kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Booming kopi membawa nama Uncle John melambung


Kamis, 03 Mei 2018 / 22:00 WIB
Booming kopi membawa nama Uncle John melambung
ILUSTRASI. Johny Rahardi, pencipta mesin pemanggang biji kopi Uncle John


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Kopi telah menjadi candu. Frasa ini cocok menggambarkan perjalanan Johny Rahardi membesut Uncle John, perusahaan pembuat mesin penggoreng biji kopi atau coffee roaster.

Bergabung di sebuah perusahaan yang bergerak dibidang kopi, Johny pun punya segudang ilmu dan pengetahuan tentang kopi. Jeli melihat tren pasar, lantas terlintas ide untuk menciptakan mesin coffee roaster.

Pada 1994, Johny membuat coffee roaster pertama. Mesin ini rupanya memikat banyak pemilik usaha kopi skala kecil hingga menengah.

Booming kopi luwak dan kopi spesialito pun mendorong Johny mencipta coffee roaster dengan kualitas lebih tinggi. Asal tahu saja, mesin penggoreng kopi ini merupakan produk custom.  

Tak hanya membuat alat penggoreng biji kopi berukuran mini, pria 61 tahun ini juga memproduksi mesin dengan kapasitas besar atau 300 kg. Johny pun yakin mampu membuat mesin yang lebih besar lagi.

Fokus, kreatif dan bekerja  menjadi kunci keberhasilannya. Konsumennya pun meluas hingga Amerika, Jerman dan Malaysia.  

Untuk memproduksi satu unit mesin, Johny butuh waktu dua sampai tiga bulan.  Dia mengaku dalam sebulan produksinya tidak lebih dari 20 unit.

Ada 11 karyawan yang membantunya dalam produksi. Saat ini, Johny sudah membuka dua workshop, yakni di Duri Kepa, Jakarta Barat dan Parung, Jawa Barat.

Lantaran model mesin custom, harga jual mesin kopi ini berbeda-beda. Namun, sekedar contoh, untuk satu unit coffee roaster kecil ukuran 3 kg diberi harga Rp 75 juta.

Coffee roaster yang dibuatnya memang terlihat sederhana, tapi bahan bakunya benar-benar pilihan. Beberapa bahan dia datangkan langsung dari luar negeri. Alasannya, tidak diproduksi di dalam negeri atau kualitas yang kurang pas.

Namun, Johny enggan menggunakan bahan baku produksi China. Penyebabnya. dia tidak benar-benar mengetahui kualitas dari bahan tersebut. "Saya lebih memilih barang produksi Taiwan yang memang lebih berkarakter dan sudah bisa dijamin dan diukur kualitasnya," jelasnya.    

Berawal dari rasa penasaran dan kaleng susu bekas

Sering mendengar testimoni soal rasa kopi dari para penikmatnya, menggugah rasa penasaran Johny Rahardi untuk membuat mesin penggoreng biji kopi (roaster coffee). Pada 1982, Johny pun mulai coba-coba membuatnya.  

Kaleng bekas susu pun menjadi media percobaannya. Dua tahun kemudian, dia sudah bisa membuat mesin yang sempurna. "Saya dulu nggak punya apa-apa, pakai kaleng susu saja untuk coba-coba," kenangnya.   

Hingga pada 1994, mesin roaster pertama dia produksi. Namun, saat itu, kopi belum setenar sekarang. Johny pun harus berjuang untuk mendapatkan pelanggan.  Dia pun mulai memperluas jaringan dengan para pemilik pabrik kopi.  

Namun, tak seperti sekarang yang langsung menjalin hubungan prefesional dengan mereka, laki-laki asal Solo, Jawa Tengah ini memilih untuk menjalin hubungan pertemanan dengan mereka.

Dari hubungan dekat dan kepercayaan yang diberikan oleh teman-temannya, dia mulai menyuplai mesin pemanggang untuk pemula. Johny bilang, bisnis kopi  adalah bisnis kepercayaan. "Meski pintar tapi jika tidak kenal dan percaya, mereka tidak akan menggunakan produk kita," jelasnya.

Tidak hanya menjalin hubungan baik dengan para produsen kopi raksasa, dia juga menjalin hubungan dengan produsen kopi daerah yang legendaris, seperti seperti, Kopi Liong Bulan, Kopi Cinta, Kopi Nikmat, dan lainnya.

Berkat jaringan pertemannya yang semakin luas, Johny pun diminta untuk membuat mesin untuk keperluan produksi teman-temannya. Selain memproduksi mesin pemanggang custom, waktu itu dia juga menjual biji kopi. Johny menggoreng sendiri biji kopi yang didapatkannya dari teman-temannya yang berprofesi sebagai pemasok  kopi.

Biji kopi ini dijual secara ritel dan parta besar untuk pelanggan tetapnya. Seluruh usaha tersebut Johny lakukan untuk menjamin kondisi ekonomi keluarganya tetap berjalan dan aman.

Saat kopi mulai berkembang di tanah air, penikmat kopi speciality mulai bermunculan. Inilah titik awal perkembangan usaha Johny. Dia mulai menciptakan berbagai mesin pemanggang yang spesifikasinya lebih baik dari sebelumnya.

Uncle John tak lekang oleh persaingan

Berusia lebih dari setengah abad, tak menjadi penghalang bagi Johny Rahardi untuk tetap bekerja. Sampai hari ini, dia masih turun tangan dalam proses produksi mesin pemanggang kopi.

Bahkan dia masih terpacu untuk menciptakan mesin-mesin berkapasitas lebih besar dengan spesifikasi yang lebih tinggi. Johny pun sanggup bersaing dengan produsen muda lainnya.  

Tak ada kendala bagi bapak dua anak ini dalam mengembangkan Uncle John. Pengetahuan dasar dan pengalaman memberinya kemudahan untuk menciptakan mesin-mesin baru.

Kini, dia banyak bertemu konsumen muda. Berbeda dengan dulu, Johny mengaku tak bisa membangun hubungan emosional dengan konsumen baru ini.  

Ia berpesan para pemula agar bersungguh-sungguh dalam berbisnis. "Kalau mau buka usaha kopi harus nyemplung beneran, jangan setengah-setengah," tegasnya.

Dia pun tak segan memberi bimbingan pada para pemula tentang bisnis kedai kopi. Termasuk memberi harga terjangkau dengan cara pembayaran yang ringan. Asalkan, pemain baru itu benar-benar serius dan ada keterbatasan modal.   

Menurut Johny, potensi usaha kopi di Indonesia masih sangat besar. Dilihat dari jumlah pasarnya, baru sekitar 20% dari total penduduk Indonesia yang mengkonsumsi kopi.

Padahal angka minimum peminum kopi di negara lain (yang sudah stabil) sekitar 40% dan maksimum 70% dari total penduduk. Artinya,  pasar yang belum tergarap masih cukup besar.  

Johny memprediksi, dua tahun ke depan pertumbuhan penyelia kopi bakal agresif. Hingga suatu waktu akan menemukan titik optimum  dan akan terjadi seleksi alam. "Siapa yang besar dia yang bakal bertahan," tandasnya.

Johny akan terus menciptakan mesin kopi lainnya. Karena dia melihat perkembangan mesin untuk keperluan pemecah kulit, pengering, dan lainnya masih belum berkembang di dalam negeri.

Dia juga bakal masuk ke sektor robotik di proses pengemasan produk yang tidak memiliki ukuran sama. Dia mengaku sudah mulai merancang robot itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×