kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bertandang ke pusat ukir gamelan bali (1)


Senin, 03 Agustus 2015 / 14:46 WIB
Bertandang ke pusat ukir gamelan bali (1)


Reporter: Rani Nossar | Editor: Tri Adi

Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar telah lama dikenal sebagai pusat pembuatan ukiran gamelan bali. Di sini terdapat 20 perajin ukiran gamelan dan beberapa diantaranya juga memproduksi alat musim gamelan juga. Dari usaha ini pemilik usaha ini bisa mengantongi omzet puluhan juta per bulan.

Berbicara alat musik gamelan, mungkin mata kita akan langsung tertuju pada daerah Pulau Jawa yang merupakan tempat berkembangnya alat musik ini

Namun, ternyata alat musik ini bukan hanya dikenal di tanah Jawa saja, Pulau Bali juga menjadi salah satu lokasi populer untuk gamelan. Selain diproduksi sebagai alat seni, gamelan di Bali juga menjadi ornamen penting dalam upacara adat di pulau dewata tersebut.

Tak heran jika di Bali juga terdapat pusat pembuatan ukiran gamelan, yakni perangkat pembungkus gamelan yang telah diukir sedemikian rupa sehingga menjadi barang seni yang menarik.

Lokasi yang bisa jadi pilihan bagi kolektor seni untuk berburu ukiran gamelan ini adalah di Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.

Saat KONTAN menyambangi lokasi ini memang tidak terlalu terlihat menonjol aktivitas pembuatan ukiran gamelan ini. Pasalnya, para perajin ini mengukir gamelan ini di bagian belakang rumah sehingga tak bisa terekam dari depan rumah.

Meski kebanyakan perajin hanya memproduksi ukiran gamelan, di tempat ini ada sekitar tiga pengusaha yang juga telah berkembang untuk memproduksi alat musik gamelan yang terbuat dari logam.  Salah satunya adalah Wayan Sudira yang sudah terjun ke bisnis ini sejak 15 tahun lalu.

Mengusung bendera usaha Gong Bali Turun Sedano, Wayan yang dibantu 20 orang karyawan ini membuat ukiran beserta gamelan logam. Bahan baku produksi gamelan dipasok dari Solo, Jawa Tengah.

Gamelan Bali terdiri dari 20 alat yang kesemuanya disebut barongan. Biasanya untuk menyelesaikan satu barongan membutuhkan waktu dua pekan, sehingga untuk menyelesaikan satu barongan komplet bisa memakan waktu enam bulan.

KONTAN berkesempatan untuk melihat langsung proses pembuatannya, mulai dari menyerut kayu, mengukir, hingga pengecatan.

Produk ukiran gamelan milik Wayan ini sudah dipasarkan hingga skala internasional, seperti ke Australia, Amerika Serikat, Selandia Baru, Jepang, dan Jerman.

Satu alat ukiran gamelan dibanderol seharga Rp 7 juta, namun untuk satu set barongan komplet harganya bisa mencapai Rp 200 juta. Tak heran jika Wayan bisa meraup omzet usaha rata-rata per bulan Rp 60 juta.

Pemain lainnya adalah Wayan Sutame, pemilik Mamow Gamelan Bali, yang menggeluti bisnis ini sejak lima tahun silam. Dia mengklaim ukiran gamelan yang dia produksi lebih murah, yakni Rp 4 juta per satu alat dan Rp 100 juta per satu set barongan.

Harga lebih murah, karena dia memproduksi barang ini setengah jadi untuk dituntaskan  sendiri oleh pembeli. Dari usaha ini, Sutame mengaku rata-rata bisa meraup omzet hingga Rp 40 juta per bulan.           

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×