kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bermodal Rp 10 Juta mulai usaha sepatu (2)


Jumat, 24 Juni 2016 / 11:55 WIB
Bermodal Rp 10 Juta mulai usaha sepatu (2)


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Rizki Caturini

Mewujudkan hasrat pribadi seorang Egar Putra Bahtera untuk memiliki bisnis sepatu ketika masih duduk di bangku kuliah tidaklah mudah. Tidak ada dukungan keluarga saat itu serta tidak ada latar belakang wirausaha apalagi modal usaha. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan niatnya. Edgar memulai semuanya dari nol.

Lantaran tidak memiliki modal usaha, Egar putar otak untuk bisa mendapatkan penghasilan. Pria yang berkuliah di Jurusan Teknik Pertambangan di ITB ini menjajal untuk bisnis kaus dan jaket dengan sistem pre-order lewat Kaskus. Perjalanan bisnis kaus pesanan ini cukup lancar. Dalam kurun waktu beberapa bulan dia sudah bisa meraup keuntungan sekitar Rp 10 juta.

Sebenarnya selama menjalankan bisnis kaus, Egar sembari meriset berbagai hal mengenai produksi dan berbisnis sepatu. Egar mengaku tercetus mendirikan usaha sepatu premium karena menurutnya peluang pasar bisnis sepatu lokal yang berkualitas tinggi masih besar di pasaran.

Dia menemukan masih banyak produk sepatu premium yang didominasi merek dari luar negeri. Itu sebabnya Egar berhasrat bisa memiliki produk sepatu buatan lokal yang bisa bersaing dengan produk asing. Egar gencar mencari berbagai informasi dari Google, Youtube, dan berbagai situs lain seperti forum pecinta sepatu kulit di internet untuk bisa belajar membuat sepatu yang pas dan nyaman digunakan konsumen.

Dia juga melakukan riset mendalam untuk mencari perajin di beberapa daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Ini pun tidak mudah lantaran sulit mencari perajin yang memiliki kesamaan visi dengan dirinya.

Pada tahun 2011, bermodal uang Rp 10 juta dari berjualan kaus di Kaskus dia gunakan untuk membangun situs, membeli bahan baku awal dan membuat contoh produk sepatu. Egar  coba memasarkannya lewat internet kala itu. Ternyata respons pasar positif. Sampel produk sepatu yang dia patok Rp 700.000 per pasang laku terjual.  

Egar terus mengembangkan kualitas produk serta cara pemasaran sepatu buatannya. Lewat berbagai forum dan riset di internet, dia menemukan informasi tentang sejumlah pemasok bahan baku ternama seperti kulit, sol dari luar negeri yang bisa meningkatkan kualitas produknya.

Dengan berbagai upaya untuk bisa meyakinkan para pemasok tersebut, Egar bisa mendapatkan kepercayaan dari mereka untuk bisa menjalin kerjasama. Itu sebabnya sekitar 40% bahan baku dia ambil dari luar negeri dan 60% dari lokal.

Darisitu kepercayaan dirinya terus bertumbuh untuk bisa bersaing di pasar kelas premium. Egar terlibat dalam proses produksi, terutama menentukan desain dan riset produk sepatu yang akan dibuat. "Bekerjasama dengan pabrik kulit dan pabrik sol kelas dunia membuat Chevalier punya keunikan dan kualitas yang mampu bersaing dengan produk luar," kata dia.  

Pemasaran produk pun meluas ke berbagai sosial media dan pameran fesyen. Meski pernah di salah satu pameran fesyen produknya hanya terjual tiga pasang saja, namun dari situ dia bisa bertemu dengan banyak pihak yang menawarkan kerjasama. 

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×