kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis donat sudah mulai bolong-bolong


Sabtu, 20 Juli 2019 / 11:55 WIB
Bisnis donat sudah mulai bolong-bolong


Reporter: Elisabeth Adventa, Ratih Waseso, Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - Siapa tak kenal donat? Panganan dengan ciri khas berbentuk bundar dan bolong di tengah ini disukai banyak kalangan, dari anak-anak hingga orangtua.

Tidak sulit menemukan donat. Makanan ini dijajakan di pedagang kaki lima, minimarket, hingga gerai di mal. Dan, donat punya beragam rasa dan warna yang menggugah selera untuk membeli dan mencicipi.

Dengan kemajuan bisnis kuliner saat ini, donat dikemas dan disajikan dengan topping yang beragam. Dulu, donat hanya berbalut butiran cokelat atau bubuk gula putih. Sekarang, konsumen bisa memilih aneka topping yang diinginkan sesuai selera.

Berbagai topping dan kreasi bahan baku membuat donat kini kaya akan rasa Sebutlah donat kentang hingga donat bercampur yoghurt.

Pemain di bisnis donat pun semakin banyak yang membuat persaingan semakin ketat. Apalagi, tak sedikit yang menawarkan kemitraan. Lalu, bagaimana perkembangan kemitraan donat kini?

Rubrik Review Waralaba KONTAN pekan ini akan membahas bisnis kemitraan donat. Ada tiga kemitraan donat yang akan kami bahas: Papis Donuts, Donat Bakar, dan Bandung Donat Yogurt. Simak ulasan berikut:

- Papis Donuts

Papis Donuts adalah usaha besutan Chandra Purna Nugraha asal Semarang, Jawa Tengah. Dia mendirikan bisnis ini sejak 2014 dan menawarkan kemitraan Papis Donuts mulai November 2015.

KONTAN pernah mengupas tawaran kemitraan Papis Donuts pada November 2016 lalu. Saat itu, bisnis ini memiliki sembilan gerai, tersebar di Surabaya, Kediri, dan Mojokerto. Chandra sengaja menawarkan kemitraan di luar Semarang untuk melebarkan sayap ke daerah lain.

Tiga tahun berselang, Papis Donuts tak lagi menawarkan kemitraan. Chandra mengungkapkan, pasar donat tidak seramai dulu. Saat ini, minat masyarakat terhadap donat mulai berkurang. "Penjualan tidak seramai dulu, jadi sekarang saya fokus ke toko roti saja dan tidak spesifik mengembangkan donat," katanya kepada KONTAN.

Meski penjualan donat mengalami tren penurunan, Chandra tetap mempertahankan gerai miliknya. Selain itu, masih ada enam gerai mitra yang bertahan. Selain penjualan harian, mereka mengandalkan pesanan untuk acara-acara khusus. Namun, para mitra tidak lagi perlu membeli bahan baku ke pusat.

Kendala lain, gerai mitra tidak selalu aktif, kadang buka kadang tutup. "Ada yang aktif tapi beberapa ada yang jualan sesuai kemauan. Jadi, itu yang membuat pendapatan tidak stabil," ujar Chandra.

Sebelumnya, Papis Donuts menawarkan dua paket investasi, yakni paket tanpa booth senilai Rp 3 juta dan paket booth Rp 5 juta. Dengan modal tersebut, mitra mendapat fasilitas peralatan usaha lengkap (kompor, elpiji, gas, dan lain-lain), promosi, rekrutmen sekaligus pelatihan karyawan, serta bahan baku awal sebanyak 40 lusin. Dengan omzet sekitar Rp 7,2 juta–Rp 8,5 juta sebulan, mitra bisa balik modal dalam tiga bulan.

- Donat Bakar

Pemain lainnya adalah Iwan Abu Shalih yang mendirikan Donat Bakar (Dokar) sejak 2008 silam. Saat Kontan mengulas pada 2017, Dokar mempunyai 150 mitra aktif.

