagar rumah para perajin.

Salah satu perajin simping adalah Muhammad Andi dengan merek produknya Simping Kaum Sartika. Usaha ini merupakan warisan sang Ibu yang telah memproduksi simping sejak 35 tahun silam.

Saat Kontan menyambangi tempat Andi pada awal November ini, terlihat sejumlah simping berwarna-warni mengihasi etalase rak kaca di kios miliknya yang berukuran sekitar 5 meter persegi (m) x 10 m.

Ada berbagai varian rasa simping produksi Andi, yakni original dengan rasa kencur, bawang, pandan, nanas, durian, dan stroberi. Harganya dibanderol Rp 8.000 per bungkus. Andi juga menjual simping dalam wadah kaleng atau istilahnya blek. Harganya Rp 100.000 per blek.

Dari hasil usaha simping ini, Andi mengaku bisa meraup omzet tak menentu. "Tidak pernah hitung berapa pastinya. Tapi, rata-rata Rp 10 juta per bulan," ujar Andi.

Perajin simping lainnya di sentra ini adalah Fatima Ansyori dengan merek produk Simping Kaum Asli H Edi Al' Ansyori. Serupa dengan Andi, Fatima menjalankan usaha simping yang diwariskan oleh mertuanya yang sudah berkecimpung di bisnis ini sejak tahun 1966.

Fatima bilang, sejak 1966 hingga mendekati tahun 2005, simping produksinya hanya didominasi rasa original berupa kencur. Namun, seiring berkembangnya zaman, ia mulai membuat varian rasa simping untuk mengikuti permintaan pasar.

Kini, Fatima memproduksi simping dengan aneka varian rasa seperti kencur, pandan, nangka, keju, coklat, dan stroberi. Harganya dibanderol Rp 8.000 per bungkus. Dari bisnis ini, Fatima juga mengaku bisa meraup omzet hingga 10 juta per bulan.    

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×