kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bibit dan perawatan penentu hasil panen durian (2)


Rabu, 30 September 2015 / 13:21 WIB
Bibit dan perawatan penentu hasil panen durian (2)


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Tri Adi

Untuk menghasilkan panen yang produktif, para petani durian menoreh di Desa Banjaroya, Kulon Progo, Yogyakarta harus melakukan pola budidaya dan perawatan yang benar. Selain rutin disiram, bibit durian menoreh harus rajin disemprot antihama. Jika perawatannya benar, sekali panen bisa menghasilkan 200 buah.

Sentra durian menoreh di Desa Banjaroya, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, sangat membantu perekonomian para petani setempat. Sebelum ditetapkan jadi sentra pada 2007, para petani telah membudidayakan durian untuk mengais rezeki.

Apalagi, lahan tanah di desa Banjaroya terbilang subur untuk budidaya tanaman buah. Dus, selain memiliki daging tebal, rasa buah durian yang dibudidayakan petani di desa ini juga tidak kalah lezat dibandingkan durian monthong.

Sama seperti jenis tanaman buah lainnya, agar hasilnya produktif, para petani durian menoreh harus melakukan pola budidaya dan perawatan yang benar. Contohnya  Petrus Sugito, salah satu petani durian menoreh di Desa Banjaroya.

Petrus membudidayakan durian menoreh di atas lahan seluas 5 hektare. Ia merawat satu pohon durian menoreh berumur tujuh tahun dengan puluhan bibit. Dia bilang, dengan pembibitan dari biji, pohon durian harus rajin diberi pupuk organik dan disiram rutin dua kali sehari.

Setelah benih tumbuh, petani harus memilih bibit yang terlihat sehat dan siap tanam. Setelah itu, bibit durian disemai dua bulan untuk selanjutnya dipindahkan ke dalam polibag ukuran 20 sentimeter (cm) x 25 cm. “Enam bulan kemudian disambung untuk berbuah lagi,” ujar Aven, anak Petrus.

Soal perawatan, lanjut dia, setiap tanaman tumbuh setengah meter harus dipangkas agar pohon tidak tinggi. Tanaman durian menoreh pun harus disemprot anti hama dua kali sehari. Dengan begitu, panen dalam lima tahun sekali bisa menghasilkan 50 buah-200 buah durian menoreh dengan ukuran beragam, mulai dari 4 kilo gram (kg) sampai 4,5 kg.

Ada sejumlah varietas durian yang ditanam petani di desa Banjaroya. Contohnya Petrus. Dia menanam tiga varietas berbeda, yaitu menoreh jambon, menoreh gurih dan menoreh kuning.

Menurut Aven, varietas durian menoreh memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan durian dari daerah lainnya. Di antaranya, kata Aven, selain rasanya manis dan pahit, daging buahnya cukup tebal. "Jadi, kalau ada satu orang yang kuat makan satu buah durian habis, luar biasa,” tuturnya.

Yang menarik, kata Aven, para petani durian menoreh memberikan garansi bagi pembeli. Jika rasa durian menoreh yang dipetik dari pohonnya tidak enak dan kualitasnya buruk, petani akan mengganti durian utuh lainnya untuk pelanggan.

Ahmad Baehaqi, pembudidaya durian menoreh lainnya membenarkan pernyataan Aven. Dia juga memberikan garansi untuk pelanggan jika kedapatan membeli buah durian yang kualitasnya tidak baik. Namun, Ahmad bilang, selama ini kualitas durian menoreh sangat bagus, sehingga jarang mendapat komplain pelanggan.

Ahmad membudidayakan pohon durian di pekarangan rumahnya sejak tahun 1990-an. Dia menjual durian menoreh hasil budidaya Rp 50.000-Rp 75.000 per buah. 

(bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×