kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ceruk bisnis aplikasi rute kendaraan


Jumat, 03 Oktober 2014 / 14:59 WIB
Ceruk bisnis aplikasi rute kendaraan
ILUSTRASI. Resep Bolu Karamel Sarang Semut Ala Ny Liem (Youtube/Ny liem Heritage)


Reporter: Primasyah Kristanto, Rani Nossar | Editor: Rizki Caturini

Wilayah DKI Jakarta memiliki peran besar baik dari segi pemerintahan maupun perekonomian negara. Tidak heran, mobilitas di kota ini pun sangat tinggi. Setiap hari, masyarakat Jakarta maupun sekitarnya yang bekerja di ibukota, pulang pergi setiap hari untuk melakukan aktivitas masing-masing.

Karena mobilitas yang tinggi itulah, peran kendaraan umum sangat penting bagi sebagian besar masyarakat. Apalagi, problema kemacetan Jakarta yang parah akibat banyaknya kendaraan pribadi yang beredar membuat peran kendaraan umum semakin vital. Namun, sayangnya banyak orang enggan naik kendaraan umum karena stigma kendaraan umum yang tidak nyaman, kumuh, dan panas. Padahal, ini bisa menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi kemacetan ibukota.

Selain itu, alasan lain orang enggan menggunakan kendaraan umum adalah tidak familier dengan jenis kendaraan umum apa yang tepat digunakan untuk mencapai tujuan. Berangkat dari alasan itulah, Robin Dutheil, pengembang situs asal Prancis terinspirasi membuat sesuatu untuk memudahkan masyarakat menggunakan kendaraan umum dalam bentuk teknologi. Maka, dia membuat aplikasi dengan nama Appaja.

Appaja merupakan aplikasi yang dapat diakses melalui ponsel dan juga situs untuk membantu masyarakat Jakarta dalam menggunakan angkutan umum.
Awalnya, Robin, begitu ia biasa disapa, yang sudah tinggal di Jakarta selama 5 tahun ini, merasa kemacetan di Jakarta sudah semakin parah. Maka, ia berinisiatif ingin berkontribusi untuk mengurangi kemacetan dengan membuat orang beralih menggunakan kendaraan umum. Kesulitan masyarakat mendapatkan sumber informasi trayek kendaraan umum di Jakarta itu yang dijadikannya sebagai peluang untuk memulai bisnis.

Appaja yang berdiri pertama kali pada November 2013 di Jakarta, selain diprakarsai Robin sebagai founder, juga dibantu dua rekannya, yaitu Mansoor Riazuddin dan Daisy Darmawati. "Aplikasi ini cukup kompleks, maka diperlukan riset dan tim yang kuat. Kita juga harus bekerjasama dengan pihak terkait, seperti Pemprov DKI dan Dinas Perhubungan," kata Robin.

Robin menamakan aplikasi ini Appaja karena terinspirasi dari angkutan umum Kopaja (Koperasi Angkutan Jakarta). Maka Appaja itu sebetulnya singkatan dari Aplikasi Angkutan Jakarta. "Dan huruf P-nya didobel agar terkesan internasional," kata dia.

Robin membeberkan, sumber dana saat merintis usaha ini berasal dari tabungan dia dan rekannya serta hadiah dari memenangkan kompetisi Startup Asia Hackathon tahun 2013 di Jakarta. Hackathon merupakan ajang kompetisi membuat aplikasi platform di ponsel. Hadiahnya pada saat itu bernilai US$ 1.000.

Robin sudah mengeluarkan uang hampir Rp 20 juta untuk membeli testing device, komputer, server, domain, dan beberapa hal pendukung lainnya. Saat ini, mereka membuka kesempatan bagi investor untuk menanamkan dana guna mengembangkan Appaja lebih lanjut.

Segmentasi Appaja adalah semua kalangan yang sudah atau yang ingin menggunakan angkutan umum. Target utama penggunanya adalah masyarakat dengan status sosial ekonomi menengah ke bawah. Namun, dengan desain yang menarik, tidak menutup kemungkinan nantinya masyarakat menengah ke atas juga bisa menggunakan aplikasi ini.

