Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Rizki Caturini
Kendati bukan buah asli Indonesia, budidaya buah campolay tergolong mudah. Gilang Embang, pembudidaya sekaligus penjual buah campolay mengaku hampir tidak pernah merawat tanaman ini.
Bahkan, empat pohon campolay yang tumbuh di pekarangan rumahnya tumbuh dengan sendirinya. “Pohon saya tidak pernah dirawat, tidak pernah dipupuk, mungkin dulu ada yang menanam. Pas saya beli lahan ini, pohonnya sudah besar, tidak pernah saya rawat, tumbuh sendiri. Mungkin dulu ada yang menanam,” terang Gilang.
Menurut Gilang, orang yang dengan sengaja menanam pohon campolay biasanya tidak bisa tumbuh dan berkembang. Namun, jika bijinya secara tidak sengaja tersemai, justru malah tumbuh.
Selama lebih dari 10 tahun Gilang memiliki empat pohon campolay ini, hampir tidak ada hama yang menyerang tanaman ini. Hanya saja, iklim memengaruhi lebat atau tidaknya buah campolay ini. “Kemarin waktu kemarau panjang itu buahnya bagus, lebih banyak dibanding tahun lalu, musim kemaraunya sedikit,” ujarnya.
Sebagai penjual buah campolay, ia memiliki tantangan tersendiri dalam memasarkan buahnya. Kebanyakan konsumen enggan membeli buah campolay yang belum masak benar.
Mereka lebih suka buah campolay masak yang siap makan. Namun jika ia menjual saat masak, konsumen harus segera memakannya karena keesokan harinya rasa campolay akan berubah masam karena cepat busuk.
Gilang menuturkan, buah campolay yang telah masak dapat dilihat dari permukaan kulitnya yang sudah pecah. Jika permukaan kulit campolay sudah pecah, pertanda telah masak. Jika belum pecah, rasa buahnya kurang berasa, bahkan kadang tidak ada rasanya.
Sedikit gambaran, rasa buah campolay mirip ubi Cilembu yang telah dibakar. Teksturnya mirip seperti ubi, lembut dan kaya karbohidrat. Rasanya manis, bahkan kadang melebihi manisnya ubi Cilembu. Terkadang bagi orang yang tidak suka manis, tidak akan mengonsumsi buah ini.
Yudi Praselo, pebudidaya bibit campolay asal Majalengka bilang, membudidayakan campolay sangat mudah. "Walaupun saya cabut dari pohon induk yang sudah jadi untuk dipindahkan, tetap hidup dan tumbuh," ujarnya.
Waktu berbuahnya juga tergolong cepat, dari penyemaian biji membutuhkan waktu 1,5 tahun. Hama tanaman ini juga nyaris tidak ada. Hanya di daerah tertentu saja yang kadang ada satu dua kalong (anak kelelawar). Tanaman campolay tidak tergantung pada pupuk. Namun, jika ingin hasil buahnya maksimal, ada baiknya dipupuk minimal setahun dua kali.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News