Reporter: J. Ani Kristanti | Editor: Johana K.
Banyak orang bilang, komitmen untuk membuka usaha itu gampang, tapi komitmen untuk meneruskannya, sulit sekali. Romdoni pun mengakui hal tersebut. Apalagi, produk yang dikembangkannya harus bersaing dengan merek internasional yang telah dikenal luas.
Yang jelas, butuh keberanian untuk menghadapi segala tantangan yang muncul. “Yang paling susah adalah mengubah citra brand Indonesia,” kata Doni, panggilan akrab Romdoni.
Tadinya, banyak orang tak mengetahui bahwa Birdie adalah brand lokal. Ketika kemudian orang mulai mengenal Birdie, Doni melihat, sikap kritis terhadap produknya lebih tinggi. “Pasti produsen yang menciptakan brand Indonesia mengalami hal serupa,” cetus dia. Untuk menangkis kritik, dia tunjukkan lewat kualitas produk.
Cara lainnya, Doni fokus membangun brand. Untuk itu, banyak hal yang harus diperhatikan. Bukan cuma soal kualitas produk, tapi juga bagaimana pengusaha memiliki komunikasi yang bagus dengan pasar atau masyarakat luas.
Doni pun menyadari, penting untuk mengembangkan jaringan demi menancapkan brand di kalangan para pegolf. “Oleh karena itu, networking, media dan publishing merupakan tiga hal yang menjadi prioritas saya,” jelas dia.
Salah satu cara yang dilakukan untuk menggapai ketiganya, Doni menyelenggarakan Birdie Golf Turnamen. “Ini menjadi semacam hentakan atau shock therapy bagi brand lainnya. Kami brand lokal, tapi berani bikin turnamen,” seru dia. Turnamen yang baru pertama kali digelar Birdie ini berlangsung pada Mei 2015 lalu. Selanjutnya, Birdie akan menggelar turnamen serupa pertengahan Oktober nanti di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Kini, selain perlengkapan untuk olahraga golf, Doni juga mengembangkan produknya untuk jenis olahraga lain. Juni lalu, dia meluncurkan Segy, merek untuk perlengkapan pelari.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
