kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnisnya Tak Sekusut Namanya


Jumat, 10 Maret 2017 / 18:14 WIB
Bisnisnya Tak Sekusut Namanya


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Johana K.

Bila menyambangi Semarang, tak lengkap rasanya bila belum mencicipi tahu gimbal. Sajian ini bisa Anda jumpai di seputaran Taman KB, ujung Jl. Menteri Supeno. Persisnya, ada di depan SMA Negeri 1, Semarang.

Tahu gimbal adalah kuliner khas Semarang. Sekilas, tahu gimbal mirip dengan ketoprak. Namun, isinya lebih lengkap. Satu porsi tahu gimbal berisi lontong, tahu goreng iris, gimbal udang, irisan kol mentah, telur ceplok dan kerupuk udang.

Kemudian, menu itu disiram bumbu kacang yang telah dicampur dengan petis udang. Kecap pun menjadi pelengkap, plus taburan bawang merah goreng dan daun seledri di atasnya.

Gimbal adalah udang yang digoreng dengan tepung. Namun tidak digoreng kering, mirip dengan bakwan, namun lebih tipis dan bentuknya melebar. "Gimbal inilah yang menjadi kekhasan sajian ini," ujar Edy, salah satu pedagang tahu gimbal yang sudah berjualan lebih dari 35 tahun.

Setiap hari, Edy berjualan mulai pukul 15.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB. Setiap hari, dia menyiapkan 200-280 lembar gimbal. Satu lembar gimbal biasanya dipakai untuk satu porsi tahu gimbal yang dijual dengan harga Rp 16.000.

Pelaku usaha lainnya adalah penjual tahu gimbal dengan merek Pak Timbul. Namun, meski lapaknya mengusung nama Pak Timbul, istrinya yang sehari-hari menyajikan tahu gimbal bagi konsumen. Bu Timbul bilang lapaknya buka dari sore hingga malam hari. Setidaknya, 30-100 porsi tahu gimbal Pak Timbul dapat terjual setiap harinya. Biasanya, lapak tahu gimbal akan ramai pengunjung pada malam minggu.

Ada belasan penjual mangkal di seputaran taman yang dihiasi oleh patung seorang ibu yang menggandeng dua anaknya. Mereka sudah menjajakan tahu gimbal di sini sejak puluhan tahun silam.

Yang unik, di sini, antara penjual satu dan lainnya, tak berjarak. Bila satu gerai ramai pembeli, Anda pun dengan mudah bisa menyambangi gerai di sampingnya, atau gerai lain di seputar Taman KB.   

Membuka lapak dagangan di lokasi yang berdampingan, harga jual tiap penjualnya  cenderung seragam. Namun, hal ini tak membuat persaingan antar penjual tahu gimbal memanas.

Menurut Edy, setiap penjual tahu gimbal punya ciri khas masing-masing. "Biasanya yang membedakan itu bumbu yang dipakai untuk gimbalnya, dan juga kuahnya," tutur Edy.

Menyusun siasat menghadapi kompetitor, para penjual tahu gimbal pun lincah mengatur strategi dengan menyediakan berbagai varian menu. Di lapak tahu gimbal Pak Timbul misalnya, selain bisa memesan tahu gimbal, tersedia pula bakso sebagai menu pilihan.

Pemandangan khas lainnya, di samping gerobak tahu gimbal pasti tersedia gerobak yang menawarkan es campur. Seakan menjadi pelengkap, Anda bisa memesan aneka minuman sebagai teman mengudap tahu gimbal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×