kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cerita seru Razi Thalib mengembangkan Setipe.com


Senin, 14 November 2016 / 16:21 WIB
Cerita seru Razi Thalib mengembangkan Setipe.com


Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: S.S. Kurniawan

Mungkin banyak di antara Anda yang pernah, baik secara sengaja maupun tak sengaja, menjadi mak comblang bagi seseorang. Mungkin itu bagi teman Anda semasa sekolah, teman Anda di saat bekerja, atau mungkin keluarga Anda.

Tapi, meski mungkin kerap sukses mencomblangkan pasangan, Anda mungkin tidak pernah membayangkan menjadikan mak comblang sebagai karir profesional.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Razi Thalib. Pria yang sukses meraih gelar sarjana bidang teknologi informasi (TI) di Charles Sturt University, Australia, ini tidak pernah membayangkan bakal menjadikan mak comblang sebagai mata pencahariannya.

Nyatanya, kini Razi justru sukses dan tenar sebagai pendiri Setipe.com. Anda belum pernah mendengar nama Setipe.com?

Ini adalah sebuah situs pencari jodoh atawa biro jodoh online di Indonesia. Situs ini pertama kali meluncur pada Oktober 2013.

Dalam waktu hanya satu tahun, Setipe.com berhasil memperoleh puluhan ribu pengguna. Dahsyat, kan?

Setipe.com memang salah satu kisah sukses Razi Thalib dalam mengembangkan bisnis startup. Tetapi, Setipe.com bukanlah startup pertamanya.

Razi sudah melanglang buana di berbagai startup sebelum akhirnya melahirkan biro jodoh online Setipe.com.

Razi memang sudah lama memiliki semangat entrepreneur. Karena itu, tidak heran kalau sejak awal pria kelahiran Jakarta ini berniat memulai bisnisnya sendiri.

Usai menjalani pendidikannya di Australia pada 2002 silam, Razi sempat menolak tawaran pekerjaan yang datang padanya. Padahal, saat itu banyak perusahaan besar di Australia yang memberi tawaran pekerjaan buat dia.

Bukan tanpa alasan Razi ngotot untuk membangun bisnisnya sendiri. Ia berpendapat, bila ia memiliki usaha sendiri, maka ia bisa mengembangkan pekerjaan sesuai dengan visi dan misi yang ia kehendaki.

Bisnis sendiri

Cuma, seperti kata orang bijak, manusia boleh berencana, tetapi tetap tuhan yang menentukan. Razi ternyata awalnya sempat kesulitan hendak membangun bisnisnya sendiri.

"Akhirnya saya sadar, kalau mau sukses, harus punya pengalaman bekerja lebih dahulu di perusahaan," kisah pria yang berulang tahun setiap tanggal 21 Januari ini.

Razi pun akhirnya menerima tawaran bekerja di sebuah perusahaan media. Saat itu, ia mendapat tanggungjawab untuk menangani urusan technical support.

Namun, Razi tidak bertahan lama di perusahaan tersebut. "Posisi ini tidak menghasilkan pendapatan, karena lebih pada layanan," ujar dia.

Saat itu Razi memutuskan untuk mencari perusahaan lain yang bisa menghasilkan pendapatan dan mempunyai target pendapatan.

Ia kemudian berpindah ke perusahaan lain. Pada tahun 2005, Razi bergabung dengan Fairfax Digital. Di perusahaan ini ia memperoleh posisi Manajer Produk dan mendapat tanggungjawab menangani manajemen produk.

Sejatinya, Razi mengaku tidak menguasai bidang ini. "Tetapi untungnya saya mendapatkan kesempatan untuk bisa belajar dan mengembangkan diri," kisah dia.

Dari pengalamannya bekerja di dua perusahaan tersebut, Razi pun menimba ilmu seputar pengembangan bisnis. Setelah merasa ilmu yang ia dapatkan dari bekerja dengan orang lain cukup dan bisa membantunya untuk membangun bisnis sendiri, ia pun memutuskan untuk berhenti dan mulai bersiap mendirikan bisnis sendiri.

Bagusnya, Razi tidak lupa dengan tanah airnya. Ia tidak lantas merintis bisnis barunya di Australia, tempat ia menempuh pendidikan dan bekerja sebelumnya. Pada tahun 2009, Razi memutuskan kembali ke Indonesia.

Tentu saja, bukan hanya lantaran kangen kampung halaman yang membuat Razi memilih memulai bisnisnya di Indonesia. Menurut pria yang memperoleh gelar diploma bidang Ilmu Bisnis dari University of Technology Sydney ini, Indonesia merupakan pasar yang luas, terutama bila ingin memulai bisnis digital.

