kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Budidaya durian monthong tanpa persaingan (3)


Sabtu, 22 Agustus 2015 / 10:00 WIB
Budidaya durian monthong tanpa persaingan (3)


Reporter: Izzatul Mazidah | Editor: Tri Adi

Para petani di Desa Karanganyar, Kecamatan Musuk, Boyolali, Jawa Tengah, menggantungkan hidupnya dari hasil budidaya durian monthong. Dari matahari terbit hingga fajar terbenam, para petani tak lelah merawat lahan durian monthong yang dibudidayakannya.

Dengan letak geografisnya yang berada diantara lereng gunung Merapi dan Merbabu, lahan perkebunan di desa Karanganyar terbilang subur. Bukan hanya durian monthong, tanaman palawija pun tumbuh subur di desa ini. Misalnya, cabai, bawang, dan kentang.

Suyanto, salah satu pembudidaya durian monthong di desa Karangaanyar mengatakan, masing-masing petani menanam buah khas Thailand itu di atas lahan sekitar 1.000 meter persegi. Dengan lahan seluas itu, setiap petani sedikitnya memiliki sampai 15 pohon.

Di lahan garapannya, Suyanto mengaku memiliki 10 pohon durian monthong. Pada musim panen, Suyanto bisa memetik 38 buah-40 buah durian. Tentu, layaknya sebuah sentra perkebunan, harga durian monthong di desa ini jauh lebih murah.

Terutama, kata Suyanto, jika dibandingkan dengan harga durian monthong yang dijual di pusat perbelanjaan, grosir buah, atau pedagang kaki lima. Di desa ini, harga durian monthong hanya dibanderol petani sekitar Rp 35.000 per kilogram (kg). Bandingkan dengan harga durian monthong di pasaran yang bisa Rp 55.000 per kg.

Suyanto bilang, sebagian besar petani menjual hasil panen kepada pedagang di pasar sekitar Boyolali. Tapi, ada pula yang menyediakan stok durian untuk pelanggan yang datang langsung ke desa Karanganyar.

Yang menarik, bisnis durian monthong di desa ini, boleh dibilang nyaris tanpa persaingan. Bahkan, tidak jarang, para petani jusru menjual hasil panen durian monthong secara bersamaan. Sebab, masing-masing petani telah memiliki pelanggan. Lagi pula, dengan luas lahan budidaya yang hampir sama, hasil panen yang bisa didapat petani juga tak berbeda jauh.

 Untuk merekatkan jalinan kekerabatan, para petani bergabung dalam Kelompok Obor Tani . Melalui kelompok tani, para petani saling sharing mengembangkam budidaya durian monthong.

Menurut Suyanto, ke depannya, para petani berharap sistem penjualan durian monthong di desa Karanganyar bisa lebih teroganisir. Dengan begitu, durian hasil panen petani bisa dijual ke berbagai segmen pasar. Ini terutama, ke pusat perbelanjaan.”Supaya harga jualnya bisa lebih tinggi lagi,” kata Suyanto.

Selain itu, kawasan desa Karanganyar bisa dikembangkan sebagai destinasi situs agrowisata di Indonesia. Selain bisa mencicipi durian monthong yang matang di pohonnya, para wisatawan juga bisa menikmati pemandangan alam lereng gunung Merapi dan Merbabu. "Saya juga berharap, durian monthong yang selama ini identik dengan Thailand, ke depan, banyak dipasok dari desa kami," kata Suyanto.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×