kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Duh, legitnya untung dari martabak Bandung


Jumat, 19 November 2010 / 09:50 WIB
Duh, legitnya untung dari martabak Bandung
ILUSTRASI. Kasus AISA


Reporter: Mona Tobing, Fahriyadi | Editor: Tri Adi

Saat ini, hampir di setiap penjuru kota, kita bisa menemukan penjual martabak. Maklum, kudapan manis ini memang punya banyak penggemar. Tak heran, biarpun banyak penjual martabak legendaris yang bertahan, ada saja orang yang ingin menjajal bisnis makanan itu.

Setelah puluhan tahun melayani penggemar martabak di Bandung, Martabak San Fransisco akhirnya menawarkan kemitraan mulai tahun ini. Sekadar informasi, gerai martabak yang berdiri di Jalan Buranrang, Bandung, ini lahir di tangan Adjun sejak 1967 silam. Kini, gerai martabak ini dikelola oleh anaknya, Laurensius Buyung.

Laurensius pun berniat mewujudkan cita-cita ayahnya yang ingin menjadikan Martabak San Fransisco go international. Namun, terlebih dulu, Laurensius menawarkan kesempatan bagi mitra yang ingin membuka gerai di seluruh pelosok Indonesia.

Meski banderol martabak San Fransisco mahal, Laurensius bilang, produknya terkenal enak. Soalnya, ia menggunakan bahan-bahan yang berkualitas. Selain itu, Laurensius pun memakai mesin otomatis untuk mengontrol kualitas adonan martabaknya.

Lantaran berbagai kelebihan itu pula, Laurensius merasa tak gentar dengan banyaknya jenis martabak yang ada di pasar. Ia juga menyediakan martabak dalam pelbagai ukuran. "Kami menyesuaikan kocek pembeli dengan ukuran martabak, yakni small, medium, dan large," ujarnya.

Selain ukuran, seperti gerai martabak lain, Martabak San Fransisco juga menawarkan beraneka rasa. Namun, yang paling digemari pembeli adalah rasa keju wijen, kacang cokelat, dan pandan keju. Pembeli pun bisa menikmati bermacam rasa tersebut dalam satu loyang martabak.

Laurensius menawarkan dua paket kemitraan Martabak San Fransisco. Selain dari nilai investasi, ia membedakan harga jual martabak dari kedua jenis paket ini.

Paket pertama, Paket Gold. Nilai investasinya sebesar Rp 90 juta. Laurensius menetapkan harga jual martabak pada paket ini berkisar Rp 15.000 hingga Rp 27.000 per loyang. "Harga martabak Paket Gold yang paling terjangkau," ujar dia.

Paket kedua, yakni Paket Platinum memiliki nilai investasi Rp 105 juta. Pada paket ini, harga jual martabak dipatok antara Rp 25.000 sampai Rp 50.000 seloyang.

Dalam kedua paket ini, Laurensia akan menyediakan pelbagai peralatan, seperti mixer, meja stainless steel, booth, neon box, dekorasi tempat usaha, dan bahan baku untuk dua hari. Ia hanya membedakan ukuran booth serta meja pada tiap-tiap paket.

Jika calon mitra mempunyai lokasi yang bagus, kata Laurensius, gerai mitra bisa meraup omzet minimal Rp 30 juta setiap bulan. Nah, "Dengan omzet itu, margin bersih yang bisa diperoleh sekitar 40%," ungkap dia.

Ia pun berasumsi, jika mitra yang mengambil Paket Gold bisa menjual 35 loyang sehari, modal bisa kembali dalam waktu 8,5 bulan. Sementara itu, dengan jumlah loyang yang terjual sama, mitra yang memilih Paket Platinum bisa mendapat modalnya kembali dalam waktu 7,5 bulan.

Menurut Amir Karamoy, Ketua Dewan Pengarah Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia, prospek bisnis martabak masih cukup mengkilap. "Investasi hingga ratusan juta dengan perhitungan balik modal 9 bulan, rasanya cukup rasional," ujarnya. Namun, ia menambahkan, sebagai makanan yang sering dibawa pulang, selain rasa, pemilik harus memperhatikan kemasan.

Martabak San Fransisco
Jl. Burangrang No. 42,Bandung
Telp. (022) 70796999
www.mrbuyung.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×