Razi memandang Indonesia memiliki banyak masalah yang solusinya bisa diselesaikan melalui layanan digital. Hanya saja, belum banyak orang yang ahli di bidang digital di Indonesia.

"Kalaupun di Indonesia sudah banyak yang memiliki ide, tetapi masih belum banyak yang memikirkan mau diapakan ide tersebut," kata Razi.

Selain itu, Razi juga merasa kurang cocok bila harus bekerja di perusahaan di Indonesia. "Karena itu saya memutuskan untuk membangun bisnis sendiri," kenang Razi.

Pada awalnya, Razi membangun sebuah perusahaan konsultasi digital. Saat itu, Razi banyak mengerjakan proyek bisnis dan proyek sosial.

Proyek-proyek tersebut rata-rata merupakan proyek yang tujuannya membantu mengembangkan teknologi, termasuk dari sisi online.

Razi juga sempat terlibat sebagai Chief Digital Officer di Indonesia Mengajar. Saat itu, selain mengurusi pengembangan teknologi di kegiatan nirlaba ini, Razi juga menangani rencana pemasaran.

Ia bergabung di Indonesia mengajar selama sekitar satu tahun lebih. Di akhir 2011, Razi memutuskan keluar.

Razi kemudian bergabung dengan beberapa orang lain dan mempersiapkan startup baru. Salah satu anggota lain dalam tim ini adalah Nadiem Makarim, yang kini tenar sebagai pendiri startup GoJek.

Razi menyebut ia bersedia bergabung dengan tim Nadiem ini lantaran merasa Nadiem memiliki karakter yang sama dengan dirinya.

Saat di Zalora, Razi bersama Nadiem memilih orang-orang yang memiliki cara kerja yang sama dengan mereka, atau bisa menyesuaikan diri dengan cara kerja mereka.

Apalagi, Zalora memperoleh pendanaan dari Jerman. Karena itu, Razi menuturkan, startup tersebut membutuhkan orang-orang yang bisa bekerja dengan cepat.

Bersama tim ini, Razi sukses mengembangkan sebuah situs e-commerce yang bernama Zalora. Kini, Zalora merupakan bagian dari Rocket Internet GmbH, sebuah inkubator startup online terbesar di dunia.

Setelah sekitar setahun menjadi bagian dari Zalora, akhirnya Razi memilih mengundurkan diri. Penyebabnya, ia merasa Zalora sudah stabil.

Alhasil, pekerjaannya pun sudah berubah, dari semula membangun menjadi mengoptimalkan. "Zalora sudah cukup lancar saat itu, saya jadi bosan. Lagipula karyawan sudah banyak, padahal saya suka bekerja dengan tim kecil yang saling kenal," papar pria kelahiran 1980 ini.

Biro jodoh

Setelah hengkang dari Zalora, Razi kembali mengambil kontrak-kontrak sebagai konsultan. Perlahan tapi pasti, pria yang juga menjadi salah satu pendiri gerakan Turun Tangan ini kembali mempersiapkan bisnis startup barunya.

Razi mulai mempersiapkan pembentukan biro jodoh online. Razi mengenang, sejatinya ia sudah lama memiliki keinginan mendirikan biro jodoh secara online.

Ide membuat situs pencari jodoh ini sudah terbetik sejak 2010. "Saya melihat di Indonesia ada pasarnya, karena di luar negeri startup online dating itu ada banyak peminatnya, sementara saya lihat di Indonesia saat itu masih belum ada," papar Razi.

Sembari mengerjakan proyek-proyek sebagai konsultan, Razi mulai mengumpulkan modal untuk membangun startup barunya. Akhirnya, modal pun terkumpul.

Dengan modal kurang lebih Rp 50 juta, yang diambil dari kantong sendiri, Razi akhirnya mulai merintis startup biro jodoh online.

Di 2013, akhirnya Razi sukses meluncurkan Setipe.com, situs kencan online. Ada beberapa hal yang membuat Razi tertarik membangun bisnis ini.

Pertama, Razi merasa bisnis yang ia masuki kali ini merupakan bisnis yang seru. "Bayangkan saja, betapa asyiknya sambil bekerja bisa membahas soal cinta," tutur dia.

Kedua, banyak orang Indonesia yang masih sendiri, atawa istilah bekennya berstatus jomblo. Sudah begitu, banyak di antara para jomblo tersebut yang justru galau di media sosial. Nah, Razi ingin membantu menangani orang-orang seperti ini.

Ketiga, bisnis biro jodoh ini bisa memberikan dampak sosial yang baik . Menurut Razi, ketika berhasil menjodohkan orang, lalu orang tersebut bahagia dan membangun keluarga, tentu akan berdampak baik bagi sekitarnya.

