kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beri pelatihan pengangguran di daerah (3)


Rabu, 27 April 2016 / 11:55 WIB
Beri pelatihan pengangguran di daerah (3)


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Rizki Caturini

Drone buatan Irendra Radjawali dan tim di Mata Langit Nusantara sudah banyak dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat luas. Harga drone yang di pasaran bisa mencapai ratusan juta rupiah per unit, bisa dirancang sendiri hanya dengan biaya jutaan rupiah saja.

Dia leluasa memodifikasi perangkat sehingga bisa menghasilkan drone yang murah, namun dengan kualitas yang tidak halah bagus dari yang seharga ratusan juta rupiah. Aktif dalam forum Do It Your (DIY) Drone, Radja mendapatkan banyak ilmu dan informasi tentang komponen-komponen dari China dengan kualitas yang baik.

Memodifikasi drone sudah dia jalankan sejak 2013 dengan serangkaian ujicoba, lantas di September 2015 dia mulai meluncurkannya secara resmi lewat jasa pemetaan MATA Langit Nusantara. Irendra merasa terbantu dengan beberapa rekan di beberapa daerah seperti Jakarta, Makassar, Pontianak, dan Bogor untuk membantu merekrut pegawai di daerah-daerah tersebut jika ada proyek pengerjaan pemetaan. “Saya memang bukan pengusaha dari awalnya, jadi strategi pemasaran dengan bantuan tim tersebut,” ucapnya.

Karena banyak mendapat bantuan dari rekan di beberapa daerah, peneliti dari Universitas Bonn ini pun tidak hanya mengejar profit. Melainkan mengedukasi masyarakat Kalimantan, Sumatera, Jakarta, Papua, dan lainnya tentang memetakan suatu daerah. Dia juga mengajak remaja yang putus sekolah untuk bergabung di MATA. Kurang lebih ada 15 anak bergabung di MATA.

Dia bilang, merekrut pegawai menjadi salah satu hal yang harus benar-benar diperhatikan. Karena drone bisa saja digunakan untuk mengirim barang berbahaya oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, sementara penerima tidak tahu siapa yang mengirimkan barang.

Hasil ide bisnis yang dibangun dan dirintisnya dengan para peneliti, kini, Radja telah mampu mendulang omzet miliaran rupiah sejak September silam. Hibah berupa uang tunai Rp 500 juta yang dia dapatkan dari ajang kompetisi Diplomat Succes Challenge 2015 sebagai juara pertama, digunakan untuk mengembangkan produksi drone dan merekrut para pengangguran di beberapa daerah dalam perusahaannya. “Negeri ini punya daerah yang luas dan harus dijaga, untuk itu, peluang bisnis ini ingin ditularkan ke beberapa anak muda,” ujarnya.

Selain untuk pengembangan data presisi menggunakan teknologi, dana ini juga akan digunakan untuk membuat komponen yang sebagian besar masih didapat dari luar negeri. Untuk menciptakan komponen drone butuh waktu dua tahun hingga tiga tahun. Ini sekaligus menjadi tantangan baginya untuk mengembangkan bisnis.    n

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×