Robin bilang, saat ini pengguna aktif aplikasi ini bukan hanya warga Jakarta namun juga mereka yang datang dari kota-kota penyangga di Jakarta seperti Tangerang, Bogor, Bekasi, dan Depok. Ada juga pelanggan dari luar Jabodetabek, misalnya Medan, Surabaya, Bandung, atau orang-orang yang sering bolak balik ke Jakarta.

Cocok semua tipe HP

Aplikasi dengan tagline "Traveling in Jakarta has Never Been Easier" ini sekarang masih berbentuk beta yang masih butuh perbaikan dan pengembangan. Meski begitu, saat ini, sudah ada 500 pengguna aktif. Aplikasinya dibuat sederhana dengan kapasitas memori yang rendah sehingga cocok untuk semua jenis tipe ponsel. Pengguna bisa mengunduh lewat semua jenis platform ponsel baik dari Android, iOS, atau Windows Phone. "Dalam waktu 4 bulan, sudah ada 2.000 orang yang mengunduh aplikasi Appaja," kata Robin.

Robin juga mengklaim Appaja adalah pionir aplikasi yang menggabungkan rute dan transportasi umum di Jakarta. Sebab, jika pengguna mengecek rute di Google Maps misalnya, yang ketahuan hanya rutenya, tanpa ada angkutan apa yang bisa dipilih. Di sini, pengguna bisa pilih angkutan, seperti Transjakarta, Metromini, Kopaja, APTB, Mayasari Bhakti, dan bus Patas AC.

Dari beberapa fitur yang disediakan Appaja, Robin bilang, fitur yang paling banyak diakses adalah fitur navigasi. Pengguna bisa mencari rute tercepat ke tempat tujuan. Untuk sementara, fitur yang banyak diakses adalah rute Transjakarta. Sedangkan rute-rute lain, seperti bus sedang, bus besar, dan commuter, belum terlalu optimal.

Robin bilang, beberapa kelebihan Appaja adalah kelengkapan data yang sudah cukup baik, serta memiliki sistem navigasi yang bisa mengombinasikan data untuk memberi informasi beberapa macam angkutan umum dan memiliki kosa kata dasar bahasa Indonesia untuk pengguna asing, seperti turis.

Saat ini belum ada pemasukan dari pengiklan atau sumber lain karena Appaja masih tahap pengembangan. "Semua pengeluaran dan pemasukan masih ditopang dari hadiah kompetisi," tegasnya.       

Aplikasi Appaja masih akan terus dikembangkan. Robin Dutheil, founder Appaja mengatakan, nantinya, pemasukan akan datang dari iklan yang datang seiring bertambahnya pengguna aplikasi ini.

Tahun ini, Appaja fokus akan meluncurkan aplikasi dengan versi yang lebih stabil untuk ponsel berbasis Android. Dengan harapan mendapatkan investor yang mau membenamkan investasinya untuk mengembangkan aplikasi ini, Appaja ke depannya ditargetkan bisa diakses tidak hanya dari aplikasi smartphone. Dengan bekerja sama pihak terkait, aplikasi Appaja juga akan ekspansi ke kota lain, misalnya Bandung atau kota-kota besar lain. "Asal ada dukungan dari Pemda setempat," katanya.

Robin mengaku, selama proses pengembangan aplikasi ini, ada banyak kendala. Robin bercerita, membuat aplikasi untuk Android adalah tantangan yang sangat menarik. Dia berharap Appaja bisa menjadi aplikasi yang unggul di Android. Sebab, kata dia pasar platform ponsel di Indonesia didominasi oleh sistem Android dibanding platform ponsel lain.

Menurut Heru Sutadi, pengamat telekomunikasi dari Indonesia ICT Institute, prospek aplikasi Appaja cukup baik karena aplikasi ini menyediakan informasi direktori dan jadwal angkutan umum di Jakarta yang  masih terbilang jarang.

Namun, aplikasi ini tidak bisa 100% akurat karena sistem transportasi di Jakarta terlalu kompleks dan sulit diprediksi akibat jadwal kedatangan dan keberangkatan angkutan umum di Jakarta yang sering berubah-ubah Oleh sebab itu, Appaja harus update informasi secara rutin Appaja harus mendongkrak aplikasinya dalam segi pemasarannya agar dikenal oleh masyarakat. Selain itu, fitur-fitur di dalam Appaja harus user friendly agar dapat digunakan oleh siapapun khususnya warga Jakarta.                   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×