kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Butuh keterampilan membuat rengginang (2)


Rabu, 10 Februari 2016 / 18:31 WIB
Butuh keterampilan membuat rengginang (2)


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: S.S. Kurniawan

Sentra produksi rengginang di Jalan Siliwangi, Kelurahan Cijoho, Kuningan, Jawa Barat, tidak pernah sepi pembeli. Rengginang dari tempat ini selalu habis terjual setiap harinya. Harga yang terjangkau membuat produk ini tak pernah tersisa.

Selain harganya terjangkau, rasanya yang renyah membuat rengginang disukai semua kalangan. Tapi, dibalik renyahnya rengginang, ternyata proses pembuatannya tidak mudah.

Untuk pasokan bahan baku tepung beras ketan memang tidak ada masalah. Tetapi, membuatnya butuh keahlian khusus.

Titin, salah seorang pembuat rengginang mengatakan, selama 12 tahun menekuni usaha ini, pasokan bahan baku selalu lancar. Ia mendapatkan tepung beras ketan dari warung atau pun pasar Cijoho yang letaknya tidak jauh dari rumahnya.

Dalam sehari, Titin bisa membuat 50 kilogram (kg) hingga 70 kg rengginang. Untuk membuat rengginang sebanyak itu ia menghabiskan satu kuintal tepung beras ketan dan bahan bumbu atau rempah-rempah 150 kg. Bumbu yang diperlukan terdiri dari garam, terasi, dan bawang putih.

Yani Royani, produsen lainnya, mengatakan, bagi orang yang belum pernah membuat rengginang memang sulit. Produksi rengginang biasanya dilakukan mulai pagi hari dan siang hari tinggal menjemur.

Langkah pertama yang dilakukan adalah mencampur beras ketan dengan air biasa dan direndam selama satu hari. Keesokan harinya, beras kentan yang sudah direndam dicampur dengan garam, terasi dan bumbu-bumbu lainnya.

Setelah dicampur barulah membentuk rengginang menjadi bulat-bulat. Kemudian dikeringkan dengan cara dijemur. 

Perajin rengginang mengaku sangat terbantu bila cuaca sedang panas. Namun, bila musim hujan, produksi akan terganggu karena penjemuran memakan waktu lebih lama. 

Sebenarnya, pengeringan bisa juga memakai oven khusus. Namun, Yani mengaku tidak ada modal untuk membeli oven yang harganya mencapai  Rp 15 juta. “Jadi panas matahari sangat dibutuhkan untuk mengeringkan rengginang,” ujar Yani.

Selama belum kering, rengginang tidak boleh diangkat. Bila dipaksakan digoreng, rasanya tidak enak untuk dikonsumsi.

Titin bilang, rengginang yang tidak dijemur selama dua hari akan mudah pecah. Bila cuacanya sangat panas cukup dijemur selama dua hari. "Bila cuaca mendung, rengginang mentah dijemur tiga hari, hingga benar-benar kuat untuk disangrai atau digoreng,” ucap Titin.

Menurut Titin, pembuatan rengginang agak sulit dalam mencetak adonan. Dalam mencetak adonan, tangan harus terlatih kurang lebih tiga bulan. “Kalau pertama kali membuat cetakan tidak akan padat dan hasilnya kurang maksimal,” ujarnya.

Bagi mereka yang sudah belasan tahun menekuni usaha ini, membuat rengginang terasa mudah.     

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×