Tapi, dua tahun terkahir, Iwan mengatakan, banyak mitra Dokar yang tidak lagi aktif. Bahkan, saat ini hanya tersisa 10 mitra dan yang aktif sekali hanya dua mitra saja. Sebab, sangat sulit mencari karyawan dan menjalani bisnis secara konsisten.

Meskipun demikian, Iwan tetap menawarkan paket kemitraan. Nilai investasinya masih sama, Rp 7,5 juta untuk paket gerobak. Mitra memperoleh ragam fasilitas, seperti boothX-banner, peralatan dan perlengkapan pembuat donat, bahan, pelatihan, dan seragam karyawan.

Donat yang Dokar jual juga tidak ada perubahan. Iwan masih menyediakan 40 varian donat. Misalnya, butiran cokelat, keju, apel, alpukat, tiramisu, mangga, durian, blueberry, dan capuccino. Harganya mulai Rp 3.000 hingga Rp 7.000 saja per buah.

Iwan mengaku, tak punya target penambahan jumlah mitra untuk bisnisnya ke depan. Tapi, ia menekankan kepada mitra yang akan bergabung untuk memperhatikan dua hal, yakni konsistensi dalam menjalankan bisnis dan memilih lokasi strategis.

Menurut Iwan, banyak mitra Dokar yang gulung tikar karena tidak memilih lokasi jualan yang strategis. Alhasil, pelanggan yang bisa mereka gaet juga tak terlalu banyak.

- Bandung Donat Yogurt

Berbeda dengan Papis Donuts dan Donat Bakar, Bandung Donat Yogurt mengalami peningkatan jumlah mitra. Kini, Bandung Donat Yogurt milik Sukwoto memiliki 12 gerai mitra dan akan bertambah menjadi 13 mitra pada Agustus nanti di Bogor.

Saat KONTAN menulisnya pada 2017 lalu, Bandung Donat Yogurt baru punya 10 gerai mitra. Meski mitra bertambah, Sukwoto bilang, gerai miliknya terpaksa tutup lantaran akan ada gerai mitra yang buka di Bandung juga. "Kami tutup outlet supaya tidak bentrok," jelasnya.

Sukwoto menyatakan, ada sedikit perubahan dalam investasi untuk menjadi mitra. Perubahan ini guna menambah profit, yaitu dengan mengajarkan mitra membuat yoghurt sendiri. Pertimbangannya, beberapa mitra, semacam di Aceh dan Natuna, Kepulauan Riau, sulit untuk mendapatkan bahan yoghurt yang menjadi khas Bandung Donat Yogurt. "Ide membuat yoghurt karena di daerah terpencil seperti Sigli atau Takengon di Aceh sulit untuk mendapatkan yoghurt. Makanya, kami ajarkan membuat yoghurt sendiri," ujar Sukwoto.

Harga donat di Bandung Donat Yogurt Rp 6.000 per buah, Rp 34.000 untuk enam buah, dan Rp 65.000 untuk 12 buah atawa selusin. Bandung Donat Yogurt awal tahun ini meluncurkan Bolu Yogurt dengan dua rasa: original dan keju. Menu ini akan tersedia juga di gerai milik mitra.

Untuk paket kemitraan, masih sama dengan dua tahun lalu, yaitu Rp 10 juta untuk wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta serta Rp 15 juta untuk di luar wilayah tersebut. Mitra akan mendapatkan pelatihan selama lima hari, setup outlet, serta administrasi.

Sebagai gambaran, Sukwoto menuturkan, mitra memerlukan sekitar Rp 40 juta sampai Rp 50 juta untuk peralatan dan perlengkapan usaha. Ia hanya menyiapkan layout desain interior dan furnitur agar seragam dengan gerai mitra lainnya. Bahan baku tepung atau premix wajib mitra ambil dari tempat Sukwoto, termasuk dus atau plastik kotak pembungkus donat.

"Dus dan plastik dari kami supaya tidak mahal, kan, mitra kalau buat sedikit, sementara kami banyak. Jadi, kami koordinir cetak di Bandung supaya hemat biaya, meski ada ongkos kirim masih lebih murah," terang Sukwoto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×