kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cara sederhana menjala penggila belanja daring


Selasa, 25 Oktober 2016 / 17:10 WIB
Cara sederhana menjala penggila belanja daring


Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: S.S. Kurniawan

Makin gendutnya kue bisnis e-commerce di Indonesia, ibarat tumpukan gula yang mengundang datangnya semut. Tidak hanya mengundang pebisnis daring untuk membuka lapak online, sistem pembayaran dalam transaksi e-commerce juga bisa ikut merasakan manisnya.

Apalagi dengan tingkat melek internet yang terus meningkat, masyarakat semakin akrab bertransaksi daring di situs-situs marketplace atau pasar maya. Ditambah kehadiran aplikasi bergerak atau mobile app di gawai, mempercepat penetrasi belanja daring jadi budaya masyarakat di Indonesia.

Bayangkan saja, tahun lalu, nilai transaksi e-commerce di Indonesia menembus US$ 3,56 miliar, dengan jumlah pembelanja mencapai 7,4 juta. Angka-angka itu masih berpotensi tumbuh kencang pada tahun 2016 ini.

Khusus tahun 2016, pemerintah memprediksi transaksi daring di Indonesia bakal menembus US$ 4,86 miliar atau setara Rp 63,2 triliun. Adapun perkiraan jumlah pebelanja di pasar maya bisa meningkat menjadi 8,7 juta konsumen.

Perkembangan e-commerce ini tak ayal membuka pula banyak peluang baru bagi perusahaan rintisan alias startup. Ceruk bisnis ini menjadi ajang bagi mereka untuk menuangkan kreasi dan berinovasi.

Salah satu pebisnis startup yang mengendus peluang mencetak cuan dari tren lonjakan transaksi e-commerce di tanah air adalah Finaccel, perusahaan rintisan di segmen finansial berbasis teknologi (fintech). Startup berbasis di Singapura ini memperkenalkan produk kartu kredit virtual untuk pembelanja di situs atau aplikasi belanja daring. Namanya, Kredivo.

Produk ini kali pertama dijajakan kepada konsumen Indonesia pertengahan September 2016. Mereka menyediakan skema cicilan bagi seorang pembelanja di situs e-commerce yang tidak mau menggunakan atau belum punya kartu kredit. Lama cicilan yang ditawarkan mulai 30 hari, 3 bulan sampai 6 bulan.

Akhsay Garg, co-founder dan Chief Executive Officer (CEO) Finaccel menjelaskan, latar belakang kemunculan Kredivo lantaran ia melihat beberapa peluang.

Pertama, tingkat pemilikan dan penggunaan kartu kredit di Indonesia masih kecil jika dibandingkan dengan potensinya. Bisa dibayangkan dari lebih dari seperempat miliar penduduk, sekitar 120,65 juta orang Indonesia tercatat sebagai pekerja yang berpotensi menjadi nasabah kartu kredit.

Tapi dari catatan Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) per Juli 2016, jumlah kartu kredit di Indonesia yang beredar baru sekitar 17 juta kartu. Adapun jumlah pemegang kartu kredit di Indonesia baru 8 juta orang saja lantaran dari delapan juta orang itu, rata-rata punya dua kartu kredit.

Kedua, masyarakat Indonesia kian gemar menggunakan internet, termasuk dalam berbelanja. Apalagi kini jaringan internet lebih cepat plus dukungan gadget yang canggih membuat demam belanja online merebak.

Dalam catatan Kementerian Komunikasi dan Informatika, pengguna internet di tanah air pada tahun 2015 sekitar 93,4 juta. Sebanyak 77% di antaranya memakai internet untuk mencari informasi produk dan berbelanja daring.

Ketiga, di tengah riuhnya bisnis e-commerce ini, sistem pembayaran di Indonesia cenderung jalan di tempat, misalnya cuma mengandalkan pembayaran tunai, transfer, atau lewat kartu kredit.

