kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Binar-binar peluang jasa efek panggung


Senin, 20 Mei 2013 / 13:38 WIB
Binar-binar peluang jasa efek panggung
ILUSTRASI. Nonton Boruto episode 227 (iQIYI, WeTV, Bstation/Bilibili): Misi terkahir Tim 7?


Reporter: Revi Yohana, Yura Syahrul, Pravita Kusumaningtias | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pentas hiburan semakin digandrungi masyarakat. Makanya, pertunjukan semacam konser musik, tarian, maupun drama panggung kian marak digelar, terutama di perkotaan.

Salah satu bisnis yang terkait dengan pentas hiburan adalah bisnis jasa penyedia efek panggung. Seperti diketahui, selain tema yang sesuai, agar  suasanya terkesan meriah, perlu dukungan efek panggung. Efek panggung bisa berupa kabut asap, salju, kembang api, hingga siluet.  

Salah satu pebisnis yang menggeluti jasa efek panggung adalah Danny Kurnianto di Surabaya, Jawa Timur. Awalnya, usahanya adalah event organizer (EO). Ia mendirikan usaha EO pada tahun 2000. Namun, banyaknya permintaan jasa efek panggung, membawa pria 35 tahun ini beralih ke bisnis efek panggung, yaitu sejak 2007.

Kini, di bawah bendera 9 Effects ia menawarkan beragam efek panggung, mulai dari kembang api, balon, salju, lampu gerak, cairan gelembung, hingga panggung berasap.

Berbagai jenis acara telah digarap 9 Effects; mulai dari perayaan ulang tahun, pernikahan, peluncuran produk, hingga pertunjukan musik. Sebut saja ajang Putri Indonesia di Graha Samudera Surabaya pada 2007, dan event tahun baru yang menyajikan kembang api di Losari, Makassar pada 2008.

Kliennya tak hanya dari sekitar Surabaya, namun  hingga Kalimantan dan Sulawesi. Setiap pekan, Danny selalu ke Jakarta untuk melayani jasa pembuatan efek panggung.

Pekerjaan rumit

Menurut Danny, bisnis jasa efek panggung termasuk pekerjaan rumit. Meski acara hanya 3-4 jam, namun persiapannya bisa memakan waktu hingga seminggu. Yaitu, mulai dari membeli bahan-bahan, membuat kreasinya, memboyong ke tempat perhelatan, memasang hingga menyetelnya.
 
Pekerjaan ini menjadi lebih repot karena bahan dan peralatan yang sudah dibuat tidak selalu bisa dicoba lebih dulu. "Jadi, kami harus memastikan semua peralatan bisa bekerja dengan baik, hingga acara rampung," katanya. "Kalau ada satu saja kabel yang copot atau alat tidak berfungsi, acara bisa kacau," tambahnya.

Karena itu, biaya jasa efek panggung relatif tidak murah. Danny mematok tarif berkisar Rp 2 juta hingga Rp 10 juta untuk sekali pertunjukan. Dengan dibantu lima karyawannya, Danny mengaku ia bisa meraup omzet Rp 50 juta per bulan.

Penyedia jasa efek panggung lainnya, Agung Mangempis menyebut, saat ini, kebutuhan efek panggung sudah sangat tinggi. "Tidak hanya di panggung, efek seperti ini juga mulai banyak dicari untuk event gathering, acara perusahaan hingga pernikahan," tutur pemilik DZ Studio di Bali ini.

Ia sudah terjun ke bisnis efek panggung sejak 2002 silam. Menurutnya, untuk menyiapkan efek panggung sebuah acara yang megah atau rangkaian acara besar, butuh waktu mingguan hingga tiga bulan.

Tapi, jika hanya berupa efek asap atau kembang api yang tidak butuh geladi resik, bisa dikerjakan kurang dari sejam. "Setengah jam sebelum acara juga bisa, karena seluruh mesin untuk efek kami siapkan setiap hari, stand by 24 jam," jelas Agung.

Ia memasang tarif mulai dari Rp 300.000 untuk efek standar atau satu jenis efek. Sementara, jika efeknya banyak dan kompleks bisa mencapai Rp 20 juta.

Pemain lain lagi, Henry Suryawijaya. Ia adalah desainer sekaligus marketing Praise Community Church Lightwork, grup penyedia jasa efek di jakarta yang sudah menggeluti bisnis ini sejak tahun 2008.

Henry mengatakan, awalnya efek yang ia bikin baru untuk kegiatan komunitas sendiri. "Ternyata banyak yang tertarik, sehingga kami mulai menerima klien dari luar sejak 2009," ucapnya.

Acara yang sudah digarap Henry bersama Lightworks- nya sangat bervariasi, mulai dari event gereja, konser musik, fashion show, pameran, hingga pesta pernikahan. Efek yang ditampilkan berupa pencahayaan, asap, kembang api, hingga siluet.

Ada tiga teknik yang digunakan Lightworks dalam setiap efek panggung. Pertama, ambiance, yakni teknik pemberian warna ke suatu wilayah atau ruangan dengan menggunakan teknik cahaya. Lalu, sky light berupa netralisasi untuk video dan foto. Terakhir, special effect merupakan teknik pencahayaan, yang bergerak sesuai musik yang dimainkan. Teknik ini kerap dipakai pada konser musik.

Dengan teknik tersebut, kata Henry, panggung tampil hidup dan meriah. "Bayangkan, ruangan bernuansa apapun, bisa disulap menjadi warna merah, ungu, atau warna apapun hanya dengan permainan semburat cahaya dan efek lainnya," tuturnya.

Tarif sekali pentas berkisar Rp 7,5 juta hingga Rp 20 juta, tergantung luas ruangan dan dekorasi. Henry bilang, dalam sebulan, Lightworks bisa menerima delapan order. Rata-rata, sebulan bisa meraih omzet Rp 48 juta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×