kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Doddy tinggalkan profesi guru demi gitar (2)


Rabu, 30 September 2015 / 13:13 WIB
Doddy tinggalkan profesi guru demi gitar (2)


Reporter: Rani Nossar | Editor: Tri Adi

Kegemarannya bermain gitar membawa Doddy Hernanto menjadi produsen gitar. Profesinya menjadi guru matematika pun dia tinggalkan. Doddy merintis pembuatan gitar secara otodidak serta referensi dari berbagai sumber.

Menjadi seorang pengusaha pembuat gitar ternama yang diakui hingga ke luar negeri tidak pernah ada di benak Doddy Hernanto. Baginya, gitar tidak lebih digunakan untuk kesenangan saja. Doddy remaja pernah tergabung dalam sebuah group band dan sering pentas di panggung-panggung di Surabaya. Bahkan saat SMA dia sempat beberapa kali tampil dalam program televisi di TVRI.

Sampai kuliah pun, hobinya tetap berjalan. kemahirannya bermain gitar terus terasah hingga Doddy bisa bermain beberapa gitar dengan satu jari. Namun, pria kelahiran Mojokerto, 24 November 1961 ini malah memutuskan kuliah jurusan Matematika di IKIP Negeri Surabaya (sekarang Universitas Negeri Surabaya) lantaran dia juga suka pelajaran ini. Setelah lulus, Doddy lantas menjadi seorang guru matematika selama 20 tahun.

Namun, kegemarannya bermain gitar masih terus berjalan. Kemampuan Doddy bermain gitar dengan satu jari sejak dulu membuat Doddy bergabung menjadi pegawai di Majalah Hot Chord. Teknik open tuning guitar atau memainkan gitar dengan satu jari sering Doddy sosialisasikan ke siswa-siswa sekolah musik dan mahasiswa di Jawa Timur.

Sampai akhirnya ide membuat gitar sendiri muncul saat ngobrol santai dengan adik angkatnya, Tommy Kaihatu dan Chris Kaihatu yang juga hobi mengoleksi dan bermain gitar. Kebetulan Doddy dan kedua adiknya sama-sama suka gitar, dan sama-sama bekerja sebagai pendidik. Doddy mengajar matematika di SMA Stella Maris Surabaya sedangkan kedua adiknya menjadi dosen di Universitas Ciputra dan Universitas Kristen Petra.

Profesi sebagai guru matematika pun sudah ditinggalkan. Pada 2009, mereka mulai mencari ide untuk membuat gitar. Doddy banyak melakukan riset dan melakukan trial and error. Mulai dari ide kreatif, desain, hingga eksekusi pembuatan Doddy yang buat. Sedangkan adiknya lebih mengurusi modal usaha dan keuangan. "Hingga di tahun 2010 baru secara resmi kami memproduksi gitar sambil tetap bekerja di Hot Chord. Posisi saya sudah jadi Pemred saat itu, jadi tidak harus ke kantor setiap hari, " kata Doddy.

Saat merintis usaha pembuatan gitar, dia ingin membuat gitar yang berbeda dari gitar pada umumnya. Doddy sempat bekerjasama dengan seniman seperti Wayan Balawan, gitaris Jazz asal Bali yang terkenal dengan teknik bermain gitar touch tapping style, yakni bermain gitar dengan cara menyentuh senar nyaris tanpa dipetik. Selain itu, Doddy juga menggandeng Wayan Tuges, pembuat gitar dengan ukiran khas Bali.

Doddy mengaku tidak pernah sekolah atau pun belajar secara khusus dalam membuat gitar. Semuanya ia pelajari dari buku-buku, majalah musik dari dalam dan luar negeri, hingga video tutorial. "Adik saya Tommy pernah belajar membuat gitar beberapa bulan ke Amerika Serikat," kata dia.

Doddy kerap datang ke kampus ke kampus serta sekola musik di Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali untuk promosi. "Awalnya banyak yang menyangka kalau gitarnya ini produk impor, mereka tidak percaya jika Rick Hanes adalah produk Indonesia," kata dia.   

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×