Akibatnya, sering kali kurang menunjang transaksi di bisnis daring, padahal ada permintaan konsumen agar mereka bisa membayar transaksi dengan cara mengangsur. Di sisi lain pedagang bisa menggenjot penjualan dengan cara angsuran seperti ini.

Di sinilah celah Kredivo untuk masuk. Mereka ingin melengkapi berbagai pilihan pembayaran yang umum tersedia di e-commerce seperti transfer bank, kartu debit, kartu kredit, uang elektronik, sampai cash on delivery (COD).

Pengguna fasilitas Kredivo akan dibebani bunga cicilan sekitar 2,95% per bulan, untuk tenor pinjaman 3 bulan dan 6 bulan. Sedangkan Kredivo bertenor 30 hari tidak dikenakan bunga pinjaman.

Adapun uang muka yang harus dibayar konsumen dalam transaksi sebesar 20% bagi pemakai Kredivo dengan tenor 3 bulan dan 6 bulan. Uang muka itu harus dibayarkan oleh pebelanja daring dalam tempo 24 jam.

Kartu kredit virtual ini bisa memberikan pinjaman pembelian barang seharga mulai Rp 1,5 juta sampai maksimal Rp 20 juta.

Target ambisius

Meski tapak bisnis Finaccel menjajakan produk Kredivo di Indonesia belum seumur jagung, manajemen perusahaan ini optimistis bisa berkembang pesat. Akshay menargetkan dalam empat sampai lima tahun mendatang, Kredivo bisa menjadi alat pembayaran standar untuk skema pembelian dengan cicilan di industri e-commerce di Indonesia.

Seiring perkembangan industri e-commerce di Indonesia, Finaccel pun menargetkan bisa mengeruk pangsa pasar sedikitnya di kisaran 5%–10% dari kue bisnis perdagangan di dunia maya. “Bila e-commerce di Indonesia bertumbuh hingga US$ 20 miliar pada tahun 2020, kami berharap bisa meraih 5%–10% dari nilai itu,” terang Akshay.

Hingga saat ini, Finaccel sudah bekerjasama dengan sekitar 40 gerai daring untuk menggunakan Kredivo. Gerai itu antara lain Bhinneka.com, Global Teleshop, Wellcomm Shop, Jualo, Livaza, Sepulsa, Asmaraku.com, dan lain sebagainya.

Sebagai langkah awal, sejauh ini Kredivo hanya bisa diakses oleh konsumen yang berdomisili di wilayah Jabodetabek saja.

Akshay optimistis, kehadiran Kredivo bisa membantu pemilik gerai daring untuk membukukan penjualan lebih banyak.

Lily Suriani, Vice President Marketing Bhinneka.com, mengimbuhi, kehadiran Kredivo sebagai salah satu alternatif alat pembayaran, mereka harap bisa menambah kenyamanan pembelanja di situs jual beli tersebut. Nilai transaksi mereka harap bisa makin meroket.

Beberapa partner gerai Finaccel yang menyediakan Kredivo seperti Jualo bahkan memberikan promosi diskon bagi pengguna Kredivo.

Lantas, berapa komisi yang dipungut Finaccel pada pemilik merchant yang ingin menyediakan Kredivo sebagai salah satu alat pembayaran? Akshay enggan mengungkap gamblang. “Sama dengan besar komisi transaksi melalui kartu kredit,” kilah dia.

Kehadiran Finaccel dengan Kredivo, meramaikan jagat industri start-up pada segmen fintech. Sebelumnya, publik Indonesia sudah mengenal Investree, Cekaja, Modalku, Uangteman, dan lain sebagainya. Kredivo boleh disebut sebagai kartu kredit virtual pertama di e-commerce di tanah air.

Akshay mengklaim, diferensiasi Finaccel di antara start-up fintech lain adalah dari sisi kemampuan mereka menyuguhkan platform teknologi penilaian kredit real-time. “Kami juga fokus pada pengalaman bagi pelanggan,” papar dia.