Keempat, Razi merasa bisnis biro jodoh online ini merupakan bisnis dunia akhirat. Pasalnya, dengan menjodohkan orang dan melihat mereka bahagia, Razi percaya akan ada pahalanya.

Kelima, Razi memiliki tujuan pribadi dalam menjalankan bisnis ini. Ia berniat mengurangi frekuensi orang tua yang bertanya pada anaknya kapan si anak mengakhiri masa lajang.

Razi menyebut, sejatinya dari keuntungan, bisnis biro jodoh online ini bukanlah bisnis yang menggiurkan. "Kalau dari sisi uang bisnis menjodohkan orang itu kurang menarik," kata dia.

Menurut Razi, semakin cepat suatu biro jodoh menjodohkan orang, maka akan semakin sedikit pula orang yang bisa dijodohkan. Alhasil, peluang pasarnya pun menyempit.

Selain itu, situs biro jodoh bukan situs yang sering diakses seperti situs media sosial. Karena itu, Razi menegaskan ia menjalankan bisnis ini bukan karena uang.

Apalagi, perjalanan bisnis Setipe.com bukannya tanpa kendala. Razi menuturkan, banyak orangtua yang masih memandang negatif pencarian jodoh lewat internet.

Bahkan masih ada orang yang berpendapat biro jodoh online seolah-olah mirip bisnis esek-esek.

Karena itu, untuk menjaga kredibilitas biro jodohnya, Razi menggunakan ilmu psikologi. Setiap pendaftar harus menjawab 100 pertanyaan yang mendalam.

Kalau ada orang yang mendaftar hanya main-main, mereka tentu akan malas untuk menjawab pertanyaan tersebut. Selain itu, Razi juga memberi jaminan kerahasiaan dan keamanan informasi anggota-anggota Setipe.com ini.

Lantaran bisnisnya berkaitan dengan TI, bisnis Razi juga tidak lepas dari error yang menyebabkan masalah. Pada November tahun lalu, Setipe.com harus memulai operasionalnya dari awal.

Penyebabnya, ada kesalahan teknis yang membuat foto-foto anggota situs tersebut terhapus.

Selain itu, sekitar 75.000 profil anggotanya hilang. Padahal foto dan profil adalah hal penting di dalam biro jodoh.

Akhirnya, tim Setipe.com terpaksa memita anggotanya kembali mengirimkan foto dan mengisi 100 pertanyaan untuk melengkapi profil yang hilang. "Positifnya, kami jadi tahu siapa yang benar-benar serius dan aktif mencari jodoh," kata Razi.

Nyatanya, situs biro jodoh yang dibangun Razi cukup sukses. Meski baru diluncurkan secara resmi pada Oktober 2013, pada Januari 2014 situs ini sudah memiliki hampir 10.000 anggota.

Sampai saat ini, Setipe.com sudah memiliki sekitar 500.000 anggota. Setipe.com juga sudah memfasilitasi sekitar 7,5 juta perkenalan dengan 4,5 juta percakapan.

Selain itu, sudah cukup banyak pasangan yang lahir dari situs pencari jodoh yang dibangun Razi ini. Ia memang menyebut tidak mengetahui pasti berapa banyak pasangan yang akhirnya terbentuk melalui situs tersebut.

Tapi, ada beberapa pasangan yang menemukan jodohnya di Setipe.com kemudian mengirimkan undangan pernikahan ke setipe.com. "Sekarang sudah ada 136 undangan pernikahan yang masuk ke kantor kami, tapi kami tidak tahu berja jumlah sebenarnya pasangan yang berjodoh," kata Razi bangga.

Menurut dia, undangan yang masuk dari mantan anggota Setipe.com membuat ia merasa berhasil dalam bisnisnya.

Meski sudah berhasil menjodohkan ratusan pasangan, Razi sendiri masih belum menemukan jodohnya. Asal tahu saja, Razi sendiri bergabung jadi anggota Setipe.com.

"Di sini kan terbuka, jadi terus anggota lain tahu saya founder dan mereka malah tanya-tanya ke saya soal hal teknis," kata Razi terkekeh.

Meski begitu, Razi tak terlalu ambil pusing. Ia lebih fokus membesarkan Setipe.com. "Tahun ini fokusnya memastikan Setipe.com jadi bisnis yang solid," kata dia.

Tahun depan, Razi berencana memperluas layanan Setipe.com dengan menawarkan layanan buku panduan pernikahan. Layanan ini menyasar pasangan yang sudah menikah untuk membantu mengurangi potensi konflik.

Semoga rencana bisnisnya berjalan lancar dan cepat bertemu jodohnya, ya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×