kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bertani sembari menanam jamur (1)


Kamis, 18 September 2014 / 16:25 WIB
Bertani sembari menanam jamur (1)
Katalog promo Alfamart terbaru Senin 3 April 2023 masih hadir dengan produk spesial mingguan untuk Anda.


Reporter: Rani Nossar | Editor: Rizki Caturini

Karawang merupakan daerah yang banyak memiliki lahan pertanian. Hampir sebagian besar wilayah Karawang hingga ke Subang banyak ditanami sawah. Sehingga tidak heran bila Karawang menjadi salah satu produsen padi yang terbesar di Indonesia.

Lantaran banyaknya area persawahan di daerah ini, banyak sekali jerami atau bekas gabah yang tersisa sebagai limbah. Nah, hal ini banyak dimanfaatkan warga untuk menghasilkan uang dengan membudidayakan jamur merang. Contohnya di Desa Sukamulya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang, Jawa Barat.

Hampir seluruh warga di desa ini berprofesi sebagai petani sawah pada pagi hingga siang hari dan menjadi pembudidaya jamur merang setelahnya. Dari situ, penghasilan para petani lumayan, bisa menambah penghasilan dari bertani.

Seperti salah satu petani yang juga pembudidaya jamur bernama Sudin Permana Sidik. Pria berusia 36 tahun ini sudah menjadi pembudidaya jamur sejak 10 tahun silam. Awalnya dia hanya mengerjakan budidaya jamur dalam skala kecil. "Awal memulai usaha ini saya masih menghasilkan sedikit dan untungnya belum besar," kata dia.

Tapi setelah ada program penyuluhan bagi para petani jamur merang untuk memproduksi jamur dalam skala lebih besar dengan kualitas baik dari Pertamina, usaha jamur para petani meningkat. Penyuluhan ini bagian dari program corporate social responsibility (CSR) Pertamina lantaran ada proyek pembangunan pipa gas di daerah itu sehingga banyak areal sawah di desa ini yang di bawah tanahnya dipasang pipa-pipa gas.

Sejak saat itu Sudin juga mengajak beberapa petani lain untuk membudidayakan jamur merang secara serius. Jamur merang ditanam di tempat yang bernama kumbung. Ini merupakan tempat yang sengaja dibuat seperti kamar yang ditutupi dan dibuat lembab agar jamur tumbuh sumbur.

Total kumbung di Desa Sukamulya ini ada 30 buah, lima diantaranya milik Sudin. Satu kumbung ukurannya 3 meter (m)x3 m. Sudin membutuhkan waktu dua bulan untuk sekali panen jamur.

Jika produksi sedang bagus, dia bisa menghasilkan 200 kilogram (kg) jamur merang tiap kali panen. Biasanya setelah panen ada pengumpul yang datang dengan truk untuk mengambil hasil panen. Dari situ, Sudin bisa mendapat omzet Rp 10 juta dari hasil lima kumbung miliknya.

Pembudidaya jamur merang lainnya adalah Supriyadi (35 tahun). Dia pembudidaya binaan Sudin. Supriyadi bilang, potensi jamur sangat besar karena bukan hanya dimakan untuk pribadi tapi juga untuk konsumsi di restoran dan hotel-hotel.

Kini Supriyadi memiliki 2 kumbung. Bibit jamur dia beli dari Subang dan Tasikmalaya. Supriyadi sudah bisa mencetak omzet lebih dari Rp 2 juta sekali panen.       n

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×