kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis game online tidak main-main


Senin, 22 Desember 2014 / 15:18 WIB
Bisnis game online tidak main-main
ILUSTRASI. 5 Bahaya Minum Kopi Susu Berlebihan bagi Kesehatan, Waspada!. Getty Images/Delmaine Donson


Reporter: Tri Sulistiowati, Yuthi Fatimah | Editor: Havid Vebri

Bisnis game lokal terus berkembang. Seolah tak mau kalah dari game asing, develepor game lokal terus berinovasi menelurkan karya-karya terbaru mereka. Salah satu developer game lokal yang cukup terkenal adalah Agate Studio.

Berdiri sejak tahun 2009. developer gim asal Bandung, Jawa Barat ini telah menciptakan sekitar 200 game online. Andrew  P. Budianto, salah satu pendiri Agate Studio, mengatakan, awalnya mereka membuat game untuk dijual ke portal-portal luar negeri, seperti Amerika Serikat dan Inggris.

Namun, Andrew dan teman-temannya memutuskan mengembangkan portal game sendiri yang dapat diakses di seluruh dunia. Tahun 2010, Agate Studio membuat portal game online pertamanya, yaitu www.footballsaga.com. Ini merupakan simulasi game sepak bola. 

"Saat ini, sudah ada 300.000 user yang terdaftar di footballsaga," klaim Andrew. Seiring berjalannya waktu, Agate terus berkembang. Ini terbukti dari bertambahnya para pekerja Agate, yang sebelumnya hanya 18 orang kini menjadi 65 orang.

"Jumlah ini terus bertambah seiring dengan pengembangan game yang akan kami buat," ujar Andrew. Agate sendiri tidak hanya mengembangkan game untuk hiburan, namun juga melayani jasa pembuatan game untuk iklan beberapa mereka  yang ada. Antara lain, ia  pernah membuat game iklan untuk es krim Walls Cornetto, Ford Fiesta, Hi Lo, dan Hidro Coco.

Sementara beberapa game yang sudah diproduksi antara lain Timeless Advanture, Amazing Journey, Omega Crisis, dan masih banyak lagi. Selain game online yang menggunakan platform komputer, Agate juga menciptakan game online yang dapat dimainkan menggunakan smartphone.

Dari sini, Agate dapat meraup omzet hingga ratusan juta rupiah perbulannya. Omzet tersebut diperoleh dari penjualan barang berwujud digital, seperti sepatu, energi, dan lain-lain yang digunakan untuk perlengkapan bermain game online. Harga yang dijual berkisar Rp 5.000–Rp 50.000.

Selain dari penjualan barang digital, Agate juga mengantongi pendapatan dari jasa pembuatan game iklan pada beberapa brand.  "Selain itu ada juga dari kerjasama brand yang mendukung game tersebut," jelas Andrew.

Ia mengaku, tertarik berkecimpung di dunia ini karena ingin menciptakan permainan yang nantinya akan dikenal sebagai game developer lokal. Pria lulusan Institut Teknologi Bandung ini bilang, peluang bisnis game di Indonesia sangat besar karena pemainnya masih jarang. Namun, banyak hal yang harus dipelajari untuk menjadi game developer.

Apalagi tidak banyak perguruan di Indonesia yang fokus mengajarkan pemograman khusus game ini. "Jurusan IT di perguruan banyak, tapi untuk fokus belajar sebagai programmer game atau animasi itu masih jarang," kata Andrew.

Pengembang game lokal lainnya adalah Dennis Adriansyah Ganda, pemilik Amagine Interactive. Pria 29 tahun ini berhasil membuat 13 game berbasis Android. Beberapa game karyanya yang banyak diunduh adalah Poconggg in Pocong Terbang, Muke Gile Marker, Mbaktin Ekstrak Kulit Manggis, dan Sakitnya Dimana: Disini.

Pria asal Yogyakarta ini sudah membuka usahanya sejak tahun 2011. Usahanya sempat tutup lantaran fokus kuliah. "Baru tahun 2013 kembali fokus," ujar lulusan Teknologi Informatika di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta ini.

Meski baru menjajal dunia game, jenis permainannya cukup disukai konsumen. Hingga saat ini, ada sekitar 150.000 orang yang mengunduh game miliknya. "Saya awalnya pemain game dan akhirnya terinspirasi membuat bisnis ini," katanya.

Tidak mudah

Menurut Dennis, potensi industri game di Indonesia terbilang besar. Apalagi gim berbasis Android yang jumlah pemakainya terus bertambah. Menurut Dennis, terjun di bisnis ini tidak mudah. Ia sendiri menghabiskan waktu sekitar tiga tahun untuk menyiapkan seluruh sistem dan melakukan trial and error. Mencari ide permainan yang disukai konsumen juga tidak mudah.

Begitu juga dengan mempromosikan produk  gim. Untuk media promosi, Dennis banyak menggunakan media digital seperti jejaring sosial. Cara ini cukup efektif. Selain biayanya murah, banyak anak muda pengguna Android yang suka mengakses media digital.

Dalam sebulan, Amagine Interactive bisa membuat sekitar lima hingga sepuluh permainan baru. Untuk ide permainannya, Dennis banyak terinspirasi dari lingkungan sekitar. "Apa yang sedang hot di media sosial dan trennya bagus itu biasanya saya jadikan jenis permainan baru," katanya.

Dari bisnis ini, Dennis mengantongi omzet puluhan juta per bulan. Ke depan ia ingin mengeluarkan lebih banyak permainan baru.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×