kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bertandang ke sentra sapi perah di Malang (3)


Sabtu, 06 Mei 2017 / 07:05 WIB
Bertandang ke sentra sapi perah di Malang (3)


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Johana K.

Sentra peternakan sapi perah di Desa Sebaluh, Kelurahan Pandesari, Kecamatan Pujon merupakan yang terbesar di Malang, Jawa Timur. Sentra ini berkembang berkat bantuan pemasaran dan bibit dari koperasi setempat.

Patia Ningsih, salah seorang peternak mengaku, sudah menjadi anggota koperasi sejak awal beternak sapi perah. Dengan bergabung menjadi anggota koperasi kini dia tidak pusing lagi memikirkan pasar.

Sebab, koperasi siap menampung seluruh hasil produksi peternak untuk disuplai ke pabrik Nestle. “Jadi untuk penjualan sudah diserahkan ke koperasi, kami tidak pusing lagi," kata Patia.

Koperasi ini sudah dibentuk pemerintah daerah setempat sejak tahun 1990-an. Tujuan dibentuknya koperasi memang untuk membantu peternak dalam mengembangkan usahanya.

Selain pemasaran, koperasi juga turut membantu pengembangan bibit sapi dengan cara inseminasi buatan. Setiap sapi betina yang birahi dan siap dibuahi, didatangi petugas Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) dari koperasi untuk memasukkan sperma atau semen ke dalam saluran reproduksi dengan cara disuntik.

Patia bilang, benih sapi merupakan campuran antara sapi lokal dan sapi London. "Penyuntikan benih gratis, kami kasih ongkos staf saja yang datang sebesar Rp 150.000 sekali datang," kata ibu anak tiga ini.

Patia menuturkan, sebelum dia menggunakan benih dari Malang, sapi-sapi yang diternak berkembang biak secara alami. Namun dengan cara inseminasi, hasil yang didapat lebih maksimal.

Menurut Patia, beternak sapi perah tidak mudah. Seorang peternak harus telaten membersihkan kandang minimal tiga kali sehari. Disamping itu, sapi juga harus mandi dua kali dalam sehari. “Hampir sama dengan manusia, sapi harus dirawat agar tidak stres dan menghasilkan susu yang sehat,” ucap Patia.

Hal penting lainnya adalah memberikan minum, pakan dan vitamin. Sebab, untuk menambah nutrisi dan mempercepat proses produksi susu dalam tubuh sapi perlu tiga faktor tersebut.

Dalam sehari, Patia bisa mengeluarkan biaya ratusan ribu untuk membeli vitamin dan pakan. Dia juga selalu menyiapkan satu ember air untuk minum sapi setiap harinya. Selebihnya, agar sapi kuat, Patia memberi jamu kunir dan asem jawa sebagai vitamin tambahan.

Peternak lain, Jamal Kurnia menyebut, kondisi kandang harus diperhatikan agar sapi bisa menghasilkan susu secara maksimal. Apabila kandang kotor, berantakan dan licin dapat membuat sapi stres dan sakit. Penting juga memijat badan sapi agar tidak stres. Selain itu, perlu dilakukan pemeriksaan rutin oleh dokter paling tidak seminggu sekali.

Jamal menambahkan, cuaca hujan cukup berpengaruh pada kondisi kesehatan sapi. Di musim hujan sapi rentan akan terserang linu kaki ataupun kembung. “Jadi kalau cuaca hujan seperti sekarang siap-siap ke koperasi untuk minta dokter periksa,” sebut Jamal.

Ia mengaku, harus merogoh biaya hingga Rp 1 juta untuk suntik kesehatan dan pemeriksaan dokter. "Semua itu demi hasil produksi susu yang maksimal," ujarnya.  

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×