kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cabai rawit: Manis peluang budidayanya (1)


Rabu, 25 April 2012 / 10:38 WIB
Cabai rawit: Manis peluang budidayanya (1)
ILUSTRASI. Mainan figur pekerja tambang di atas tumpukan bitcoin. REUTERS/Dado Ruvic


Reporter: Eka Saputra, Noverius Laoli | Editor: Tri Adi

Sebagai salah satu bumbu dapur, cabai tak boleh ketinggalan dalam menu masakan. Hampir semua resep masakan Nusantara menggunakan cabai sebagai bumbu masak. Lantaran permintaannya tinggi, budidaya cabai pun banyak digandrungi petani.

Banyak jenis cabai yang dibudidayakan petani. Salah satu jenis yang belakangan mulai populer adalah cabai rawit hibrida jenis F1 Sonar. Sebenarnya, cabai hibrida ini sudah mulai banyak dikembangkan sejak 10 tahun terakhir. Namun, cabai hibrida yang dikembangkan petani selama ini lebih ke cabai merah besar dan cabai merah keriting. Baru sekitar dua atau tiga tahun terakhir ini dikenal pula cabai rawit hibrida.

Cabai ini memiliki sejumlah keunggulan, yakni rasanya lebih pedas dan ukurannya lebih besar. Buah berwarna hijau gelap saat muda, dan berubah merah mengkilat setelah masak.

Salah satu pembudidaya cabai rawit hibrida ini adalah Bahrul Ulum, Ketua Kelompok Tani Kedungrejo, Malang, Jawa Timur. Ia mengaku, potensi pasar cabai rawit hibrida sangat menjanjikan. Namun, karena cabai ini butuh perawatan yang lumayan intensif, kelompok taninya baru menanam sekitar 4.000 batang cabai rawit hibrida.

Lahan yang dimanfaatkan untuk penanaman cabai hibrida ini hanya sekitar sepertiga saja dari 1,2 hektare lahan yang ada. "Harga jualnya pernah sampai Rp 35.000 per kilogram (kg). Tapi, bertani bukan hanya soal harga, soal perawatan juga harus diperhatikan. Sementara kami belum begitu menguasai cabai hibrida," ujarnya.

Bila perawatannya maksimal, satu batang pohon bisa menghasilkan sekitar 1 kg cabai rawit hibrida. Dari menanam cabai ini, omzetnya bisa mencapai Rp 128 juta sekali panen. Padahal dalam setahun bisa lima kali panen. "Panennya dua bulan sekali," ujarnya.

Selain buahnya, penjualan bibit cabai rawit hibrida ini juga lumayan menjanjikan. Salah seorang yang menekuni bisnis penjualan bibit cabai hibrida ini adalah Wahyu Syan di Jawa Timur. Dalam sebulan, ia menjual 100 sampai 200 bibit cabai rawit hibrida.

Bibit itu dibanderolnya Rp 60.000 per batang. "Sebagian besar pelanggan saya dari luar Pulau Jawa," ujar Wahyu, yang melakukan pemasaran secara online. Dari usaha ini, omzetnya belasan juta rupiah per bulan.

Bisnis bibit cabai rawit hibrida juga ditekuni Budi, pemilik LMGA Agro di Kediri, Jawa Timur. Budi menjual bibit masih dalam bentuk biji yang dikemas dalam plastik dengan bobot 10 gram. "Harganya Rp 57.000 per plastik," ujarnya. Dalam sebulan, ia menjual hingga 500 bungkus bibit dengan omzet Rp 27,5 juta. Umumnya, pelanggannya adalah kelompok tani di Kediri.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×