kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

David sukses menjadi pelopor industri game lokal


Minggu, 21 Oktober 2012 / 20:15 WIB
David sukses menjadi pelopor industri game lokal
ILUSTRASI. Gaya hidup & pola makan tak sehat dapat memperburuk risiko penyakit jantung. KONTAN/Ghina Ghaliya Quddus


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Havid Vebri

David Setiabudi termasuk salah seorang pelopor industri gim (game) lokal. Ia terjun ke usaha ini sejak tahun 2003 dengan mengusung brand Divinekids.

Sejak masih sekolah menengah atas (SMA), David sudah hobi bermain game. Hobi itu pula yang mendorongnya terjun ke usaha pembuatan game ini. Awal menajdi produsen game, ia tidak langsung berorientasi laba.

Pria 36 tahun ini mengaku, niat awalnya membuat piranti lunak game untuk alasan sosial. Makanya, di awal-awal menjadi produsen game, ia menggratiskan semua orang yang ingin mengunduh game buatannya di internet.

Game buatannya itu ditaruh di website miliknya. Lantaran banyak pengunjung, banyak orang tertarik untuk memasang iklan di website milik alumnus Seni Rupa dan Desain Universitas Tarumanegara itu. Maka, David pun mendapatkan sedikit pemasukan.

Lambat-laun ia pun mulai membisniskan permainan yang diproduksinya. Sejak dua atau tiga tahun lalu ia kerap mendapat order dari sejumlah perusahaan yang ingin menggunakan game buatannya sebagai sarana promosi dan lain-lain.

Satu proyek pembuatan game dia pasangi tarif Rp 15 juta. Dalam sebulan, ia bisa mendapat beberapa kali proyek. Sayang, David ogah menyebut omzet pasti dari usahanya. Ia mengaku, kerap mendapat order dari perusahaan asing, seperti dari Korea dan Taiwan.

Namun, seringkali, setelah sebuah proyek game selesai dikerjakan, perusahaan pemesan tidak memakai namanya sebagai pencipta game tersebut. Menurutnya, sudah menjadi rahasia umum, orang luar negeri tidak mengakui nama orang Indonesia.

Alhasil, game yang dipesan dibeli secara putus. Dengan cara itu, setelah membayar mereka tidak menggunakan nama penciptanya lagi. Selain di luar negeri, ia juga melayani pesanan di dalam negeri.

Menurut David, permintaan gim di dalam negeri terus meningkat sekarang ini. Makanya, kini ia lebih fokus melayani pesanan dari dalam negeri. "Sekarang saya banyak mengerjakan proyek pembuatan game di dalam negeri," katanya.     

Menurut David, proses pembuatan game tidaklah gampang. Membuat game harus melibatkan kreativitas dan daya pikir yang kuat. "Membuat game itu sama seperti kita menjual pikiran, bagaimana agar sebuah game bisa menarik," ujarnya.

Bagi David, ada dua hal penting yang harus diperhatikan dalam membuat sebuah game: yakni membuat program dan membuat grafik. Dua hal ini tidak mudah dikerjakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×