Yang pasti, ke depan, bukan cuma gerai online saja yang berpeluang terbantu kenaikan penjualannya dengan kehadiran produk kartu kredit virtual seperti ini. Gerai konvensional pun bisa memanfaatkan sistem pembayaran seperti ini.

Membagi risiko

Lantas, bagaimana cara Finaccel menyeleksi pemakai Kredivo agar tidak sampai terjadi gagal bayar? Akhsay mengungkapkan, Finaccel melihat ribuan data aktivitas daring si pengguna Kredivo yang nanti menghasilkan sebuah penilaian risiko kredit real-time.

Yang menjadi titik pemeriksaan antara lain data pendapatan, aktivitas mereka di media sosial, jenis telepon seluler yang digunakan pengguna Kredivo hingga jenis barang yang ingin mereka beli.

Konsumen daring yang ingin mencicil memakai kartu kredit virtual ini wajib membuat akun Kredivo di aplikasi mobil yang tersedia di gawai berbasis android, atau di situs Kredivo. Hanya, saja aplikasi mobil di Appstore Apple belum terlihat.

Syarat konsumen yang ingin buka akun, berusia minimal 18 tahun, berdomisili di Jabodetabek, memiliki penghasilan minimal Rp 3 juta per bulan.

Pemilik akun juga harus melampirkan dokumen wajib seperti kartu identitas, dokumen pendukung bukti tempat tinggal dan bukti penghasilan seperti slip gaji atau mutasi rekening.

Semakin lengkap dokumen pendukung akan memungkinkan si pemilik akun Kredivo meminjam dana pembelian barang hingga plafon maksimal yakni hingga Rp 20 juta.

Kredivo memfasilitasi pembelian dengan skema cicilan untuk barang-barang tahan lama seperti barang elektronika, perlengkapan rumah, kebutuhan bayi dan anak sampai tiket transportasi.

Selanjutnya Finaccel menggandeng perusahaan multifinance BFI Finance sebagai penyalur pinjaman. “Finaccel bukan pemberi pinjaman. Kami selalu bekerjasama dengan perusahaan keuangan dalam bisnis model kami,” terang Akshay.

Skema transaksi menggunakan Kredivo ini tidak rumit. Setiap kali ada transaksi oleh pemilik akun Kredivo di sebuah merchant, BFI Finance akan membayarkan sejumlah dana kepada merchant tersebut.

Sudjono, Direktur Keuangan BFI Finance, menjelaskan, penyaringan kualitas nasabah Kredivo yang layak mendapatkan pinjaman pembiayaan, dijalankan sepenuhnya oleh Finaccel melalui platform yang mereka miliki. BFI Finance hanya menerima daftar yang sudah lolos kelayakan pembiayaan.

“Paramater nasabah yang layak kami biayai melalui Kredivo sudah kami sepakati bersama Finaccel di depan,” terang dia.

Dalam catatan BFI Finance, yang tercatat sebagai debitur adalah nama nasabah, sekaligus nama Finaccel. Nah, selanjutnya, dalam 30 hari sejak transaksi terjadi, nasabah Kredivo wajib membayar cicilan ke rekening virtual atau rekening bank atas nama PT Finaccel Teknologi Indonesia.

Finaccel selanjutnya meneruskan pembayaran pada BFI Finance. “Kami yang menanggung semua risiko. Pemilik gerai mendapatkan jaminan penyelesaian transaksi dari kami,” terang Akshay.

Bagi perusahaan pembiayaan, kehadiran fintech platform seperti Kredivo bisa membantu mereka mengerek penyaluran pembiayaan ke nasabah. Apalagi, industri pembiayaan masih menghadapi tantangan berat seiring tekanan yang dialami industri otomotif dan alat berat.

“Prospek ke depan menarik, tapi, kami akan melihat dulu sejauh mana platform ini bisa berjalan,” kata Sudjono.

Bagaimana Anda minat?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×