kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dari bangku SMP, Putri menjejak dunia usaha


Jumat, 10 November 2017 / 11:30 WIB
Dari bangku SMP, Putri menjejak dunia usaha


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Sejak kecil, Putri Melati sangat menyukai kerajinan tangan. Ia juga gemar membaca buku kerajinan tangan untuk menggali ide. Tak disangka, kegemarannya ini menjadi bekal untuk menekuni dunia usaha. Lewat SisterClay, kini Putri sudah mengantongi omzet  ratusan juta rupiah per bulan.

Tepatnya pada 2010, Putri sudah menjejak dunia usaha. Padahal, saat itu, dia baru duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Setahun kemudian, saat duduk di bangku SMA, dia pun mendirikan SisterClay.

Clay merupakan kerajinan tangan yang berbahan dasar tepung, lilin, bubur koran, bahan roti tawar dan tidak menggunakan bahan-bahan kimia. Layaknya tanah liat, mudah dikreasikan menjadi bentuk apa pun, sesuai keinginan.  

Putri mengendus potensi besar dalam bisnis clay. Sebab, clay bisa dibentuk dan dikembangkan menjadi apa pun. Dia sendiri mengembangkan clay sebagai suvenir dalam bingkai (frame). Produknya banyak dipesan sebagai kado ulang tahun, anniversary maupun graduation.

Di bingkai layaknya hiasan dinding, Putri memberi dua pilihan model, yakni  potrait dan landscape. Ukuran bingkainya  25 cmx15cm. Harganya, Rp 215.000 untuk  frame potrait dan Rp 230.000 untuk frame landscape.

Seiring lajunya bisnis Sisterclay, kini Putri hanya memantau dan mengatur strategi pemasaran dalam bisnisnya. Kesibukannya kuliah memaksanya tak ikut terjun langsung menggarap hiasan clay ini.

Pembelian clay ini biasanya melalui tahap pre-order. SsisterClay sangat mengedepankan desain yang menggemaskan dan juga colourfull. Selain itu, dekorasinya bisa berbentuk rumah, pesta, ulang tahun, pengantin laki-laki dan perempuan, lamaran, kamar, dan masih banyak lainnya Putri pun rajin meluncurkan varian baru untuk menyegarkan pasar.

Berpusat di Yogyakarta, konsumen SisterClay datang dari seluruh penjuru Indonesia. Saat ini, pengiriman terjauhnya ke Papua. “Ada permintaan ke luar negeri, tapi saya masih fokus pasar dalam negeri dulu," ujar Putri. Dalam sebulan, usaha SisterClay bisa menerima 400-500 bingkai.

Bermula dari tetangga, kini meluas di Indonesia

Awal mula bergelut dengan clay, Putri Melati Kusumaningrum membuat gantungan kunci. Saat itu, dia hanya ingin mengumpulkan koleksi pribadi.

Saat teman-temannya melihat kreasi clay Putri, mereka pun terkesan dan memesan gantungan kunci. Dari gantungan kunci, Putri juga membuat pajangan foto.

Pesanan pun bertambah banyak. Dari lingkungan sekolah di Yogyakarta, pasar kreasi Sisterclay ini merambah masyarakat umum, hingga ke seluruh Indonesia.

Saat ini, puluhan order datang tiap hari. Putri bilang, sejauh ini masih fokus menggarap pasar online. Ia menemukan kenyamanan di media penjualan secara daring ini. Lantaran pesanan terus berdatangan, Putri pun memutuskan membuka workshop.

Bagi hidupnya, bisnis clay ini telah membawa Putri meraih segala keinginannya. Salah satunya, dia sudah bisa membiayai kuliahnya sendiri. Saat ini, Putri masih mengenyam pendidikan di Universitas Gajah Mada (UGM). Bahkan, ia mengambil program double degree. Di UGM, Putri belajar Bahasa Prancis, di Universitas Pembangunan Yogyakarta, ia mengambil jurusan manajemen.

Seiring dengan pertumbuhan bisnisnya, Putri telah menyiapkan berbagai ide dan inovasi untuk mengembangkan Sisterclay. Sayangnya, lantaran masih berkutat dengan kesibukan kuliah, dia pun mengalami kesulitan untuk mengelola bisnisnya secara mandiri.

Kendala terbesarnya adalah soal pembagian waktu. Apalagi, dia kuliah di dua universitas sekaligus.  Di saat yang sama, harus menyelesaikan tanggung jawabnya di kampus dan memenuhi order yang datang.

Maklum, saat ini, Sisterclay sedang berada di puncak penjualan. Meski Putri sudah memiliki sejumlah karyawan, namun dia tetap berkepentingan untuk memantau langsung bisnisnya.

Sebab, pengalaman buruk pernah menyertainya. Pada 2015 silam, seorang karyawan menipunya. Karyawannya itu menggelapkan dana hingga ratusan juta.

Dari pengalaman itu, Putri pun melakukan berbagai pembenahan. Salah satunya, memperbaiki standar operasional dan prosedur yang dinilainya masih lemah saat itu. "Pengalaman adalah pelajaran yang paling berharga," kenangnya.

Fokus garap pasar online agar bisnis berkelanjutan

 

Meski terlihat sederhana, kerajinan clay membutuhkan jiwa seni dan imajinasi yang tinggi. Sebab, pembuatnya harus bisa merancang bentuk dan warna sesempurna mungkin. Dengan ukuran yang mini, kesabaran dan ketekunan menjadi modal lainnya. 

Tak heran, pemain bisnis clay tak pesat perkembangannya. Bahkan, menurut Putri Melati, pemain besarnya masih bisa dihitung dengan jari. Oleh karena itu, bagi Putri, ini menjadi kesempatan baginya untuk memperbesar bisnisnya.

Putri pun memilih fokus pada jalur online untuk memperluas jaringan pemasarannya. "Saya terus mendalami berbagai strategi penjualan dalam sistem daring ini," ujar dia. Saat ini, Putri baru memiliki satu akun media penjualan online, yakni Instagram.

Bagi Sisterclay, penjualan secara online merupakan pilihan tepat. Era digital yang semakin berkembang, konsumen pasti tak lepas dari handphone. Apalagi, saat ini online shop semakin berkibar.

Putri pun mempunyai visi untuk terus memberikan yang terbaik bagi konsumen Sisterclay. Sebagai pebisnis clay, dia juga ingin terus menjadi yang terdepan.

Namun, bisnis juga tak lepas dari sebuah kendala. Putri mengatakan kendala nya saat ini adalah mempertahan penjualan yang telah direngkuhnya saat ini. Meski mulai serius menggarap pasar online, dia menyimpan kekhawatiran soal seberapa lama penjualan online dapat bertahan. Kini, penjualan komposisi penjualan offline dan online adalah 50:50.

Selain itu, Putri juga masih bingung untuk mendapatkan efisiensi dari sisi tenaga kerja. Sebab, seiring dengan penjualan yang meningkat, dia juga harus mempersiapkan karyawan yang lebih banyak lagi. "Jadi harus lebih memperdalam lagi strategi penjualan baru, supaya seimbang dengan produksi dan tak mengewakan konsumen," ungkapnya.

Dia pun berharap, usahanya terus berkelanjutan. Oleh karena itu, tak henti-hentinya Putri merilis produk baru. Harapan terbesarnya adalah Sisterclay bisa membuat produk clay dengan bentuk real human atau mirip sekali seperti orang.

Kini, selain berkiprah sebagai entreprenuer, Putri mengaku sudah sering berbagi pengalaman dalam acara kewirausahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×