kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bermodalkan € 500 untuk buat drone sendiri (2)


Selasa, 26 April 2016 / 11:55 WIB
Bermodalkan € 500 untuk buat drone sendiri (2)


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Rizki Caturini

Irendra Radjawali mengaku tidak terpikir untuk menjadi pengusaha. Justru, bisnis ini terbentuk karena tugas penelitian di bidang ekologi politik yang banyak menyasar daerah di Indonesia. Dia bersama para peneliti lain sering terhalang izin masuk ke lahan perusahaan perkebunan. Padahal, sangat mungkin terjadi pembalakan liar di lahan tersebut.

Karena kebutuhan data dan gambar, membuat pria kelahiran Malang ini memiliki ide menggunakan sebuah drone. Lantaran harga sewa drone sangat tinggi dan sewa pesawat untuk meneliti juga butuh biaya hingga US$ 3 juta saat itu, Radja, panggilan akrabnya menjajal untuk membuat drone sendiri.

Awalnya dia membuat dari bahan kayu dan kawat. Radja mencari tahu dan belajar dari Youtube tentang cara membuat drone. Kurang lebih satu minggu, Radja mempelajari teknik membuat drone. Bahan-bahan seperti kayu, kawat, dan kamera sederhana dibeli. Modal awal waktu itu yaitu € 500.

Tahun 2013, Irendra pun mulai banyak melakukan riset untuk menciptakan beberapa drone dan mengujicobakan di Kalimantan. “Bersama masyarakat adat di sana, saya petakan hutan adat masyarakat Dayak,” kata Radja.

Trial dan error pun masih sering terjadi. Dengan bahan kawat, kayu, dan stereofoam, drone buatannya sempat jatuh dan tidak bisa dilacak keberadaannya. “Waktu itu, dimasukkan ke sistem untuk terbang ke satu titik dan saya lupa untuk men-setting pulang. Makanya drone hilang dan tidak tahu dimana keberadaannya,” sebut lulusan Teknik Sipil ITB ini.

Hampir setahun lebih, Radja melakukan riset dan percobaan terhadap drone yang diciptakan untuk menghasilkan data yang presisi di Kalimantan. Banyak hal yang jadi kendala, mulai dari intervensi gelombang, gangguan cuaca, dan pengaturan agar tidak terkena pesawat dan jatuh di tempat yang tidak aman.

Dia bilang, ketentuan keputusan menteri untuk penggunaan drone sudah jelas, dan MATA Langit Nusantara, perusahaan yang dia dirikan bersama rekan-rekan pun telah menerapkan prosedur agar drone yang terbang layak dari segi keamanan. Pria berumur 42 tahun ini mengatakan, drone menggunakan parasut setiap turun di tempat yang ditentukan.

Itulah mengapa, Irendra bilang, butuh waktu kurang lebih setahun lebih untuk riset dan menjamin bahwa bisnis ini aman digunakan untuk semua orang. Setelah mantap melakukan riset hingga setahun lebih, pada September 2015, dia pun mantap untuk mempublikasikan bisnis MATA kepada masyarakat luas.

Konsep bisnis ini pun dia bawa mengikuti ajang Wismilak, Diplomat Success Challenge 2015. Radja pun  tampil sebagai pemenang utama dan berhak atas hadiah uang senilai Rp 500 juta. Dari situ, selain mendapat pelatihan, MATA mendapatkan banyak mendapat proyek dari beberapa instansi pemerintahan, sektor swasta seperti Hutama Karya, dan LSM dengan omzet total miliaran rupiah. Konsep usahanya menarik investor Jerman untuk bekerjasama.    n

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×