kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cepat beranak pinak di kawasan sejuk (2)


Rabu, 29 Oktober 2014 / 16:33 WIB
Cepat beranak pinak di kawasan sejuk (2)
ILUSTRASI. Resep Donat Enak Anti Gagal dan Contoh HPP untuk Jual Donat yang Cuan.


Reporter: Rani Nossar, Tri Sulistiowati | Editor: Havid Vebri

Budidaya ikan nilem sangat ditentukan faktor cuaca dan air. Ikan nilem membutuhkan cuaca yang sejuk dan aliran sungai atau selokan yang belum tercemar. Awalnya budidaya ikan bernama latin Osteochilus hasselti ini masih terpusat di Jawa Barat.

Namun, belakangan ikan nilem juga mulai dikembangbiakkan di Sumatra Barat, Lampung, dan Kalimantan Tengah. Hendra Alamsyah, petani ikan nilem asal Tasikmalaya, Jawa Barat, mengatakan, dari semua daerah di Jawa Barat, Tasikmalaya merupakan penghasil terbesar ikan nilem. "Sangat mudah menemukan kolam pemijahan di setiap desa di Tasikmalaya," katanya.

Menurut Hendra, biaya pemeliharaan ikan nilem tidak mahal karena selama pembenihan, larva ikan nilem hanya memakan lumut dan ganggang. Sesekali diberikan pupuk kandang buat pakan tambahan.

Tidak seperti ikan jenis lain yang harus diberi pelet, "Dengan pakan alami saja, ikan sudah tumbuh subur," kata dia. Menurut Hendra, butuh waktu seminggu untuk masa pembenihan. Setelah itu larva ikan dipindah ke kolam pembesaran.

Setelah usia tiga bulan, ikan siap dijual. "Bila tidak membudidayakan bibit sendiri, kita bisa membelinya di pasar," ujarnya. Hendra bilang, dalam budidaya ikan nilem penting mengecek kelayakan kolam. Makanya, setiap kali panen, ia tidak langsung menebar bibit baru. Ia melakukan pengeringan kolam selama dua minggu untuk mencegah bakteri tidak baik di kolam.

Ikan nilem termasuk ikan yang sangat produktif, dalam setahun bisa empat kali panen. Namun karena ada pengeringan kolam selama dua minggu setelah panen, Hendra  hanya bisa memanen tiga kali setahun.

Budidaya ikan nilem menemukan banyak kendala bila sedang cuaca kemarau. Saat itu, sirkulasi air harus terus diperhatikan. "Jangan sampai air keruh, kotor, dan sedikit. Hal ini bisa membuat ikan nilem mati, " kata dia.

Nur Fauzan, pembudidaya ikan nilem asal Medan mengatakan, budidaya ikan nilem dapat dimulai dengan bibit usia satu bulan hingga 1,5 bulan. Agar ikan dapat beradaptasi dengan cepat, ada baiknya menggunakan air dengan suhu dingin. "Ikan ini memang tahan penyakit tapi sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan baru," jelas Fauzan.

Menurutnya, untuk kolam ukuran 1 m x 1 m dapat diisi hingga 500 bibit ikan. Air kolam hanya perlu diganti seminggu sekali. Sedangkan pemberian pakan cukup sekali sehari. "Pakannya bisa diberikan pelet," ujarnya.

Agar tumbuh maksimal, ada baiknya ikan nilem harus dipisahkan sesuai usia dan ukuran tubuhnya agar tidak saling menggigit. Ikan terapi ini sudah dapat dipanen dalam usia enam bulan.       

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×