kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Birdie Menyisir Pasar sebagai Merek Lokal (1)


Jumat, 28 Agustus 2015 / 16:25 WIB
Birdie Menyisir Pasar sebagai Merek Lokal (1)


Reporter: J. Ani Kristanti | Editor: Johana K.

Hobi bisa menjadi jalan untuk mengawali usaha. Inilah yang terjadi pada Romdoni. Pria kelahiran Jakarta 38 tahun silam ini akhirnya menggeluti bisnis pernak-pernik keperluan golf, berjuluk Birdie, setelah menjalani olahraga ini selama beberapa tahun.  

Doni, panggilan akrabnya, melihat peluang bisnis apparel golf lantaran dia tak menemukan pakaian bagus dengan harga terjangkau. Apalagi, tak ada brand lokal pada produk ini. Padahal, penghobi golf di Indonesia terus bertambah. Banyak pendatang baru dari generasi muda.

Bisnis apparel golf ini bukan bisnis baru bagi Doni. Sebelumnya, dia pernah membuka toko kaos di Balikpapan, Kalimantan Timur. Saat itu, bisnis kaosnya dimulai secara tak sengaja. “Karena teman punya jatah booth di bulan Ramadan dan tak tahu harus berjualan apa,” ujar Doni.

Lantas, Doni menanggapi info sang teman tersebut dan mengajaknya bekerjasama. “Saya drop barang dari Jakarta dan ternyata laris manis,” kenang Doni, yang sampai saat ini masih aktif bekerja di sebuah perusahan minyak nasional. Dari situ, Doni membuka kios hingga akhirnya mendapat tawaran untuk membuka toko di mal.

Doni menjalani bisnis bukan saat bekerja saja. Bahkan, ketika masih sekolah, dia sudah sering berjualan. “Saya tidak malu, jualan ikan hias, makanan, minuman dan sering ikut orangtua ke pasar,” kenang dia.  Dia pun mengakui mendapat banyak pelajaran dan keberanian dari kedua orangtuanya dan lingkungan tempat tinggalnya semasa kecil dulu di Mampang, Jakarta Selatan.

Berbagai pengalaman ini memupuk keinginannya untuk serius berbisnis ketika kembali ke tanah air. Sebelum akhirnya menetap di Jakarta pada tahun 2012, beberapa tahun Doni malang melintang di berbagai oil company di tujuh negara. “Terakhir, saya bekerja di Venezuela, Amerika Selatan,” kata dia.

Setelah memutuskan berkantor di Jakarta, Doni berinisiatif punya perusahaan sendiri. “Karena saya bisa mengawasi langsung bisnis saya. Kalau saya di luar negeri, impossible bikin Birdie,” ujar dia.

Setelah enam bulan melakukan studi pasar, Doni segera  mengawali bisnisnya pada 2013. Dia menetapkan standar-standar kualitas produknya karena sejak awal dia fokus untuk membangun brand, seperti yang dilakukan oleh para pemain internasional.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×