kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dari sini asal lemper yang dijual di pasar jajan Jakarta (1)


Jumat, 09 Februari 2018 / 10:35 WIB
Dari sini asal lemper yang dijual di pasar jajan Jakarta (1)


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Sebagai kota terdekat dengan ibukota, Kota Tangerang Selatan sama sibuknya dengan Jakarta. Banyak orang yang mengadu nasib di wilayah tersebut.  

Seperti yang terlihat di salah satu kecamatannya, yakni Kecamatan Larangan. Di wilayah tersebut, tepatnya di daerah Kreo, ada satu tempat bermukim para perantau asal Cilacap, Jawa Tengah. Mereka sama-sama mencari peruntungan lewat bisnis kue basah seperti lemper, bolu kukus, dan lainnya. 
 
Berdasarkan  penelusuran KONTAN, lokasi ini memang dikenal sebagai pusat produksi jajanan pasar terutama lemper sejak 30 tahun lalu. Para pemilik usaha merupakan mereka yang sebelumnya menjadi pekerja alias buruh kue di sana. 
 
Ada lebih dari 10 produsen lemper dan kue basah di Kreo. Lokasi ini cocok dijadikan tempat kulakan serta berburu aneka kue basah. 
 
Kawasan Kreo ini cukup dekat dengan tol JORR. Jika melalui jalan tol tersebut, Anda bisa keluar di pintu tol Ciledug. Lantas, melanjutkan perjalanan arah Ciledug. Asal tahu saja, Kreo ini tak jauh dari pusat tekstil Cipadu. Sebagai penanda, adalah batas adanya batas kota berupa gapura.  
 
Ada baiknya, Anda menggunakan kendaraan pribadi bila ingin berkunjung. Tidak disarankan menggunakan kendaraan roda empat karena lokasi si pembuat kue masuk dalam area perkampungan dengan jalan kecil yang hanya muat untuk kendaraan roda dua. 
 
Para produsen kue ini sudah menggeluti bisnis ini lebih dari 15 tahun. Seperti Kuswanto yang sudah membuat lemper sejak tahun 1980-an.  
 
Awal mulanya, Kuswanto belajar membuat kue dari sang bos, pemilik toko kue di Blok M. Mulai lemper, kue sus, lapis surabaya, hingga pukis pun fasih dipelajarinya. 
 
Setelah merasa mempunyai ketrampilan yang cukup dan  tersedia modal, Kuswanto membuka usaha sendiri. Dia pun menyewa sebuah rumah mungil untuk dijadikan lokasi produksi. 
 
Sehari-hari dia dibantu dua orang karyawan dalam tahap produksi. Dalam sehari ia mengolah 50 kilogram beras ketan. Seluruh hasilnya  dijual dipasar kue Blok M dan Pasar Senen. 
 
Biasanya, dia mulai memproses pembuatan lemper pada pukul 07.00 pagi. Lantas, pada pukul 19.00, ia mulai membuka tokonya di Blok M. Harga lemper buatannya dipatok Rp 700 ukuran kecil dan Rp 1.200 untuk ukuran besar. 
 
Produsen lemper lainnya adalah Kasmanto. Sama dengan rekannya dia pun sudah belajar membuat kue sedari bujang, sekitar tahun 1985. Selang dua tahun menjadi karyawan, laki-laki yang lebih akrab disapa Kasan ini memutuskan membuka usaha sendiri. 
 
Saat ini, dia dibantu oleh dua orang anaknya untuk memproduksi lemper. Dalam sehari, ia mengolah 25 liter beras ketan. Berbeda dengan Kuswanto, Kasan menitipkan lemper ke pedagang kue di Pasar Kebayoran Lama dan Blok M. 
 
Dia membanderol harga lemper buatannya Rp 800 untuk yang berukuran kecil dan Rp 1.200 untuk ukuran besar. Biasanya para pedagang bakal mengambil untung sekitar Rp 200-Rp 300 tiap lemper sebelum dijual ke konsumen.   
 
(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×