kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cabai rawit: Sinar cukup, panen kian lebat (2)


Jumat, 27 April 2012 / 14:49 WIB
Cabai rawit: Sinar cukup, panen kian lebat (2)


Reporter: Eka Saputra, Noverius Laoli | Editor: Tri Adi

Budidaya cabai rawit hibrida jenis FI Sonar memiliki banyak keunggulan ketimbang cabai jenis lainnya. Selain buahnya lebih lebat, cabai ini juga bisa ditanam lebih banyak dari cabai biasa.

Budi, pembudidaya cabai hibrida dari Kediri, Jawa Timur, mengatakan, dengan jarak tanam 60 centimeter (cm), setiap 1 hektare (ha) lahan bisa ditanami sebanyak 17.000 bibit cabai rawit hibrida. "Sementara itu, cabai rawit biasa paling banyak hanya 15.000 batang," ujarnya.

Cabai ini bisa ditanam lebih banyak karena pertumbuhan batangnya lebih seragam. Sementara cabai biasa ada yang pohonnya terlalu besar atau malah terlalu kerdil. Masa panen cabai rawit hibrida juga lebih singkat dari cabai biasa.

Bila cabai rawit biasa baru bisa dipanen setelah 90 hari sampai 120 hari, maka cabai rawit hibrida sudah siap panen dalam 65 hari-75 hari. Bila perawatannya maksimal, satu batang pohon bisa menghasilkan 1 kilogram (kg) cabai rawit hibrida.

Hanya saja, bila ingin mendapat panen yang maksimal, sebaiknya bibit cabai rawit hibrida ini ditanam di lahan tunggal. Maksudnya, tidak tumpang sari dengan tanaman lain.

Menurut Budi, cabai ini dapat ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut (dpl). Selain itu, perhatikan juga tingkat kelembapan dan sinar matahari. "Dibutuhkan sinar matahari penuh yang tidak terhalang apapun," ujarnya.

Terkait lahan bisa digunakan tanah sawah, tegalan yang gembur, subur, serta tidak terlalu liat dan cukup air. Lahan harus dibersihkan dari segala macam gulma dan akar bekas tanaman lama agar pertumbuhan akar bibit baru tidak terganggu.

Untuk menjaga kualitas lahan, sebaiknya lakukan sistem selang-seling dalam penanaman. Misalnya, Anda memiliki lahan seluas 1 ha, dan separuhnya buat ditanami pohon cabai rawit hibrida. Sementara sisanya bisa ditanami sayuran yang usia panennya sama dengan cabai rawit hibrida, yakni sekitar dua bulan.

Setelah cabai hibrida panen dan ingin menanam lagi, Anda bisa memanfaatkan lahan yang tadinya ditanami komoditas sayuran itu. "Jadi bibit baru ini jangan ditanam di atas lahan yang baru saja di panen," ujarnya. Hal itu penting untuk menghindari penyakit dan hama yang mungkin sudah beradaptasi di lahan tersebut.

Petani lain, Wahyu Syan asal Malang, Jawa Timur menambahkan, sebelum ditanam, biji cabai rawit hibrida sebaiknya disemai dalam polibeg. Tanah yang digunakan harus sudah dicampur dengan pupuk kandang.

Setelah tumbuh dan berumur 25 hari, bibit sudah siap ditanam di lahan. Selanjutnya lakukan pemupukan 10 hari sekali. "Seminggu sekali juga harus disiram, tapi jangan sampai kebanyakan juga," kata Syam.

Setelah berumur dua hingga tiga bulan, tanaman sudah bisa dipanen. Rata-rata setiap batang pohon bisa menghasilkan 1 kg.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×