kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,41   -13,08   -1.42%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bersaing dengan membuat telur asin aneka rasa (2)


Rabu, 30 Oktober 2013 / 13:32 WIB
Bersaing dengan membuat telur asin aneka rasa (2)
ILUSTRASI. Pasar menunggu hasil RDG Bank Indonesia (BI) terkait bunga acuan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini

Sulaiman sukses membawa Adonan Jaya  sebagai produsen telur asin ternama di Kabupaten Sidoarjo. Bukan hanya Adonan Jaya, Desa Kebonsari, kampung halamannya juga dikenal sebagai kampung produsen telur asin terbesar se-Jawa Timur.

Keberhasilannya tidak diraih dengan mudah. Ia memerlukan waktu lama untuk menemukan resep telur asin yang enak. Sulaiman juga tak segan menerima kritikan dari pelanggan soal kualitas dan rasa telur buatannya.

"Kadang ada konsumen yang protes karena telur asin saya mudah basi dan kuning telurnya tidak masir," kisah bapak dari dua anak ini. Maka, Sulaiman melakukan uji coba berkali-kali sampai bisa menghasilkan  kualitas telur asin yang sesuai keinginan konsumen.

Sulaiman berceritera, untuk menghasilkan telur asin yang enak, ia membalut telur bebek dengan campuran batu bata, abu  arang batok kelapa dan garam. "Sebelum dihaluskan, sebaiknya batu bata dibakar lebih dahulu, supaya telur asin tidak mudah berjamur," jelasnya. Telur asin sudah siap dikonsumsi setelah diperam selama tujuh sampai 10 hari.

Usaha Sulaiman ini rupanya juga dilirik banyak tetangganya sehingga seiring perjalanan waktu, pemain di bisnis telur asin   semakin banyak. Maka, Sulaiman pun melakukan inovasi produk sejak 1992.

Ia membuat telur asin aneka rasa, seperti rasa kepiting, udang dan ikan salmon. Ide ini muncul setelah Sulaiman melihat hasil tangkapan seorang nelayan yang juga sahabatnya. "Saya pikir, mengapa tidak coba rasa makanan laut yang banyak digemari orang. Jadi mulailah saya eksperimen," ceritanya.

Pria kelahiran 56 tahun silam ini bilang, proses pembuatan telur asin aneka rasa berbeda dengan original. Masa peram telur asin aneka rasa selama 12 hari. Nah, setelah itu, telur harus direbus lagi dalam larutan berisi rasa yang diinginkan selama 4 jam. Kemudian, diakhiri dengan proses pematangan akhir. Ada tiga cara pematangan akhir, yaitu dengan direbus, dioven atau digoreng.

 Cara pematangan ini menentukan daya tahan masing-masing telur asin tersebut.  Misalnya, telur yang digoreng hanya tahan 15 hari, sedangkan telur yang dioven bisa tahan 20 hari.

Inovasi tersebut berhasil mendongkrak penjualan  Adonan Jaya. Tak hanya itu, namanya kian populer, sehingga ia tak lagi menjajakan telur buatannya ke pasar karena pelanggan yang justru datang ke tempatnya. Bahkan, banyak pula pesanan yang datang dari luar kota, dan pasar ekspor di wilayah Asia. "Untuk  Jakarta saja, saya rutin kirim 2.500 telur asin per bulan," ungkap Sulaiman.

Kini Sulaiman telah menapaki hari-hari dengan kesuksesan. Namun ia tak pernah melupakan perjuangan membangun usaha Adonan Jaya. Ia ingat, omzet usahanya pernah jeblok hingga 30%, ketika marak kasus flu burung. Ketika itu, banyak bebek yang terinfeksi virus.

Ketika musim hujan dan banjir, kebanyakan bebek juga tidak bisa berproduksi sehingga produksi telur asin Adonan Jaya merosot.

Belajar dari pengalaman, ia pun mengakalinya dengan menimbun lebih banyak telur sebelum memasuki musim hujan besar atau banjir. (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×